Asia, Traveling

Osaka 360 Derajat (bagian 2)

Tempozan Ferris Wheel

Seumur-umur saya naik ferris wheel atau kincir sepertinya hanya di Dufan dan di pasar malam saja deh. Jadi mumpung gratisan saya mau banget melihat Osaka dari ketinggian. Tempozan ferris wheel ini letaknya satu area dengan dermaga pemberangkatan Cruise Ship Santa Marina. Tetapi gara-gara terlalu lama antre Tsutenkaku Tower (cerita sebelumnya di SINI), akhirnya rencana berkapal pesiar ala Syahrini (eh Syahrini sih naik jet pribadi ya?!) pun gagal. Sebenarnya masih ada waktu 15 menit sampai pemberangkatan terakhir. Namun berhubung saya pasti harus sambil membaca peta saat mencari lokasinya, saya pesimis pas sampai sana masih terkejar.

Penampakan Tempozan Ferris Wheel
Penampakan Tempozan Ferris Wheel

Baiklah, saya pun menghibur diri dengan duduk cantik di ferris wheel sekalian mengistirahatkan kaki. Adem pula di dalam kabinnya full AC dan house music. Like a boss deh pokoknya!

Dan inilah pemandangan Osaka dari ketinggian.

Osaka from above
Osaka from above
Osaka from above
Osaka from above
Mommy and kid <3
Mommy and kid ❤

Mungkin hanya saya satu-satunya yang sebatang kara di dalam kabin. Orang-orang lainnya datang bersama keluarga, teman, dan pasangan. Hanya mau mengingatkan, buat yang pasangan jangan keasikan dan lupa diri di dalam kabin, karena kabinnya kan transparan ya. Jadi kalau ngapa-ngapain tetep kelihatan loh..haha.. *curhat saksi mata* *kemudian tutup mata*

Ferris Wheel Again?!

Dari Tempozan Ferris Wheel saya menuju ke Osaka Umeda Station, stasiun utama di Osaka. Tujuan selanjutnya adalah Floating Garden Observatory. Karena katanya lebih bagus ke sana saat hari mulai gelap, saya tiba-tiba memutuskan mampir ke HEP FIVE yang merupakan mal tempat gaul anak-anak muda setempat. Mal ini terletak persis di seberang Umeda Station dan kebetulan di lantai teratasnya juga ada ferris wheel.

Suara hati saya tidak mau naik ferris wheel lagi tetapi entah mengapa kaki saya yang manja tahu-tahu membawa saya ke sana. Haha… Kesambet apa ini kok naik ferris wheel berturut-turut. Ya sudah, berbekal One Day Pass jadinya kan tidak perlu membayar lagi. Hep Five ferris wheel ini tidak setinggi Tempozan, tapi yaaa..boleh lah. Alih-alih pemandangan laut dan jembatan besar, kali ini pemandangannya adalah keramaian dan hiruk pikuk kota beserta kendaraan yang lalu lalang.

Hankyu Umeda Station
Hankyu Umeda Station
Kereta
Kereta
Sky
Sky

Selesai bersantai di kabin ferris wheel, saya masih berniat melanjutkan perjalanan ke Floating Garden. Namun Tuhan berkehendak lain. Saya nyangkut di toko 3 Coins. Toko apakah gerangan? Toko ini menjual (hampir) semua barang dengan harga 315 yen (Rp31.500). Tebakan saya sih 3 coins itu mewakili koin pecahan seratus, sepuluh, dan lima yen yang kalau dijumlahkan menjadi 315 yen.

Toko ini masih saudara lah sama 100 yen shop (salah satunya yang populer adalah Daiso) yang juga banyak bertebaran di Jepang. Saya juga suka belanja di Daiso. Namun bedanya di 3 Coins barang-barangnya lebih bagus dan tidak terlalu banyak printilan seperti di Daiso. Sebagian memang beda juga jenis barangnya jadi tidak bisa dibandingkan.

Toko 3 Coins (gambar dari http://tokyocheapo.com/shopping-2/3-coins-and-some-change/)
Toko 3 Coins (gambar pinjam dari SINI)

Andaikaaan saya tidak memikirkan koper yang sudah penuh dan kemungkinan kelebihan bagasi, banyak sekali yang ingin saya beli di toko ini. Banyak  stationery, pernak-pernik, dan dekorasi rumah yang super lucu. Surga banget! So, I ended up shopping here. Tentunya dengan memilih barang-barang yang ringan dan mudah dibawa.

Keluar dari toko ini, saya sudah membawa jinjingan dan langsung mengurungkan niat ke Floating Garden (I’m sorry good byeeee…). Sudah cukup. Saya sudah cukup bahagia ke toko ini. :”)

*****

Saya bersepeda dari Stasiun Ishibashi ke rumah Raras saat Osaka sudah mulai gelap dan suhu lebih sejuk. Bersyukur sekali saya bisa menyempatkan jalan-jalan setelah business trip kali ini yang juga merupakan meeting terakhir dan tersibuk sebelum saya mengundurkan diri dari kantor. Huft. Sambil bersepeda saya jadi tiba-tiba mellow.

Terima kasih ya, kantorku, untuk pengalaman, pelajaran berharga, keluarga baru, kolega dan bos (bukan bos, tapi pemimpin :)) yang asik. Pokoknya luaaarr biasa deh. Makasih juga saya jadi bisa jalan-jalan ke Jepang lagi. Hihi…

-selesai-

1865143963390123180513

7 thoughts on “Osaka 360 Derajat (bagian 2)”

Leave a comment