Indonesia, Traveling

Nganggung (bukan nanggung)

Selamat Datang di Bumi Sepintu Sedulang

Begitulah kata-kata yang menyambut saya ketika keluar dari Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung. Bagi saya kata-kata “sepintu sedulang” itu rasanya indah dan enak didengar, walaupun pada saat itu saya tidak terlalu paham apa maksudnya.

Continue reading “Nganggung (bukan nanggung)”

Advertisement
Indonesia, Traveling

Kisah Pulau Mengkudu: ‘Berbincang’ dengan Kakek

Kilas balik. Suatu sore di bulan Agustus 2009. Ah ya…bahkan saya masih ingat tanggalnya: 19 Agustus 2009. Hari itu benar-benar tak terlupakan. Dan hari itu pula saya berniat untuk menuliskan segala sesuatu yang terjadi. Karena segala sesuatu itu adalah hal yang tidak biasa bagi saya.

Continue reading “Kisah Pulau Mengkudu: ‘Berbincang’ dengan Kakek”

Indonesia, Traveling

‘Tertipu’ di Koba

Agustus 2009

Padang ilalang, Pantai Penyak, dan Tugu Kota Koba

Pulau Bangka seakan-akan memiliki matahari sendiri yang membuat udara disana begitu panas. Dua motor sewaan melaju dari Pangkal Pinang menuju kota Koba, salah satu kota di Kabupaten Bangka Tengah. Koba dikenal dengan sebutan kota ikan. Saya juga tidak tahu kenapa, padahal setahu saya semua wilayah di Pulau Bangka kaya akan ikan. Makanan yang terkenal dari kota ini adalah Mie Koba, mie dengan campuran kuah ikan. Saya dan teman-teman tidak berniat mencobanya karena sudah ‘mabuk’ ikan.

Continue reading “‘Tertipu’ di Koba”

Other Stories

Secepat Laju Shinkansen

Layaknya kendaraan, hidup juga punya kecepatan. Setiap orang punya pilihan masing-masing dalam menjalani hidupnya. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa apa yang disebut dengan ‘kecepatan’ itu sebagian besarnya dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungan.

Saya dan beberapa teman waktu itu sedang berjalan-jalan di salah satu dusun tempat kami melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Bintet, kabupaten Bangka (Juli 2009). Hari kedua kami menginjakkan kaki di tanah Bangka, maka kami masih melakukan observasi. Suasana sepi. Jarak satu rumah ke rumah lain agak berjauhan. Hanya sesekali kami berpapasan dengan orang di tengah jalan. Sampai di suatu sudut jalan, ada pintu rumah yang terbuka. Kami menyapa tuan rumah itu dan ia dengan ramah mengajak kami masuk ke rumahnya untuk berbincang-bincang.

Continue reading “Secepat Laju Shinkansen”

Indonesia, Traveling

Kalau Saya Merindukan Pantai…

Kalau saya merindukan pantai, pastilah pantai-pantai di pulau Bangka menjadi yang paling saya rindukan. Dari beberapa pantai yang saya kunjungi selama saya di Bangka, ada satu nama yang selalu meninggalkan berjuta kenangan: Pesaren.

Pesaren bukanlah pantai wisata, setidaknya untuk saat ini. Meskipun pantainya indah, mungkin karena faktor lokasi yang cukup jauh dari pusat kota dan sarana transportasi yang belum memadai, pantai ini belum secara serius digarap oleh pemerintah setempat. Pesaren menjadi pantai yang akrab dengan saya karena pantai itu sangat dekat dengan pemukiman warga di mana saya dan teman-teman UGM melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada 2009 lalu.

Continue reading “Kalau Saya Merindukan Pantai…”

Indonesia, Traveling

Pejamkan Mata. Kita sampai di PEJEM!

Sunyi di Kolong Timah

Gara-gara nonton “Ethnic Runaway” di Trans TV episode ‘Pejem’, saya jadi pengen cerita secuil pengalaman menelusuri dunia antah berantah menuju Pantai Pejem di pelosok pulau Bangka. Ethnic Runaway adalah acara yang menampilkan selebriti yang berpetualang ke daerah pelosok Indonesia, tinggal di sana beberapa hari bersama masyarakat lokal, dan merasakan budaya dan adat setempat. Menarik juga… Nggak semata-mata ngeliat selebnya sih..hehe..tapi kita sebagai orang Indonesia jadi tahu bahwa ada orang-orang yang hidup di tempat yang sama sekali nggak terpikirkan, hidup sederhana dengan segala keterbatasan , dan masih menjalankan tradisi nenek moyang mereka (#bukaniklan).

Continue reading “Pejamkan Mata. Kita sampai di PEJEM!”

Traveling

Cerita Kurau: Ketulusan Hati

 Banyak orang-orang baru yang mengajarkan saya tentang makna ketulusan dan mulianya memuliakan tamu.

Matahari baru saja terbenam ketika kami tiba di Desa Kurau. Berjalan-jalan di Pulau Bangka, sudah pasti kita bertemu dengan pantai-pantai nan cantik dengan bebatuan yang tinggi menjulang. Namun kala itu saya ingin mengunjungi sebuah tempat yang lain. Kurau adalah sebuah desa nelayan di Kecamatan Koba, jaraknya kira-kira 20 km dari Pangkal Pinang. Saya tertarik untuk melihat kehidupan nelayan asli Bugis yang tinggal di desa tersebut. Jujur saja saya tak punya banyak bekal pengetahuan untuk pergi kesana. Bermodal peta dan tanya sana-sini, saya dan tiga orang teman menyewa sepeda motor dari Pangkal Pinang.

Kami berhenti di sebuah masjid untuk menunaikan solat maghrib sekaligus untuk meminta izin kepada warga bahwa kami hendak menginap di masjid malam itu. Kami memang sudah mengantisipasi di sana tidak akan ada penginapan, jadi kami sudah siap untuk tidur di masjid. Kalaupun ada warga yang menawarkan untuk menginap di rumahnya, itu namanya rezeki.

Continue reading “Cerita Kurau: Ketulusan Hati”