Other Stories

Sam’s philosophy for a happy life

Sam Berns, who suffered from the premature ageing disease called progeria, has passed away in Boston, US, early this month. Sam was diagnosed with progeria at age two. He was lucky that his parents, Dr. Leslie Gordon and Dr. Scott Berns, tried very hard not to lose their son by age 13, the average age of death of a child with this disease. They started research foundation which aims to find drugs for progeria. Their work resulted in a drug called lonafarnib. Although it can’t totally heal the disease yet, it is appeared to ameliorate some effects of it. 

Sam might not live for so long, he passed away in his 17, but I think he left us many lessons worth learning. I love his courage and confidence. I love how he focused on what he could do instead of regret of what he was not able to do. He played percussion, he hung out with friends, etc. He reminded us to feel grateful of what we have.

Here are Sam’s philosophy for a life:
1. Be OK with you ultimately can’t do, because there is so much you CAN do.
2. Surround yourself with people you want to be around.
3. Keep moving forward
4. Never miss a party if you can help it. ;D

Continue reading “Sam’s philosophy for a happy life”

Advertisement
Books, Review

Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali

PAT dari dekat sekali.2Setelah membaca beberapa karya Pramoedya Ananta Toer, saya memang semakin penasaran dengan pribadi penulis yang satu ini. Memang, sebelumnya saya sudah pernah membaca beberapa literatur mengenai penulis yang pernah bertahun-tahun dipenjara tanpa proses pengadilan ini. Namun melihat buku yang ditulis oleh adiknya sendiri, saya pun tertarik untuk membacanya lebih lanjut.

“Saya merasa…sayalah ‘keranjang sampah Mas Pram’ untuk hal-hal yang tidak dapat, tidak tepat, atau tidak pantas dikemukakannya kepada orang lain.” begitu tulis Koesalah. Buku ini merupakan kumpulan catatan harian Koesalah mengenai Pram (panggilan akrab Pramoedya) yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu tahun 1981-1986, 1987-1992, dan 1992-2006. Jadi Anda jangan membayangkan sebuah biografi yang kaku dan terdiri dari paragraf-paragraf panjang yang sistematis mengenai riwayat hidup Pram. Catatan harian Koesalah kebanyakan terdiri dari dialog-dialog dengan Pram ataupun cerita singkat mengenai pribadi dan kehidupan sehari-harinya.

Continue reading “Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali”

Other Stories

ABG: “Siapa sih Nelson Mandela?”

RIP Nelson Mandela

1467380_10202197950406497_2096236465_n
Gambar diambil dari postingan di berbagai media sosial (entah awalnya dari siapa)

Mungkin sebagian dari kita sempat membaca postingan capture twitter semacam itu di berbagai media sosial.

Sedih? Tentu.

Kalau saya baca, memang ada yang benar-benar bertanya karena tidak tahu, ada pula yang sayangnya malah menjadikannya sebagai bahan guyonan.

Kebanyakan orang yang memposting gambar tersebut menyayangkan, bahkan sebagian seolah menyalahkan anak-anak muda yang tidak mengetahui siapakah gerangan pejuang anti-apartheid bernama Nelson Mandela. Oh ya, mungkin mereka juga baru dengar istilah apartheid. Seorang teman bilang bahwa  tak bisa dipungkiri zaman peradaban manusia sekarang sedang”enak-enak”-nya (tidak ada perang berskala internasional, tidak ada perbudakan, apartheid, kolonialisasi, dll). Yup, saya setuju. Ada juga yang bilang bahwa ini terjadi karena masa muda mereka hanya diisi dengan menonton musik aneh (entah bagaimanakah definisi yang aneh itu), berita gosip, dll. Intinya banyak remaja yang memanfaatkan teknologi informasi untuk bersenang-senang saja tanpa memanfaatkannya dengan bijak.

Continue reading “ABG: “Siapa sih Nelson Mandela?””

Other Stories

Ketika Anies Baswedan Turun Tangan

Masalah kita banyak dan tak bisa semuanya diselesaikan oleh seorang pemimpin. Inilah saatnya kita memiliki sekaligus menciptakan pemimpin-pemimpin yang menggerakkan.

