Other Stories

Nggak ada noda ya nggak belajar

269161_10150230080017396_2287645_n
Guru-guru dan kepala sekolah turun tangan membangun ruang kelas

Pagi itu wajah-wajah ceria telah hadir di SDN 4 Telukjatidawang, Bawean. 11 Juli 2011, hari pertama di tahun ajaran 2011-2012. Bagi kebanyakan anak, pertanyaan yang muncul ketika kembali bersekolah adalah “saya akan belajar apa”. Tidak demikian dengan murid-murid di sekolahku. Wajah ceria mereka disambut oleh kenyataan bahwa pembangunanan ruang kelas mereka belumlah selesai. Maka pertanyaan yang muncul adalah “saya akan belajar di mana”.

Continue reading “Nggak ada noda ya nggak belajar”

Advertisement
Other Stories

Drama

Bagiku ini adalah drama, tetapi mungkin tidak bagi orang-orang Bawean. Awal Januari aku dan teman-teman Pengajar Muda (PM) Bawean hendak kembali ke Pulau Bawean karena masa libur sekolah telah usai. Sayang seribu sayang. Sudah seminggu belakangan kapal Bahari Express tak beroperasi. Hal ini tak lain karena cuaca yang sedang tidak bersahabat. Angin kencang dan gelombang tinggi mencapai empat meter.

Rabu, 11 Januari 2012, ada kapal feri bantuan yang sengaja transit di Pulau Bawean demi membawa ratusan penumpang yang tertahan di Gresik. Kapal itu berangkat dari Tanjung Perak dengan tujuan Sampit, Kalimantan. Namun hari itu, kapal bergerak dari Tanjung Perak ke Pelabuhan Gresik, untuk singgah di Bawean, dan kemudian ke Sampit.

Kami terus memantau informasi mengenai keberangkatan kapal ini. Hari itu, kabarnya penjualan tiket dibuka pukul 13.00. Namun karena calon penumpang sudah antre dari pagi, kemudian loket dibuka lebih awal. Kami pun tidak mendapatkan tiket.

Beberapa hari kami menunggu. Di hari-hari tersebut beberapa SMS berdatangan dari muridku dan orang Dusun Pinang Gunung.

“Apa kabar bu? Disini aku menunggu ibu, dan juga teman-temanku. Katanya ibu mau pulang. Dari Koma. balas ya bu pliiiiis” Itulah salah satu SMS dari muridku.

Barulah hari Sabtu (14/01) kami bisa ke Bawean lagi dengan Bahari Express yang sudah mendapat izin untuk beroperasi kembali. Menurut BMKG, cuaca sudah membaik dan memungkinkan untuk berlayar.

Orang Bawean setiap tahun merasakan hal ini. Cuaca buruk di bulan Desember sampai dengan Februari membuat kapal-kapal tak berani berlayar. Selain terhambatnya sarana transportasi bagi warga Bawean, hal ini juga memengaruhi distribusi barang dari Jawa. Setiap tahun Bawean dilanda krisis bahan bakar. Harga bensin bisa mencapai Rp15.000/liter, paling murah Rp10.000/liter. Belum lagi persediaan bahan makanan yang terus menipis jika tak ada kapal dalam jangka waktu lama. Nelayan tak banyak yang melaut karena taruhannya nyawa. Kalaupun ada ikan di pasar, maka harganya pasti sangat mahal. Begitulah kehidupan orang pulau, kurasa begitu juga yang terjadi di ribuan pulau kecil lainnya di Indonesia.

Aku pun membayangkan bahwa dusunku akan gelap gulita di malam hari. Karena listrik PLN belum masuk, maka dusunku sangat bergantung pada bahan bakar bensin dan solar untuk mesin genset maupun diesel. Duh…sungguh berat yang mereka lalui di musim-musim ini.

Di atas kapal menuju Bawean, banyak yang terlintas di pikiranku. Flashback. Dari mulai masa pelatihan IM, deployment, masa-masa di Dusun Pinang Gunung, Bawean, masa liburan singkat dengan keluarga, dan hari-hari menunggu kapal dengan PM lainnya. Dua yang terakhir, rasanya membuat hatiku agak berat. Rasanya aku masih rindu keluargaku. Dan rasanya aku masih ingin bersama teman-teman PM Bawean. Tak terasa kami akan berpisah lagi menuju desa masing-masing, bertugas dan insya Allah menanami kembali ladang kebaikan di sekolah masing-masing.

