“Mbak, tolong bacakan daftar isinya ya, Mbak…”
Tadi adalah sore kedua pertemuan saya dengan T, mahasiswi S2 jurusan Pendidikan di salah satu universitas negeri di Yogyakarta. Sebuah gang sempit di Jalan Parangtritis membawa saya menuju Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Islam (Yaketunis). Di sana ada SLB dan MTsLB Tunanetra serta asrama bagi para siswa dan alumninya (yang kini sudah di jenjang perguruan tinggi). T merupakan salah seorang alumni sekolah tersebut.
Kunjungan singkat saya bukanlah sesuatu yang besar sebenarnya. Saya membantu T mengerjakan tesisnya yang sudah hampir rampung, sekadar melengkapi yang kurang di sana-sini, proofread dan mengoreksi typo, merapikan margin, dan membantunya merevisi dan menyesuaikan dengan masukan dari pembimbing tesisnya. Hal-hal tersebut adalah hal yang ‘sederhana’ untuk kita, namun untuk seorang tunanetra, tentu perlu usaha lebih.