Indonesia, Traveling

Lombok Bukan Cabe

Saya teringat sebuah kaus oblong milik suami yang tersimpan rapi di lemarinya. Kaus hitam dengan gambar cabe merah itu bertuliskan ‘Lombok bukan cabe’, sebuah oleh-oleh saat ibu mertua dinas ke Lombok. Meskipun di Jawa kata lombok berarti cabe, namun nama pulau Lombok di provinsi Nusa Tenggara Barat memang tidak ada hubungannya dengan cabe.

“Lombok itu berasal dari kata lomboq (baca: lumbu) yang berarti lurus,” kata Riyal, pemandu kami di Desa Sembalun, Lombok Timur. Melalui Wikipedia, saya mencari tahu lebih lanjut tentang asal nama Lombok yang ternyata tertuang dalam kitab Negara Kertagama. Kata Lombok ditulis berdampingan dengan kata ‘sasak’ yang merupakan nama suku asli Lombok. Lombok Sasak Mirah Adhi, begitu yang tertulis dalam kitab karya Mpu Prapanca tersebut.

Continue reading “Lombok Bukan Cabe”

Advertisement
Asia, Traveling

Kimchi: yes or no?

Kids React adalah salah satu tontonan favorit saya di Youtube. Episode baru dari program ini hadir di kanal youtube-nya setiap seminggu sekali. Bagi saya, program ini seru karena menghadirkan tanggapan jujur dan spontan dari anak-anak usia 5 – 14 tahun terhadap tema tertentu, bisa isu yang sedang happening, viral video, makanan, teknologi, dan lainnya.

Hari ini saya menonton episode Kids vs Kimchi. Langsung deh saya penasaran bagaimana tanggapa anak-anak Amerika terhadap makanan khas Korea ini. Kimchi merupakan ‘asinan’ sayur (berbahan utama sawi putih dan lobak) hasil fermentasi yang diberi bumbu pedas. Sejarah kimchi cukup panjang. Awal mula pembuatan kimchi bertujuan untuk persediaan makanan pada musim dingin. Tidak seperti di negara tropis dimana sayuran tumbuh sepanjang tahun, orang-orang di negara empat musim kekurangan hasil pertanian pada musim dingin. Agar awet, kimchi difermentasi dengan cara ditempatkan di kuali dan disimpan di bawah tanah (tetapi saat ini biasa disimpan di lemari es). Rasa pedas pada kimchi baru muncul pada tahun 1700-an saat Korea mulai mengenal cabe sebagai salah satu komoditas perdagangan.

Continue reading “Kimchi: yes or no?”

Indonesia, Traveling

[SumateraTrip-11] Berkunjung ke Istana, Mencicipi Nasi Kapau

Sebelum saya meninggalkan Bukittinggi (cerita sebelumnya di SINI), saya sempat mampir ke Batusangkar. Dengan berkendara motor, kota ini dapat ditempuh dalam waktu 1-1,5 jam. Tujuan utama ke Batusangkar tentu untuk mengunjungi Istana Pagaruyung.

Sepanjang jalan ketika hamper sampai di istana tersebut, terdapat banyak rumah adat Minang berukuran sedang dan cukup besar. Sampai-sampai beberapa kali saya mengira rumah-rumah tersebut termasuk komplek Istana Pagaruyung. Barulah di depan pagar dengan gapura bertuliskan Istano Basa Pagaruyung, motor yang dikendarai Hari berbelok masuk ke area parkir. Ini dia tempat yang kami tuju.

Continue reading “[SumateraTrip-11] Berkunjung ke Istana, Mencicipi Nasi Kapau”

Asia, Traveling

Mencicipi Kopi dengan Nuansa Coffee Prince

Siapa pernah menonton drama Korea yang berjudul Coffee Prince (커피 프린스)? Drama yang populer di Korea tahun 2007 ini diperankan oleh si manis Yoon Eun-hye dan Gong Yuu. Saya suka drama ini. Lucu, menggemaskan, ada bumbu romantisnya juga. Sebetulnya, saya bukan Korean freak dan tidak merasa jadi korban Korean wave hehe… Sebelum saya ke Korea, saya sama sekali tidak hapal nama bintang-bintang Korea dan tidak mengenal drama Korea (selain Full House). Sepulang dari Korea pun saya tetap tidak hapal nama artis-artis sana. *nggak ngaruh*

Dengan alasan ingin belajar bahasa, saya mulai sedikit-sedikit menonton drama Korea yang waktu itu saya nonton streamming di aznv.tv supaya ada subtitlenya (internet di Korea itu wusss…wuss..wusss!). Nah, acara mampir ke Coffee Prince Shop ini adalah sekadar iseng campur penasaran. Selain itu, ada niat mau pamer sama teman-teman saya di Indonesia yg ngefans sama drama ini, hehe…

Continue reading “Mencicipi Kopi dengan Nuansa Coffee Prince”

Indonesia, Traveling

Weekend Getaway: Antara Bunga dan Sate

Kalau saya jalan-jalan ke Pacet – Cianjur, tempat dimana saya dibesarkan semasa SD, hal yang tidak akan saya lewatkan adalah makan sate maranggi. Sate ini terbuat dari daging sapi dengan cita rasa khasnya yaitu agak manis. Saya pernah cerita tentang sate ini sama Chendra, dan dia penasaran ingin mencoba. Akhirnya Februari 2011 lalu Chendra sukses mencicipi sate maranggi kesukaan saya.

Continue reading “Weekend Getaway: Antara Bunga dan Sate”