Other Stories, Review

Mudik: Dulu dan Sekarang

Setelah menikah, tujuan mudik jadi semakin banyak. Kalau biasanya mudik ‘hanya’ seputar keluarga Mama atau Papa (keduanya di Jawa Barat tetapi beda kota), semenjak menikah, tujuan mudik bertambah keluarga Ibu dan Bapak mertua yang mana ada di Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur. Wah, makin panjang saja daftar tujuan yang dikunjungi. Alhamdulillaah..

Lho, belum juga bulan puasa, kok udah bahas mudik? 😀

Gini ya, sambil persiapan menjelang Ramadan, bagi orang-orang di perantauan seperti saya, mudik harus disiapkan jauh-jauh hari. Terlebih lagi, jika mudiknya harus naik angkutan umum. Setiap tahun, tujuan mudik saya dan suami selalu bergiliran ikut keluarga besar masing-masing. Tetapi, ke mana pun tujuannya, biasanya kami tetap pulang ke rumah orang tua dulu di planet Bekasi pada hari-hari terakhir bulan Ramadan.

IMG-20170628-WA0004
Lebaran 2017: nasi, nasi jagung, sayur, dan berbagai menu ikan khas Tuban

Sebenarnya, banyak pilihan moda transportasi dari Jogja ke Bekasi. Kami paling sering naik kereta. Alasannya, karena naik kereta itu lebih ekonomis hehe.. Buat kami yang irit, kami jadi punya pilihan mau naik kelas eksekutif, bisnis, dan ekonomi, tergantung anggaran yang tersedia. Kalau lagi mau yang paling nyaman, ya naik kelas eksekutif. Kadang-kadang naik kelas bisnis. Kalau lagi mau ala ala budget traveler, kelas ekonomi pun jadi. Apalagi sekarang ada yang namanya kereta ekonomi premium. Kelasnya ekonomi, tapi tampilan luar dan interiornya bagus banget. Compartment-nya aja macem di pesawat gitu lho. Yah.. walaupun kenyamanan kursinya masih di bawah bisnis sedikit. Ada yang sudah pernah coba?

Kalau dipikir-pikir, sudah lama sekali saya nggak pernah beli tiket kereta langsung di stasiun. Dulu sih waktu masih kuliah S1 di Jogja, kalau mau beli tiket kereta ya harus antre di stasiun. Panjang antreannya? Beuuuh… jangan ditanya. Kalau musim mudik atau liburan sekolah, antrenya lebih panjang dari titik-titik Instagram story-nya para artis dan selebgram. Haha… Ya boros waktu, ya boros tenaga. Bhay!

Screenshot (136)

Sekarang sih kemudahan transaksi pembelian berbagai tiket sudah ada di ujung jari kita. Tinggal buka website ataupun aplikasi penjualan tiket, lakukan pembayaran, lalu tiket pun sudah di tangan. Tentu saja, cari tiket kereta mudik pun akan saya lakukan secara online. Ternyata, Tokopedia yang selama ini saya kenal sebagai platform jual-beli barang serba ada (karena memasukkan kata kunci apa pun, ada saja barangnya), juga memberikan layanan pemesanan tiket. Hal yang berbeda dari platform lain, di Tokopedia ada fitur ‘pesan nanti’ yang mengizinkan kita memesan kereta untuk jadwal lebih dari tiga bulan yang akan datang.

Baca juga: Sawahlunto: Cerita Kereta

Pada pekan mudik lebaran, jujur saja selama ini saya dan keluarga amat jarang mengunjungi tempat-tempat rekreasi. Pengin sih sebenarnya… tapi apa daya, biasanya waktu sudah habis di jalan. Hehe… Sewaktu-waktu ingin juga menikmati Jakarta saat jalannya lowong dibandingkan hari-hari biasanya (berhubung di Bekasi belum ada ide mau jalan-jalan ke mana :p). Pelesir yang dekat saja, seperti ke Kota Tua dan jelajah museum (huaa.. pengin ke Museum MACAN!). Kalau mau hiburan dan petualangan, bisa juga ke Dufan (apalagi kalau pakai tiket promo Dufan 2018) . Terakhir saya ke sana sudah tujuh tahun lalu. Hehe.. Berhubung usia sudah tak lagi (terlalu) muda, sepertinya saya cukup bahagia duduk cantik muterin Istana Boneka atau basah-basahan di arung jeram. Tornado? Nggak deh kayaknya. Terima kasih. 😀

Kalau kamu, sudah merencanakan mudik belum?

1865143963390123180513

 

 

Advertisement

6 thoughts on “Mudik: Dulu dan Sekarang”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s