
Rencananya kemarin malam saya dan teman-teman serumah mau barbecue di halaman belakang dekat tempat parkir sepeda. Acara ini dalam rangka perpisahan dengan salah satu dari kami yang akan pulang kampung ke negaranya. Tetapi, karena tidak dapat daging untuk acara tersebut, akhirnya diputuskanlah untuk makan malam biasa aja di dalam rumah, sebagaimana international dinner yang sebelumnya pernah kami lakukan. Memang segala sesuatu ada hikmahnya ya. Untung saja kami tidak jadi bbq di luar rumah karena ternyata sore itu hujan. Entahlah sore atau malam, yang jelas sekitar jam 8 malam itu langit masih terang benderang. 😀
Karena saya baru pulang ke rumah jam 8, saya tidak sempat memasak apa-apa. Jadi saya merasa agak-agak free rider sih dengan hanya berkontribusi susu kotak, jus kotak, dan cookies. Karena pembatalan bbq ini juga baru diputuskan sore hari sedangkan saya belum bersiap-siap memasak. Tadinya mau bakar frozen pizza saja tapi ada yang sudah membuat pizza dan katanya nanti kebanyakan. Baiklah kalau begituu…


International dinner kali ini menurut saya sih paling menyenangkan karena paling selow dan karena kami sudah hampir setahun tinggal bersama (oh time flies!) jadinya sudah akrab (ciyehhh..). Selow karena tiap orang masak sesuai keluangan waktu saja, kalau pas dinner pertama kan kami merasa harus masak masakan paling khas dari negara masing-masing hehe.. Selow juga dilihat dari jenis musik yang diputar, ditambah hujan turun rintik-rintik. Jadi berasa syahduuu…
Setelah makan, kami masih duduk-duduk dan mengobrol di common room. Di koridor kami ada dua orang Indonesia yaitu saya dan Yussi. Setiap kami mengobrol, teman-teman selalu bilang, “Kalian ngomong cepet banget sih…” lalu mempraktekkan gaya kami berbicara dengan cepat (dan tentunya dengan kalimat asal-asalan).
“Eh ajarin dong cara bilang ‘Oh I see..’ dalam bahasa kalian,” pinta Alex, “biar gue bisa nimbrung sotoy kalau kalian lagi ngobrol dalam bahasa kalian.”
Saya dan Yussi mikir kata apa ya yang tepat buat terjemahan ‘Oh I see..”. Akhirnya kami memutuskan mungkin yang paling tepat adalah ‘Oh gituu..’. Nggak tahu sih ya bener paling pas atau tidak. Hehe… Lalu Alex dan beberapa teman lain bilang ‘Oh gitu..’ dengan logat masing-masing. Saya tiba-tiba terpikir untuk merekamnya. Dan beginilah hasilnya.
Oh…gituuuu… 😀
haha.. lucu banget dialeknya..
enaknya bisa kuliah diluar.
oh iya, ntah kenapa dan bagaimana bisa gw nyasar dimari.
salam kenal ya
LikeLike
Hehe.. Yah ada enaknya tp banyak perjuangannya juga. Salam kenal. 🙂
LikeLike