Movies, Review

Kotaro Lives Alone: Tontonan Ringan yang Sarat Makna

kotaro 2

Sebuah apartemen sederhana tiba-tiba kedatangan warga baru: Kotaro Sato (Eito Kawahara), seorang anak berusia lima tahun yang tinggal sendirian. Shin Karino (Yu Yokoyama), seorang seniman manga yang menjadi tetangga sebelahnya, merasa heran akan kehadiran Kotaro. Terlebih lagi, sebetulnya pemilik apartemen tersebut melarang adanya anak kecil.

Lagi pula, mengapa Kotaro tinggal sendirian? Di manakah orang tuanya? Misteri itu pelan-pelan terkuak pada tiap episodenya.

Continue reading “Kotaro Lives Alone: Tontonan Ringan yang Sarat Makna”

Advertisement
Movies, Review

Reply 1988: Drama Korea yang Keluar Jalur

Pernahkan membaca buku atau menonton film/serial dan berakhir merasa sayang sama tokoh-tokohnya? Itulah yang saya rasakan setelah menonton Reply 1988, drama Korea (drakor) yang tayang perdana di TVN tahun 2016.

Meskipun saya bukan pecinta drakor garis keras, saya terkadang menonton jika ada rekomendasi drama yang bagus dan saat saya cukup punya waktu untuk menonton (karena keinginan untuk menonton tak selalu sejalan dengan tersedianya waktu dan energi ya, hehe..). Jadi, bisa dihitung sih judul drama yang sudah saya tonton.

Continue reading “Reply 1988: Drama Korea yang Keluar Jalur”
Movies, Review

Marriage Story (2019)

download.jpg

Rasanya, deskripsi Netflix tentang film ini – a marriage coming apart and a family staying togetheramatlah sesuai. Sebagian orang mungkin merasa frustasi menonton film ini. Sebagian mungkin bosan. Hal ini dikarenakan begitu banyak rentetan dialog (termasuk argumen) di dalamnya. Jujur saja, ini memang bukan film yang menghibur, namun bagi saya pribadi, banyak pelajaran di dalamnya.

Marriage Story bercerita tentang sepasang suami-istri Charlie (Adam Driver) dan Nicole (Scarlett Johansson) serta anak semata wayang mereka, Henry. Jika hanya menonton trailer di bawah ini, kita mungkin akan mengira ini adalah kisah cinta romantis. Namun, nyatanya, narasi manis dari Charlie tentang Nicole dan sebaliknya, adalah usaha dari konselor pernikahan mereka agar keduanya dapat mengingat kembali alasan mereka saling mencintai dan melihat sisi positif dari masing-masing. Sayangnya, hal itu tidak terjadi.

Continue reading “Marriage Story (2019)”

Movies, Review

Bebas (2019)

1568023604-image
Foto: Miles Production

Aaah… Rasanya masih tersisa rasa bahagia seusai menonton film Bebas. Seperti biasa, saya lebih tergerak ke bioskop saat ada film Indonesia yang bikin penasaran. Kali ini, pilihan jatuh ke film Bebas. Apalagi ini adalah produksi Miles Film dan disutradarai Riri Riza, sehingga saya menaruh kepercayaan tersendiri.

Bebas merupakan adaptasi dari film Korea berjudul Sunny. Karena saya belum menonton Sunny, maka saya tidak punya perbandingan apapun di kepala. Sekilas, mungkin film ini terlihat seperti kisah persahabatan anak muda biasa: yang gaul, punya geng, populer, dan punya pengaruh di sekolah. Tetapi, Bebas lebih dari itu. Dalam film ini beriringan dua lini waktu yang berbeda, yaitu Geng Bebas saat SMA dan tokoh-tokoh geng tersebut versi dewasa, di mana masing-masing menjalani kehidupan yang berbeda. Ada Kris, Vina, Jessica, Gina, Jojo, dan Suci.

Continue reading “Bebas (2019)”

Movies, Review

Bumi Manusia – Film (2019)

Selama beberapa bulan belakangan, kabar mengenai film Bumi Manusia sudah ramai diperbincangkan. Dari diskusi hangat sampai debat sudah santer di kalangan warganet. Terlebih, film yang diadaptasi dari mahakarya Pramoedya Ananta Toer ini disutradarai Hanung Bramantyo. Sontak banyak warganet khawatir Hanung akan mendramatisasi ala sinetron (bagi yang pernah menonton film besutan Hanung seperti Ayat-Ayat Cinta dan Rudy Habibie mungkin cukup paham).

