Beberapa pekan terakhir sebelum melahirkan, rumah sakit telah memberlakukan protokol kesehatan dengan ketat. Cek suhu tubuh sebelum masuk, physical distancing, dsb, termasuk dokter pun mengenakan APD saat memeriksa pasien. Kontrol ke rumah sakit rasanya menjadi saat yang mendebarkan. Kontrol yang seharusnya sepekan sekali, akhirnya agak dikurangi, selama pergerakan bayi di dalam perut masih aktif. Dalam periode tersebut, saya juga periksa ke bidan alih-alih ke rumah sakit untuk menghindari keramaian.
Category: Other Stories
Sudah Bahagia?
“Waah udah bahagia ya, sekarang udah punya anak.”
Beberapa kali kami mendapat komentar yang kurang lebih sama. Kami percaya, tidak ada maksud yang tidak baik dari kalimat tersebut.
Alhamdulillaah.. sebelum dikaruniai anak pun kami berusaha untuk senantiasa bersyukur dengan apa yang Allah berikan, karena sejatinya rezeki itu berbagai macam bentuknya.
Alhamdulillah dikaruniakan kesehatan, pasangan yang baik, keluarga yang suportif, pekerjaan, waktu luang untuk melakukan hal-hal yang semoga bermanfaat, dan masih banyak lagi.
Kamila
Proses kelahiran Kamila kemarin akhirnya harus melalui tindakan induksi karena sampai usia kehamilan 41 minggu belum juga ada kontraksi. Berdasarkan rencana dengan dokter, akhirnya saya masuk RS dalam keadaan tidak mulas sama sekali. Mulai diberikan obat induksi Selasa sore, Kamila lahir Kamis pagi pada suatu hari di bulan April 2020.
Silent, please…
Grateful to start this year with the opportunity to learn another language: sign language. A few years ago, I watched a video of Jenny, one of Couchsurfing (https://www.couchsurfing.com/) members, who have traveled around to the world and learned various sign languages along the way (search on YouTube: ‘Couchsurfing through a silent world’). She herself is deaf and of course traveling solo is not as easy as for common travelers (I’ve also shared about her video in this post).
Jalan
Dulu sewaktu kuliah di Jogja selama empat tahun, saya pernah punya cita-cita suatu saat bisa menetap di kota ini.
Ya, suatu saat. Entah berapa tahun lagi. Dua puluh lima tahun mungkin. Setelah saya menjalani karier yang saya impikan. Setelah saya keliling dunia. Setelah saya lelah dengan hiruk-pikuk kota metropolitan, saya ingin kembali ke Jogja.
Nyatanya, jalan membawa saya kembali ke Jogja hanya empat tahun setelah saya meninggalkan kota ini. Saya pindah bersama suami, menanggalkan KTP lama dan resmi menjadi penduduk Jogja.
Tips Gagal
Pada akhir 2017, saya membaca beberapa artikel yang menginspirasi dan membuat saya merenung, salah satunya tulisan yang berjudul ‘A Year of Buying Nothing’. Sang penulis mempraktikkan hidup setahun dengan hanya membeli barang-barang yang dibutuhkan (umumnya kebutuhan rutin seperti sabun, sampo, dsb), membuat daftarnya sejak awal tahun, dan konsisten pada daftar tersebut.
Wah, boleh juga nih dicoba, pikir saya. Meskipun, pikir saya lagi, agak sulit menerapkan batasan untuk pembelian buku. Selalu saja ada buku yang menarik setiap saat. Ya sudah, kita mulai dari pembelian pakaian saja bagaimana?
Makkah dan Madinah: Dua Persinggahan
Suatu siang, di antara lautan manusia di Masjidil Haram, air mata ini tertahan. Kemudian tak lama, tangis pecah. Tangis dalam sunyi. Tangis di antara entah berapa puluh ribu manusia yang terpekur menunduk ke tempat sujud di sekeliling Ka’bah.
Sunyi di antara takbir, i’tidal, dan sujud. Tangis di antara lantunan ayat-ayat Alquran dan bacaan-bacaan shalat yang dilafalkan lirih. Rasa sedih yang seringkali datang membuncah ketika mengingat bahwa semua ini takkan lama. Bahwa Makkah dan Madinah ini hanyalah persinggahan untuk kemudian kami melanjutkan hari-hari sebagaimana biasa.
Ada Apa dengan Pajak Ekspor Jasa?
Sektor jasa merupakan salah satu sektor yang saat ini menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Hal ini juga tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan. DDTC Fiscal Research (2018) dalam rekomendasi kebijakannya menyebutkan bahwa sektor jasa berperan penting dalam pembangunan Indonesia melalui peningkatan penyerapan tenaga kerja sekaligus meningkatkan kapasitas dan kualitas tenaga kerja tersebut. Selain itu, sektor jasa (misalnya transportasi dan logistik) juga berperan sebagai pendukung (enabler) sektor lainnya. Manifestasi dari prioritas pemerintah terhadap sektor jasa di antaranya adalah upaya untuk mengembangkan sektor jasa sekaligus memperbaiki neraca perdagangan sektor jasa yang selama ini seringkali negatif. Dengan kata lain, pemerintah berikhtiar untuk meningkatkan kinerja ekspor jasa.
Adakah yang belum familier dengan ekspor jasa?
Baik-baik saja
Suatu waktu saya pernah mengobrol dengan seorang teman via DM Instagram. Kalau tidak salah, ia kala itu menanggapi tulisan di blog saya yang membahas pertanyaan ‘Udah Isi?‘.
“Kalau gue biasanya jawab, ‘rezekinya masih yang lain’,” katanya.
Saya sepakat dengan pernyataan tersebut.
Iya, rezeki setiap orang berbeda-beda. Ada yang diberikan rezeki (dan amanah) anak tak lama setelah menikah, ada yang punya karir bagus, ada yang melanjutkan sekolah, ada yang memulai bisnis sendiri, dan mungkin ada yang (kelihatannya) punya semuanya. 🙂
Ambassador
I’ve been an active member of Couchsurfing since 2012 and so far I am beyond grateful to encounter and interact with many wonderful people along the way. This week we hosted two German travelers, Johannes and Astrid, through Couchsurfing platform (yess.. we’re now hosting again after more than a year off). They have been traveling by bike for fourteen months now, started from Armenia through Iran, some ex Soviet countries, Mongolia, China, India and Southeast Asian countries.