[Masih 9 Oktober 2010]
Kami memasuki Siem Reap ketika matahari sudah terbenam. Jujur saja saya tidak ada firasat buruk sampai supir taksi tiba-tiba menepi dan memberhentikan mobil. Dia kemudian berkata, “You can ride tuk-tuk from here.” Belum sempat saya berkata-kata, ia sudah membuka pintu dan mempersilakan kami keluar. Carrier di bagasi pun sudah dikeluarkan.
“What do you mean? And the tuk-tuk is for free?” tanya saya penasaran.
“Yes. The driver will drop you to the guesthouse.”
Saya masih belum bisa berpikir. Saya dan Pupu saling berpandangan merasa ada yang tak beres dalam hal ini. Tanpa berkata-kata, taksi tadi sudah menghilang begitu saja. Jadilah kini tinggal kami dan para supir tuk-tuk. Sementara itu, turis Korea yang belum reservasi guesthouse pasrah mau diajak kemanapun oleh supir tuk-tuk.
Continue reading “[AseanTrip-16] (Hampir) Diculik Supir Tuk-tuk di Siem Reap”