Dulu sewaktu kuliah di Jogja selama empat tahun, saya pernah punya cita-cita suatu saat bisa menetap di kota ini.
Ya, suatu saat. Entah berapa tahun lagi. Dua puluh lima tahun mungkin. Setelah saya menjalani karier yang saya impikan. Setelah saya keliling dunia. Setelah saya lelah dengan hiruk-pikuk kota metropolitan, saya ingin kembali ke Jogja.
Nyatanya, jalan membawa saya kembali ke Jogja hanya empat tahun setelah saya meninggalkan kota ini. Saya pindah bersama suami, menanggalkan KTP lama dan resmi menjadi penduduk Jogja.
Learn from the experts: Create a successful blog with our brand new course
WordPress.com is excited to announce our newest offering: a course just for beginning bloggers where you’ll learn everything you need to know about blogging from the most trusted experts in the industry. We have helped millions of blogs get up and running, we know what works, and we want you to to know everything we know. This course provides all the fundamental skills and inspiration you need to get your blog started, an interactive community forum, and content updated annually.
Tips Gagal
Pada akhir 2017, saya membaca beberapa artikel yang menginspirasi dan membuat saya merenung, salah satunya tulisan yang berjudul ‘A Year of Buying Nothing’. Sang penulis mempraktikkan hidup setahun dengan hanya membeli barang-barang yang dibutuhkan (umumnya kebutuhan rutin seperti sabun, sampo, dsb), membuat daftarnya sejak awal tahun, dan konsisten pada daftar tersebut.
Wah, boleh juga nih dicoba, pikir saya. Meskipun, pikir saya lagi, agak sulit menerapkan batasan untuk pembelian buku. Selalu saja ada buku yang menarik setiap saat. Ya sudah, kita mulai dari pembelian pakaian saja bagaimana?
Makkah dan Madinah: Dua Persinggahan
Suatu siang, di antara lautan manusia di Masjidil Haram, air mata ini tertahan. Kemudian tak lama, tangis pecah. Tangis dalam sunyi. Tangis di antara entah berapa puluh ribu manusia yang terpekur menunduk ke tempat sujud di sekeliling Ka’bah.
Sunyi di antara takbir, i’tidal, dan sujud. Tangis di antara lantunan ayat-ayat Alquran dan bacaan-bacaan shalat yang dilafalkan lirih. Rasa sedih yang seringkali datang membuncah ketika mengingat bahwa semua ini takkan lama. Bahwa Makkah dan Madinah ini hanyalah persinggahan untuk kemudian kami melanjutkan hari-hari sebagaimana biasa.
Crazy Rich Asians (2018)
Kisah cinta lelaki kaya dan perempuan biasa saja? Banyak! Dari sinetron, telenovela, sampai film, tema itu nampaknya cukup sering diangkat. Terdengar klise? Bisa jadi. Tapi kisah itu dikemas dengan apik dalam film Crazy Rich Asians.
Sebelum film ini dirilis, saya melihat beberapa teman yang berbagi tentang novel Crazy Rich Asians di media sosial. Melihat judul dan cover bukunya, saya berpikir ini adalah chicklit dan awalnya tidak terlalu tertarik. Tetapi kemudian saya membaca beberapa review kalau ceritanya bagus, baik buku maupun filmnya. Hal itulah yang kemudian menggerakkan saya pergi ke bioskop.
Ada Apa dengan Pajak Ekspor Jasa?
Sektor jasa merupakan salah satu sektor yang saat ini menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Hal ini juga tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan. DDTC Fiscal Research (2018) dalam rekomendasi kebijakannya menyebutkan bahwa sektor jasa berperan penting dalam pembangunan Indonesia melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja sekaligus meningkatkan kapasitas dan kualitas tenaga kerja tersebut. Selain itu, sektor jasa (misalnya transportasi dan logistik) juga berperan sebagai pendukung (enabler) sektor lainnya. Manifestasi dari prioritas pemerintah terhadap sektor jasa di antaranya adalah upaya untuk mengembangkan sektor jasa sekaligus memperbaiki neraca perdagangan sektor jasa yang selama ini seringkali negatif. Dengan kata lain, pemerintah berikhtiar untuk meningkatkan kinerja ekspor jasa.