Kawan, rindu itu bukan sesuatu yang salah kan?

Saat aku menginjakkan kaki di Pulau Bawean lagi, perasaanku campur aduk. Awan hitam menggantung di langit, angin kencang, debur ombak menari-nari. Di titik ini rasanya aku kembali mengumpulkan semangatku. Meyakinkan bahwa ini adalah pilihanku dan selamanya aku tak akan pernah menyesal pernah menjadi salah seorang yang melunasi janji bangsa, walau hanya setahun mengajar.

Sesampainya di Dusun Pinang Gunung, keluarga angkatku menyambut dengan hangat. Dan saat itu kebetulan beberapa tetangga juga ada di rumah. Kami bersalaman. Dan tanpa kuduga, seorang nenek memelukku. Erat. Erat sekali. Ia meneteskan air mata. Ia berkata-kata dalam Bahasa Madura campur Bahasa Indonesia.

“Ibu guru… Alhamdulillah mareh balik kanna. Dari kemarin saya tako.. Angin besar, hujan deras. Berma ibu di Jawa tak ada kapal… Anak-anak disini menunggu Ibu…” (“Ibu guru… Alhamdulillah sudah kembali kesini. Dari kemarin saya takut. . Angin besar, hujan deras. Bagaimana ibu di Jawa tak ada kapal… Anak-anak disini menunggu Ibu…”)

Inikah rasanya diharapkan dan dirindukan? Susah payah aku menahan agar air mataku tak jatuh. Cukup sudah drama hari ini.

Bawean, 15 Januari 2012

*Repost dari https://indonesiamengajar.org/cerita-pm/maisya-farhati/drama, dipublikasikan pada 22 Januari 2012

Indonesia, Traveling

Pulang (ke Bawean)

Sambutan hangat di SDN 4 Telukjatidawang
Sambutan hangat di SDN 4 Telukjatidawang, 2015 (foto: Chendra)


Aku doakan agar Ibu sampai ke Jakarta dan semoga tidak ada rintangan. Aku senang punya Ibu seperti Ibu Icha. Saya tidak akan melupakan Ibu sampai kapanpun. Dan saya menyimpan foto ibu baik-baik sampai saya tua biar saya ingat terus sama Ibu. Dan saya akan mencari Ibu kalau saya tua.

(Surat perpisahan dari Umi Kulsum, 2012)

Continue reading “Pulang (ke Bawean)”

Other Stories

Undangan Kerja Bakti Satu Hari

Dear teman-teman,

Berikut saya teruskan undangan untuk bergabung kerja bakti satu hari dalam Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM). Ajak teman-teman dan keluarga juga yaaa.. Acaranya bakalan seru. Ini bukan seminar dan bukan talk show di mana peserta menjadi pendengar semata, namun hari itu relawan akan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan yang tujuannya membantu pendidikan anak-anak di berbagai daerah di Indonesia.
Kapan?
Sabtu – Minggu, 5 -6 Oktober 2013
Dimana?
Econvention Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.
Info lainnya?
Boleh disimak dulu nih videonya.
Video-video lainnya terkait FGIM bisa dilihat di http://www.youtube.com/channel/UCLcSQEp0axOZR3o_leVEFAg?feature=watch.
 
Yuk! Segera berbuat, serentak bergerak. 🙂
1865143963390123180513

 *****

Halo teman-teman,

Selamat pagi. Salam hangat dari Gerakan Indonesia Mengajar. Semoga Tuhan kembali meridhoi perjalanan kita satu hari ini.

Saat kita berangkat ke kantor tiap pagi, pada saat yang sam\a 49 juta anak-anak di seluruh Indonesia juga berangkat ke sekolah mereka. Mereka belajar bersama 3,3 juta guru dan jutaan pelaku pendidikan lain dalam berbagai perannya. Sebagai angka, jumlahnya luar biasa besar.

