Dulu sewaktu kuliah di Jogja selama empat tahun, saya pernah punya cita-cita suatu saat bisa menetap di kota ini.
Ya, suatu saat. Entah berapa tahun lagi. Dua puluh lima tahun mungkin. Setelah saya menjalani karier yang saya impikan. Setelah saya keliling dunia. Setelah saya lelah dengan hiruk-pikuk kota metropolitan, saya ingin kembali ke Jogja.
Nyatanya, jalan membawa saya kembali ke Jogja hanya empat tahun setelah saya meninggalkan kota ini. Saya pindah bersama suami, menanggalkan KTP lama dan resmi menjadi penduduk Jogja.
Saya pindah pada latar waktu yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Usia belum menginjak 30, baru menyelesaikan studi S2, dan membawa keinginan untuk mencapai banyak hal, termasuk karier, yang bukan di Jogja.
Perlu satu – dua tahun untuk sampai pada tahap ‘menerima’.
***
Kemarin malam, saya membaca buku dan berdiskusi dengan suami. Sudah empat tahun lebih kami tinggal di Jogja, dengan banyak sekali hal yang kami syukuri.
Dalam buku yang kami baca, dikisahkan doa Nabi Musa, sebagaimana terdapat dalam salah satu ayat Alquran. Kala itu Musa sedang dalam pelarian dan telah menempuh perjalanan jauh. Ia beristirahat di bawah sebuah pohon dalam keadaan lelah dan lapar. Alih-alih berdoa memohon beraneka nikmat, Musa berdoa memanjatkan rasa syukur, yang bisa dimaknai dengan “Ya Allah, aku amat bersyukur atas semua ini, aku benar-benar memerlukannya.”
Mungkin sejenak kita akan mengernyitkan dahi. Tapi sesungguhnya Musa bersyukur karena bisa saja ia dehidrasi dan mati dalam perjalanan, tapi akhirnya ia sampai di kota yang ia tuju. Bisa saja ia kepanasan, tapi Allah ‘menuntunnya’ ke pohon tempat ia berada, yang juga dekat dengan sumber air.
Rupanya, sebagai manusia, kita terkadang lebih sibuk meminta dan mengharapkan hal yang tidak/belum kita miliki, sampai-sampai lupa bersyukur bahwa apa yang kita miliki hari ini adalah apa yang sejatinya kita butuhkan. Dan rupanya, jalan yang Tuhan pilihkan, seringkali baru kita pahami kemudian.
Bersama dengan suami dalam keadaan sehat walafiat, dalam keadaan yang cukup, itu yang saya syukuri, dan juga butuhkan.
Ps. Tulisan ini dibuat untuk #30haribercerita hari ke-8 di Instagram.