Adakah yang belum familier dengan ekspor jasa?
Baik-baik saja
Suatu waktu saya pernah mengobrol dengan seorang teman via DM Instagram. Kalau tidak salah, ia kala itu menanggapi tulisan di blog saya yang membahas pertanyaan ‘Udah Isi?‘.
“Kalau gue biasanya jawab, ‘rezekinya masih yang lain’,” katanya.
Saya sepakat dengan pernyataan tersebut.
Iya, rezeki setiap orang berbeda-beda. Ada yang diberikan rezeki (dan amanah) anak tak lama setelah menikah, ada yang punya karir bagus, ada yang melanjutkan sekolah, ada yang memulai bisnis sendiri, dan mungkin ada yang (kelihatannya) punya semuanya. 🙂
Ambassador
I’ve been an active member of Couchsurfing since 2012 and so far I am beyond grateful to encounter and interact with many wonderful people along the way. This week we hosted two German travelers, Johannes and Astrid, through Couchsurfing platform (yess.. we’re now hosting again after more than a year off). They have been traveling by bike for fourteen months now, started from Armenia through Iran, some ex Soviet countries, Mongolia, China, India and Southeast Asian countries.
Ramadhan di Rantau: Berkenalan dengan Malta
Pernah mendengar sebuah negara bernama Malta? Kalau diintip di peta, negara kepulauan ini berada di selatan Italia, di tengah Laut Mediterania. Dengan populasi sekitar 400.000 orang, Malta merupakan salah satu negara terkecil dengan penduduk terpadat. Negara ini terdiri dari tiga pulau, yaitu Malta, Gozo, dan Comino. Sewaktu saya masih di Belanda, cukup sering ‘berseliweran’ tiket pesawat ke Malta saat sedang browsing tiket. Sayangnya, kala itu belum ada rezeki untuk mengunjungi negara tersebut.
Continue reading “Ramadhan di Rantau: Berkenalan dengan Malta”
Internasionalisasi Pendidikan Tinggi
Bukan hanya toko atau perusahaan yang bisa membuka cabang. Institusi pendidikan tinggi pun sudah lumrah memiliki cabang di negara lain. Dengan demikian, kita tak hanya mengenal perusahaan transnasional, namun juga lembaga pendidikan transnasional. Di negara-negera tetangga seperti Malaysia dan Singapura, terdapat sejumlah cabang dari universitas asing. Saya jadi ingat, ada beberapa teman yang berkuliah di negara tetangga namun kampusnya adalah kampus asal Eropa. Selain kedua negara tetangga, contoh lainnya adalah Tiongkok. Universitas-universitas asing berlomba memasuki pasar Tiongkok. Ya, bagaimanapun juga, pendidikan tinggi merupakan bagian dari sektor jasa yang tentu saja mencari pasar yang paling potensial.
Ramadhan di Rantau: Suka Duka di Negeri Sakura
Surprise!
Sebelum beranjak ke Malta, cerita Ramadhan di Rantau kali ini akan singgah dulu ke Negeri Sakura. Ya, kali ini saya ngobrol-ngobrol dengan seorang teman yang sudah lebih dari sepuluh tahun tinggal di Jepang. Gibran (30) memulai perjalanannya di Jepang pada 2006 ketika ia mendapatkan beasiswa Monbukagakusho (beasiswa pemerintah Jepang) untuk studi jenjang D3. Masih dengan beasiswa, ia melanjutkan studi sampai dengan jenjang S2. Kini Gibran sudah bekerja dan berkeluarga di sana. Ia tinggal di kota Fuji bersama istrinya, Sofya, dan putrinya Hana. Sofya merupakan peraih beasiswa yang sama dengan Gibran dan kini bekerja di bidang suplemen kesehatan.
Continue reading “Ramadhan di Rantau: Suka Duka di Negeri Sakura”