Sebetulnya, bukan kabar baru bahwa Bumi Manusia akan diangkat ke layar lebar. Pada masa kuliah dulu (katakanlah sekitar sepuluh tahun lalu), sempat beredar kabar bahwa buku ini akan diadaptasi menjadi film dengan arahan sutradara Garin Nugroho. Tahun berganti namun tak kunjung ada kelanjutan dari kabar tersebut. Rupanya, selama beberapa tahun belakangan memang ada sejumlah usaha dari sineas Indonesia untuk memfilmkan ‘Bumi Manusia’. Namun akhirnya Hanunglah yang mendapat kepercayaan (dan tentunya rezeki) untuk menyutradarainya (baca: Kenapa Film Bumi Manusia Harus Saya?)

Continue reading “Bumi Manusia – Film (2019)”

Movies, Review

Crazy Rich Asians (2018)

Kisah cinta lelaki kaya dan perempuan biasa saja? Banyak! Dari sinetron, telenovela, sampai film, tema itu nampaknya cukup sering diangkat. Terdengar klise? Bisa jadi. Tapi kisah itu dikemas dengan apik dalam film Crazy Rich Asians.

Sebelum film ini dirilis, saya melihat beberapa teman yang berbagi tentang novel Crazy Rich Asians di media sosial. Melihat judul dan cover bukunya, saya berpikir ini adalah chicklit dan awalnya tidak terlalu tertarik. Tetapi kemudian saya membaca beberapa review kalau ceritanya bagus, baik buku maupun filmnya. Hal itulah yang kemudian menggerakkan saya pergi ke bioskop.

Continue reading “Crazy Rich Asians (2018)”

Movies, Review

Jelita Sejuba (2018)

Jelita

Beberapa waktu lalu, Putri Marino mengunggah poster film terbarunya di akun Instagram. Judul filmnya adalah ‘Jelita Sejuba: Mencintai Kesatria Negara’. Sewaktu melihat nama-nama pemainnya, banyak nama yang tidak saya kenal, termasuk pemeran utama prianya, Wafda Saifan. Meskipun begitu, saya penasaran ingin menonton Jelita Sejuba. Alasan sederhananya, karena saya suka akting Putri Marino dalam film Posesif. Berperan sebagai Lala, akting Putri terlihat alami, effortless, dan jujur. Kualitas aktingnya pun dibuktikan dengan raihan Piala Citra 2017 untuk kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik. Jadi, saya punya ekspektasi bahwa film ini pun akan bagus.

Continue reading “Jelita Sejuba (2018)”

Movies, Review

Sebulan Pengabdi Setan

Sudah lebih dari 30 hari dan ‘Pengabdi Setan’ masih tayang di bioskop. *tepuk tangan* Kalau diingat-ingat, kali terakhir saya nonton film horor di bioskop itu tahun 2011 atau 2012. Waktu itu nonton Insidious. Itu pun sebetulnya hanya karena ikutan nonton bareng beberapa teman. Nah, kalau terakhir nonton film horor Indonesia… itu lebih lama lagi. Film ‘Bangsal 13’ itu tahun berapa ya?  Hehe. Oh… 2004 (habis googling), berarti sudah lebih dari sepuluh tahun. Maklum laaah.. film horor Indonesia beberapa tahun belakangan identik dengan horor berbalut adegan vulgar. Seolah-olah, hal vulgar menjadi satu-satunya yang dianggap bisa menarik perhatian penonton, bukan cerita yang digarap serius maupun aktor dan aktris dengan kemampuan akting yang baik.

Continue reading “Sebulan Pengabdi Setan”

Movies, Review

Mendamba Banda

REMPAH-REMPAH. Komoditi perdagangan yang saya kenal lewat pelajaran Sejarah. Sewaktu duduk di bangku sekolah dasar, saya merasa tidak mendapat jawaban mengapa orang Belanda sampai repot-repot berlayar melintasi samudera demi rempah-rempah. Sebut saja pala dan cengkeh, dua dari sekian hasil bumi yang diincar oleh Belanda. Semasa kecil, saya mengenal keduanya karena di sekitar lingkungan sekolah saya ada pohon cengkeh, sedangkan pala saya kenal lewat jajanan di kantin sekolah (manisan pala). Apa yang spesial dari keduanya sampai-sampai bisa menyebabkan pertumpahan darah?

Seiring waktu, saya punya semakin banyak sumber informasi mengenai pertanyaan yang ada di kepala saya semasa SD dulu, salah satunya lewat film.

Continue reading “Mendamba Banda”

Movies, Review

Mari Ber-Ziarah

Tepuk tangan penonton memenuhi salah satu ruang bioskop Empire XXI Yogyakarta begitu film yang diputar berakhir.  Muncullah di layar nama-nama pemeran dalam film tersebut: Mbah Ponco Sutiyem sebagai Mbah Sri, Rukman Rosadi sebagai Prapto, dan sederetan nama lain, yang umumnya bukan merupakan aktor dan aktris kondang. Dari deretan nama tersebut, ada pula nama Hanung Bramantyo yang menjadi cameo pada salah satu adegan.

Film tersebut adalah ‘Ziarah’, karya sutradara muda BW Purbanegara. Continue reading “Mari Ber-Ziarah”