Other Stories

Baju Mark Zuckerberg

Hari ini, satu di antara banyak status yang muncul di newsfeed Facebook saya adalah status dari CEO Facebook Mark Zuckerberg. Ternyata Mark sedang bingung tuh, kira-kira mau pakai baju apa ya hari ini? 😀

Screenshot (37)

Beragam komentar muncul menanggapi statusnya ini. Salah satu komentar yang menarik perhatian saya adalah dari pengguna Facebook bernama Youssed Zakouri. Dia berkomentar ala aplikasi blobla.com yang belakangan ini sedang hits di Facebook.

This is Mark

Mark created Facebook.

Mark is one of the richest people on this planet.

Mark doesn’t wear fancy clothes.

Mark is modest.

Be like Mark.

Reaksi saya sendiri? Saya jadi kepo mengenai penampilan Mark selama ini karena setelah diingat-ingat, sepertinya foto Mark yang sering muncul di Facebook memang kebanyakan menampilkan warna baju serupa. Saya pun langsung menuju album fotonya di Facebook. (semua foto di bawah diambil dari laman Facebook Mark)

Wah ternyata benar, Mark memang mengenakan baju berupa kaus dan sweatshirt berwarna abu-abu pada banyak sekali momen dalam hidupnya, dari mulai bersantai bersama keluarga, berolahraga, sampai bekerja di kantornya. Kebetulan kantornya punya dia sendiri ya, jadi bisa suka-suka hehe… Menyenangkan kalau bisa bekerja dengan suasana santai dan kasual.

Signature Style

Signature style atau penampilan khas itu memang soal selera dan preferensi masing-masing ya, misalnya si Mark ini yang mungkin memang sukanya mengenakan baju sederhana berwarna kelabu. Namun poin yang saya garis bawahi adalah, sebenarnya Mark mampu membeli baju mahal dan bermerek yang bisa lebih keren saat dilihat orang lain. Bisa saja baju-baju Mark yang warnanya gitu-gitu aja juga adalah baju mahal. Who knows. But he doesn’t seem to try to impress people by what he wears daily.

Meanwhile…

Belakangan ini salah satu lingkaran pergaulan saya sedang menggandrungi beberapa item fashion yang terbilang mahal. Di grup WhatsApp sempat seru obrolannya (ya buat mereka seru sih, saya mah silent reader aja 😀 ), sharing brand dan tempat belanja di sana – sini, ngobrolin bahannya, modelnya, bla bla bla. Harganya? Yah bisa sampai jutaan yang mana warga kelas menengah kayak saya sih nggak masuk prioritas untuk belanja barang-barang seperti itu.

Terkadang saya bertanya kepada diri saya sendiri, “Kalau gue punya banyak duit, bakalan tertarik belanja apalagi koleksi barang-barang macam gitu nggak ya?” Jangan-jangan saya sekarang nggak tertarik karena nggak ada duit aja *wakwaaaw*.  Haha.

Setelah perenungan itu pun, saya berpikir bahwa saya memang suka sih terlihat modis dalam berpakaian, setidaknya bajunya serasi, enak dipandang, dan nggak bikin orang sakit mata. Di luar itu, hal-hal seperti sepatu dan tas buat saya sifatnya fungsional.. jadi bukan sesuatu yang harus bergonta-ganti setiap hari. Dan saya bukan orang yang rela bayar harga yang terlalu mahal hanya demi penampilan. *suka tiba-tiba inget keluarga dan murid-murid saya di Bawean yang udah bahagia walau makan ‘hanya’ sama nasi dan ikan asin* *apalah arti penampilan*

Sampai di suatu titik saya lelah membaca obrolan di grup WhatsApp itu (tapi apa daya, nggak bisa keluar grup karena grupnya sangat penting). Lingkungan di sekitar saya  memang sangat beragam. Itulah faktanya. Tetapi saya memutuskan bahwa saya tidak mau diri saya didefinisikan oleh materi dan barang-barang mahal semata. Humans are more than that.

What I Learn

Yah mungkin begitulah ketika orang lebih sibuk berkarya, dia tidak perlu repot-repot berusaha membuat orang lain terkesan dengan penampilan luarnya saja. He focuses on his deliverables.

Saya setuju bahwa bagaimanapun penampilan luar memengaruhi kesan pertama dan selayaknya kita berpenampilan sesuai tempatnya. Kalau budaya perusahaannya formal misalnya, saat interview ya berpakaianlah yang rapi dan sopan. Saat jalan-jalan, ya berpakaianlah yang santai dan nyaman, dan sebagainya. Namun, kita tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengurusi penampilan luar saja kan?

Mungkin koleksi baju Mark yang sederhana itu menjadi pengingat untuk banyak orang termasuk saya bahwa it’s more meaningful that people remember us because of what we do, not what we wear.