Dari tempat saya bertugas, setiap saat sejak gerakan ini didirikan kami terus menyaksikan kelajuan barisan besar ini dengan segala riuh-rendah serta kerumitan perjuangan mereka. Melalui email ini, izinkan saya bersaksi di hadapan Anda bahwa ribuan orang melakukan ini semua dengan ketulusan dan keikhlasan yang kadangkala sulit dipahami. Guru-guru yang penuh bakti pada kemajuan muridnya, kepala sekolah yang penuh perhatian pada guru-gurunya; dan tidak hanya itu: ribuan relawan yang bekerja dalam berbagai bentuk perannya dalam gerakan pendidikan. Di sekitar Indonesia Mengajar sendiri saat ini tercatat ada lebih dari 2.500 relawan yang aktif dalam berbagai bentuk: pendamping taman bacaan, asesor rekrutmen Pengajar Muda, relawan Penyala dan Kelas Inspirasi, anggota korps donatur, trainer dan banyak lagi.

Maka untuk menghormati seluruh kerja keras mereka yang sesungguhnya sedang menyiapkan lapis besar generasi masa depan Indonesia, dan atas semua rasa syukur pada kemajuan gerakan kita ini, kami mengundang Anda untuk jadi relawan-satu-hari dan ikut kerja bakti dalam Festival Gerakan Indonesia Mengajar pada 5 atau 6 Oktober 2013 di Ecovention Hall, Ancol, Jakarta. Ayo, kita susun dan kirim berbagai media belajar untuk 126 sekolah dasar-sekolah dasar penempatan Indonesia Mengajar dari Aceh sampai Papua Barat. Lebih jauh tentang festival ini dapat dilihat di situs http://festival.indonesiamengajar.org.

Hadir dan ikut bekerja bersama mereka, para pejuang pendidikan itu. Jadilah bagian dari –meminjam Chairil Anwar– barisan tak bergenderang berpalu ini. Mari rebut satu hari demi satu hari, untuk ribuan hari depan yang lebih baik.

Hormat saya,

Hikmat Hardono

Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Mengajar

Festival Gerakan Indonesia Mengajar

#KerjaBakti @FestivalGIM | “Segera berbuat, serentak bergerak”

festival@indonesiamengajar.org | Telp +6221 7221570 ext 14 (Jeanny atau Shally)

Catatan: 

  • ·  Iuran kegiatan untuk mengikuti festival ini sebesar Rp 45 ribu per orang; sudah termasuk tiket masuk Ancol  perorangan, pengadaan wahana kerja bakti dan donasi program Indonesia Mengajar. Registrasi dapat dilakukan melalui situs resmi Festival Gerakan Indonesia Mengajar.
  • ·  Apabila partisipasi dari instansi/komunitas Anda  berjumlah lebih dari 25 orang, maka registrasi dapat dilakukan secara rombongan  dengan mengirimkan data pendaftar seperti di dokumen terlampir. Dokumen tersebut dapat dikirim melalui email ke alamat festival@indonesiamengajar.org dan di-cc ke emailpetraamonica@gmail.com dengan subjek <Pendaftaran Festival GIM><Nama Instansi> paling lambat tanggal 25 September 2013.  

fgim (1)

Other Stories

Lentera Indonesia

Saya jarang banget nonton TV. Sebab pertama, saya ngekost dan nggak punya TV di kamar. Kalaupun saya punya TV, rasanya nggak banyak waktu untuk nonton. Malam hari lebih suka saya habiskan untuk membaca buku, menulis, ataupun berselancar internet. Sebab kedua, acara-acara TV Indonesia udah banyak yang (sorry to say) sampah. Stasiun TV berita pun lama-lama bikin males karena kebanyakan mempertontonkan debat kusir, asal rame aja tapi nggak ada solusi. Saya nonton TV paling hanya akhir pekan saat pulang ke rumah di Bekasi. Di rumah sudah berlangganan TV kabel jadi lebih beragam acaranya.

Continue reading “Lentera Indonesia”

Books, Review

Cerita Kami di ‘Indonesia Mengajar 2’

“Setahun Mengajar Seumur Hidup Menginspirasi” – Anies Baswedan

Setahun ternyata berlalu begitu cepat. Setahun yang penuh hikmah. Senang, sedih, kecewa, takut, semua rasa yang penuh pelajaran dan mengajarkan kami keikhlasan dan ketulusan.

Cerita kami — 72 Pengajar Muda angkatan II — selama setahun terangkum dalam buku ini: ‘Indonesia Mengajar 2’. Cerita dalam buku ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu ‘Cinta dan Pengabdian’, ‘Cerita Anak-Anak Kami’, ‘Memupuk Optimisme’, dan ‘Buah Manis dari Usaha’.

Continue reading “Cerita Kami di ‘Indonesia Mengajar 2’”