Selamat membaca. 🙂

a madeandi's life

Saya merasa mengenal Anies Baswedan tetapi yakin bahwa Mas Anies tidak kenal saya. Saya menggunakan istilah Mas semata-mata karena usia kami tidak terpaut jauh dan merasa bahwa beliau mewakili kaum muda. Meskipun pernah beberapa kali berkirim email dan bertegur sapa lewat twitter, saya adalah satu dari sekian ratus ribu orang. Tentu tidak istimewa. Namun bagi saya, seorang Anies Baswedan adalah keistimewaan. Itulah alasan saya menuliskan ini.

Saya mendengar nama Anies Baswedan pertama kali pada tahun 2008 ketika dia dinobatkan oleh Majalah Foreign Policy sebagai satu dari 100 tokoh intelektual dunia. Sebagai anak muda, saya bangga ada orang Indonesia muda yang menyandang predikat bergengsi itu. Sejak itulah, saya mulai mempelajari sepak terjangnya lewat dunia maya. Karena predikat bergengsi itu, tidak sulit mendapatkan informasi tentang Anies dari media massa. Saya mulai menyimak pemberitaannya dan menonton videonya di Youtube. Fakta bahwa Mas Anies telah menjadi rektor di usia 38 tahun adalah…

View original post 2,390 more words

Other Stories

Guru… Dan selalu Guru

“Sekolah itu jangan disuruh-suruh. Sekolah itu harus kesadaran sendiri,” ujar lelaki yang mendedikasikan hidupnya bagi pendidikan itu.

Back to (primary) school! 😉

Napak tilas masa kecil ini membawa saya ke kediaman seseorang bernama Samuel Erubun pada akhir Januari 2009. Ia adalah guru saya semasa SD di SDN Harapan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Bersama seorang teman SD bernama Risma, saya datang ke rumahnya di komplek guru sebuah SD di Cipanas, tempat istrinya mengajar.

Ketika kami datang, ia sedang santai di depan rumahnya dengan lagu “Poco-poco” yang terdengar mengalun dari dalam rumah.

“Milarian saha?” (nyari siapa?) tanyanya ramah dengan bahasa Sunda. Masih seperti dulu, bahasa Sunda namun dengan logat khas Timur sana, Maluku.

“Milarian Bapa, hehe…” saya dan Risma menjawab sambil tertawa bersamaan.

“Ieu Icha, Pa… “ (Ini Icha, Pak..) kata saya mencoba mengingatkan. Saya maklum kalau pada awalnya ia lupa. Terakhir saya mengunjungi beliau tahun 2005 silam.

Continue reading “Guru… Dan selalu Guru”

Other Stories

Sssst… Rahasia!


Setujukah Anda bahwa hidup penuh rahasia?

John Maynard Keynes (1883-1946), seorang ekonom yang pemikirannya masih sangat berpengauh hingga kini, pernah mengalami kegagalan. Di awal kariernya, ia sangat ingin bekerja di Departemen Keuangan. Namun ternyata hasil tes seleksi hanya menempatkannya di peringkat kedua, bukan pertama, sehingga ia gagal bergabung dengan instansi bergengsi itu.

Apa boleh buat, kemudian ia menerima pekerjaan di India Office, satu-satunya pekerjaan domestik yang terbuka pada saat itu. Keynes bekerja di India Office untuk waktu yang singkat sebelum akhirnya ia menerima tawaran mengajar dari seorang professor ekonomi bernama Pigou. Pigou melihat Keynes sangat potensial sehingga ia rela membayar gaji Keynes dari kantong pribadinya, karena keterlibatan Keynes dalam kegiatan mengajar bukanlah atas kehendak universitas. Karena performa Keynes yang baik, di tahun selanjutnya Keynes resmi menjadi pengajar di King’s College in Cambridge, posisi yang ia jabat hingga akhir hayatnya.

Apakah cerita tersebut biasa saja? Bisa jadi cerita tersebut menjadi biasa jika kita hanya melihat dari sisi “what it is”. Namun, jika kita mencoba menyingkap sisi “what beyond”, maka ada suatu pelajaran berharga darinya.

Continue reading “Sssst… Rahasia!”