Other Stories

Pergi untuk Kembali (Catatan Cinta untuk Mama & Papa)

Mama dan Papa pada akad nikah saya dan Chendra, 28 Desember 2013
Mama dan Papa pada akad nikah saya dan Chendra, 28 Desember 2013

Membaca buku “Long Distance Love” karya Mbak Imazahra dkk sedikit banyak membuat saya bercermin akan hal-hal yang juga terjadi dalam kehidupan saya. Salah satunya lewat tulisan Mas Alan (suami Mbak Shanty dan papanya Iyog) yang berjudul “Saat Sang Anak Pergi”.

Sungguh…sebelumnya memang tak terpikirkan dalam benak saya bahwa kepergian seorang anak bisa berarti sangat mendalam bagi orang tua. Kepergian seorang anak bisa menjadi adegan yang benar-benar dramatis, bukan sekadar sesuatu yang didramatisasi.

Continue reading “Pergi untuk Kembali (Catatan Cinta untuk Mama & Papa)”

Advertisement
Other Stories

Summer Days

PhotoGrid_1389995430900

The postcard I’m gonna send to my hubby was reprinted from this painting by Paul Gabriël titled ‘In de maand juli’: een molen aan een poldervaart (‘In the Month of July’: a Windmill on a Polder Waterway).

This painting caught my attention because it was among other paintings with gloomy colors — mostly gray — which dominates painting about Holland in that era, known as Hague School or Gray School (1860-1890). In the description of this painting, written that Gabriël emphasized, “Our country is saturated with color… I repeat, our country is not gray, not even gray weather, nor are dunes gray”. Unlike many Hague School painters, he enjoyed depicting a beautiful summer day in the country.

So, dear hubby, no matter what the season is, let’s enjoy our days just like those in summer: bright and warm. 🙂

1865143963390123180513

Other Stories

Random Facts about My Wedding

Seminggu setelah hari pernikahan saya dan Chendra pada 28 Desember 2013, saya sudah harus terbang lagi ke Belanda. Hal itu memang sudah direncakan sejak lama dengan mengacu pada kalender akademik kampus. Tanggal 6 Januari 2014 kegiatan perkuliahan dimulai kembali dan mengingat sudah mendekati ujian, rasanya riskan untuk memperpanjang libur.

Saya mengenal Chendra sejak 2002, kami teman seangkatan di SMA. Meskipun demikian, saya baru mengenalnya lebih dekat dan bersahabat saat kami berkuliah di Jogja. Tak lama setelah itu ia pindah kuliah ke Jakarta. Kalau dipikir-pikir, dari dulu kami memang lebih banyak berjauhan.

2007: Chendra di Jogja, saya pertukaran pelajar ke Korea

2008: Pada awal tahun, saya kembali ke Jogja. Kemudian pada pertengahan tahun Chendra pindah kuliah ke Jakarta.

2009: Saya di Jogja, Chendra di Jakarta.

2010: Saya lulus kuliah kemudian pulang ke Bekasi dan bekerja di Jakarta. Chendra juga di Jakarta.

2011: Saya bergabung dengan Indonesia Mengajar, mengikuti pelatihan intensif selama tujuh minggu kemudian berangkat ke Bawean untuk bertugas sampai 2012.

2012: Chendra berkunjung ke Bawean untuk mengerjakan tugas akhir (modus kali ya.. sekalian ketemu saya haha..). Setelah saya selesai bertugas di Bawean, saya bekerja di Jakarta sedangkan Chendra bekerja di Bandung.

2013: Saya masih bekerja di Jakarta dan Chendra pindah bekerja di Jogja sejak awal tahun. Pada bulan Juli, Chendra melamar saya, sebulan kemudian saya berangkat ke Belanda.

Hufff… sedikit banget ketemunya ya? 😀

Namun ternyata saat berjauhan itulah benih-benih cinta mulai muncul (waduh..bahasanya :p). Lucky I’m in love with my bestfriend.

Akad nikah (kanan) dan resepsi (kiri). Foto oleh Chasan Bayu.
Akad nikah (kanan) dan resepsi (kiri). Foto oleh Chasan Bayu.

Continue reading “Random Facts about My Wedding”

Books, Review

the HEART inside the HEART

Di sampul bukunya tertulis: (1) Susahnya menyatukan dua hati, lalu (2) Apa yang perlu diketahui wanita sebelum menikah, selingkuh, atau bercerai.

Wuuzzz..agak ngeri juga ya deskripsi bukunya. Hehe… Tapi temen saya yang sudah membacanya bilang bagus. Jadilah saya tertarik untuk ikutan baca di beberapa hari waktu saya break skripsi 2010 lalu (haha..jauh amat larinya ke buku beginian).

Jujur saja, saya suka malas membaca buku motivasi maupun psikologi. Entah mengapa, pas baca buku semacam itu saya suka merasa kebanyakan isinya common sense, menggurui, dan ujung-ujungnya balik lagi ke diri sendiri. Makanya saya lebih suka baca novel, biografi, dan buku traveling, hehe..

Continue reading “the HEART inside the HEART”