Krakow, Polandia, tak hanya tentang Main Market Square yang terkenal itu (baca: Kartu Pos dari Krakow (1)). Sebagai kota yang pernah menjadi pusat kehidupan warga Yahudi selama lebih dari 500 tahun, Krakow masih menyimpan jejak itu hingga kini. Namanya Kazimierz, distrik di bagian selatan kota lama Krakow, di mana kita dapat menemukan sinagog, berbagai bangunan lama Yahudi, serta restoran-restoran yang menyajikan menu khas Timur Tengah, terutama Israel.
Menjelang siang, saya dan Fafa berjalan menuju salah satu restoran yang ada di area itu. Berdasarkan rekomendasi Fafa, kami makan di restoran bernama Hamsa Hummus and Happiness. Hummus sendiri adalah nama saus khas Timur Tengah. Saya pernah mencicipi beberapa kali saat makan di restoran Maroko dan Turki. Berdasarkan hasil mengintip dari Wikipedia, racikan hummus terbuat dari kacang arab giling yang dicampur tahini (wijen giling), minyak zaitun, sari perasan limau, garam, dan bawang putih.
Melalui kartu pos dan panduan wisata, saya melihat gambar sebuah bukit yang bentuknya unik. Saya pun penasaran untuk mengunjunginya. Bukit artifisial ini bernama Kościuszko Mound yang namanya diambil dari nama salah seorang pemimpin nasional Polandia bernama Tadeusz Kościuszko. Di tepian bukit itu terdapat jalan melingkar yang mengarah sampai ke puncak. Sayangnya cuaca hari itu tidak begitu cerah dan berkabut sehingga pemandangan kota Krakow tidak terlihat jelas.
Artikel lainnya: Gereja Misterius di Kapadokia
Selain berjalan di bukitnya, ternyata di komplek ini terdapat sebuah museum sejarah dan kebudayaan Polandia. Kami yang kedinginan segera masuk ke ruangan untuk melihat-lihat koleksi sekaligus menghangatkan diri. Saat hendak pulang, kami ketinggalan bus dan harus menunggu bus selanjutnya yang jadwalnya masih sekitar tiga puluh menit. Kami pun masuk ke sebuah restoran, lagi-lagi demi menghangatkan diri. Restoran itu terbilang mewah dan kami lihat harganya cukup mahal. Kami hanya memesan minuman panas karena memang belum lapar. Untungnya pelayannya ramah dan tetap melayani pesana kami yang minimalis itu. Haha.
Saya tinggal di Krakow selama empat hari. Bagi saya, Krakow adalah kota yang menyenangkan. Fasilitas umum di Krakow juga sudah terbilang baik dan dapat diandalkan. Karena Fafa juga harus kuliah, saya terkadang harus kemana-mana sendirian. Meskipun kemampuan bahasa Polandia saya nol besar, untunglah tidak ada kendala berarti selama perjalanan.
Di beberapa tujuan wisata utama, papan informasi biasanya menampilkan teks bahasa Inggris. Begitu juga dengan pemandu wisata. Misalnya, saat saya mengunjungi penambangan garam bawah tanah tertua di dunia yang terletak di Wieliczka, pemandunya sangat fasih berbahasa Inggris. Lokasi Wieliczka yang cukup jauh dari pusat kota dan mengharuskan saya berganti bus beberapa kali awalnya membuat saya khawatir. Apakah saya bisa berhenti di pemberhentian bus yang tepat? Kebetulan waktu itu papan nama pemberhentiannya kurang jelas (mungkin karena agak di luar kota). Untunglah ada penduduk lokal yang bisa membantu. 🙂
Eksotis banget tempatnya Mbak. Suka lihat foto-fotonya dan membayangkan ceritanya.
LikeLiked by 1 person
Makasih ya udah baca. 🙂
LikeLike
Aku sukaa lihat bukitnya. Paduan warna hijau dan coklat. Kotanya tampak hangat ya Cha, dengan bangunan2nya yang tua.
LikeLike
Hehe.. Iya Mbak. Niat banget ya bikin bukit buatan kayak gitu. 😀
Sebenarnya di beda area suka berasa beda armosfer sih.. Kebetulan di Jewish Quarter ini bangunannya banyak yg macam ini. Di sekitar pusat kota berasa lebih cerah2 gedungnya. 🙂
LikeLike
huwaaa ichaaaa ntar aku nanya2 agak detail tentang Krakow dan Budapest yaaaa….pengen banget ke sana tapi deg-degan katanya Eropa timur itu agak rawan2 gimana gitu ya?!
LikeLike
Asiiik.. Ada yang mau Eurotrip episode 2 nih. 😀
Siap Dit.. semoga aku gak amnesia sama detail2 selama di sana haha…
Aku sih nggak ngerasa rawan bgt ya pas di sana. Aku waktu itu ke Bratislava juga sendirian dan alhamdulillah baik2 aja. Cuma krn gak banyak yg bisa bahasa Inggris kadang suka ragu aja kalo pas mau nanya2.
LikeLike
istimewa sekali ya, bisa berkunjung ke tempat tempat yang oleh banyak orang bisa jadi sangat ekslusif 🙂
LikeLike
Alhamdulillah. Kebetulan waktu itu sedang studi di Belanda. 🙂
LikeLike
Dari penamapakan bangunannya, Kotanya tampak sudah sangat tua ya, tapi sangat terawat. Wuih, nuansa Yahudinya kental banget yak.
Anyway salam kenal ya mbak Maisya
LikeLiked by 1 person
Waah maaf banget kelewat baca komennya. >_< Hehe.. iya ini pusatnya masyarakat Yahudi pada masanya.
LikeLike
seruuu ke UK dong mba 😁
LikeLike
Mandaaa.. aku masa baru baca komennya. Hehee.. Maafkan. Duh, mau banget ke UK. Di sana sampai kapan rencananya? Smg sehat2 ya bumil. 🙂
LikeLike
Mungkin 3-5 tahun mba insya Allah liat situasi dulu hehe. aamiiiin terimakasih doanya mba
LikeLiked by 1 person