[1 Oktober 2010]
Pagi yang tidak terlalu cerah, namun tidak pula mendung. Jam 7 tepat saya dan Pupu sudah di ruang makan menikmati pisang, banana cake, dan kopi panas. Banana cake adalah salah satu hal yang spesial dari guesthouse ini. Dibuat oleh istri Raymond, Mani, banana cake itu tampilannya memang biasa saja. Tapi rasanya? Hmm..enyaaak.. Tak mengherankan sewaktu saya membaca kertas-kertas kesan & pesan dari para tamu (ditempel di pintu kulkas), banyak dari mereka yang terkesan oleh banana cake buatan Mani. Saya dan Pupu tak terkecuali.
Backpack kami sudah siap sedia di kursi ruang TV. Begitu selesai makan, kami tak langsung meninggalkan tempat itu. Raymond dan Mani nampaknya belum bangun sehingga kami tak punya kesempatan untuk berpamitan langsung. Kami pun menulis pesan untuk keduanya, sama seperti yang dilakukan tamu-tamu sebelumnya. Dari semua yang ditulis, bisa dirangkum bahwa mereka sangat betah dan merasa nyaman tinggal di giuesthouse ini. Bahkan ada yang menulis bahwa tempat ini memberikan paradigma baru tentang apa yang disebut guesthouse. Bukan sekedar hubungan antara pemilik dan penyewa kamar, namun labih dari itu, seperti keluarga dan rumah sendiri. I can’t agree more.
Continue reading “[AseanTrip-6] Pagi yang Singkat di Melaka”