Just my two cents. 🙂

1865143963390123180513

32 thoughts on “Baju Mark Zuckerberg”

  1. Iya setuju! Waktu itu aku pernah ke seminar terus salah satu narasumber ahli anti-marketing bilang “kalo kalian liat narasumber kayak saya yg pake kaos sama jeans doang, berarti mereka udah sukses.”
    Karena orang-orang gak akan terlalu mentingin apa yang kita pakai 😀
    Btw, abu-abu emang cocok ya dipake kapanpun dengan model apapun #TeamAbu wkwk

    Liked by 1 person

    1. Wah menarik banget ya ada istilah anti-marketing. *baru tahu* hehee…
      Untuk baju, aku juga suka warna abu-abu dan warna netral kayak krem dan coklat. 😉

      Like

  2. Tergantung kak, klo fashion blogger si peduli hehehe :p

    Klo dr aku, aku ini termasuk yang peduli dengan penampilan kak. Bkn untuk impress orang lain, tapi lebih jadi mood booster diri sendiri.jadi makin semangat berkarya klo moodnya happy.
    Untuk budget dan harga, dr dlu aku selalu berpendapat being fashionable doesnt have to wear branded stuffs. Jadi baju2 lungsuran mama atau barang diskonan itu selalu jd inceran aku. Yg menarik adalah bagaimana kita mix&match barang “low cost” buat terlihat “mahal”. Hehe

    Tapi memang ga dipungkiri kak, aku juga nemu bbrp yg sangat peduli brand dan rela merogoh kocek untuk harga yg mahal hehe. Klo itu sudah beda aliran sm aku. Mending uangnya buat traveling :ppp

    Like

    1. Apalagi kalau memang fashion blogger profesional ya bhel.. ya jadi penting bgt buat mereka karena itu emang bagian dari pekerjaan.
      Sebenernya kalau ngebahas fashion-nya sih bisa jadi postingan tersendiri.. Aku juga gak antifashion dan aku suka mix and match baju. Sama kayak yg Bhella bilang, being fashionable doesn’t need to be expensive. 😀
      Ini lebih jadi pengingat aja sih supaya hal2 yang terlihat di luar itu gak jadi fokus utama hidup kita. 🙂

      Like

  3. Aku pernah baca, alasan Mark pake baju yang ‘sama’ setiap hari adalah biar nggak buang2 waktu milih mau pakai baju apa hari ini, semoga ingatanku nggak mengada-ngada.
    Makasih tulisannya Kak icha, nice reminder 🙂

    Like

    1. Iya bener, kata temenku juga gitu (gak buang2 waktu). Maksudnya biar efisien aja ya hehe.. Soalnya kan kita (gue aja kali haha..) setiap mau pergi suka butuh waktu utk mikir, hari ini pakai baju apa yaa.. Kalau sama semua jadinya gak ada pilihan. :p

      Like

    1. Kalau pas harus pakai dress code dan gak ada, andalanku adalah pinjem baju. :p Dulu sih pas masih tinggal di rumah ortu, dengan gampangnya bisa pinjem mama atau adik. Tapi sekarang gak bisa lagii.. Hiks.

      Like

  4. Ini udah jadi signaturenya dia ya, t-shirt abu-abu Cha, sama seperti Steve Jobs selalu pake turtle neck sweater hitam dan jeans indigo. Gampang shoppingnya ngga ribet 🙂

    Like

  5. Sebenarnya aku setuju sih tp entah kenapa suka khilaf kan beli2 yg gak penting. Padahal nantinya rempong sendiri. Kayak beli sepatu trus2an padahal yg dipake yah cuman sandal jepit aja haha

    Like

  6. pernah baca soal baju mark dan dia bilang di satu majalah (lupa majalah apa) kalo dia ga mo ribet sama urusan baju setiap bangun pagi mikir “hari ini pake apa?”, “baju ini pantes ga ya?”, ato ubrakabrik lemari cuma buat matchingin baju sama sepatu dan celana apalagi dasi.. buang waktu gitu, mending pake yang seragam, dan seragam dia emang kaya gitu, kecuali ketemu orang penting demi mensuport bisnisnya seperti presiden, pasti dia pake kemeja dan dasi.. seharihari ya gitulah dia.. setuju sama pikiran mark, buang waktu percuma cuma mikirin baju yang penting ga telanjang dan nyaman dengan dirinya.. ini bukan soal dia punya duit apa kaga, tapi ini soal praktis aja ga mo ribet.. tapi ya orang lain mikirnya beda..
    sama dengan seorang teman yang traveler sejati (kalo ada yang kenal michael ruppert namanya), dia kemanamana bajunya itu itu aja, kata dia bajunya dia semua seumur hidupnya ada di ransel dia, dia bawa kemanamana, jadi kalo pulang ke rumah setelah jalanjalan tetap itu juga bajunya.. di rumahnya ga ada baju tersimpan.. harta karunnya dia bawa kemanamana.. praktis.. ga ribet babalipat apalagi cuci baju segambreng.. kalo sobek baru beli baru.. malah waktu ku kasih kaos biar bajunya ga itu itu aja, kaos dariku kayanya ga pernah dipake, sebab ga pernah lihat dia kemanamana pake kaos dariku.. dikasih ke orang kali ya ketimbang berat beratin ransel.. cuma punya satu baju resmi, kemeja batik, titik..

    ku tabik sama orang kaya gitu.. konsisten dan praktis..

    Like

    1. Iya Mbak Tin.. Pernah denger juga dari temenku soal dia pakai baju yg sama supaya gak usah capek mikir tiap hari. 😀
      Setiap orang punya gaya masing2 sih yaa yg menurut dia nyaman.
      Wahh kalau aku kayaknya susah mau ngurangin barang2 jd tinggal satu tas hehe..

      Like

  7. Aku baru baca iniii Mbak 😀

    Kece ya Bang Mark Zuckerberg 😀 kaosan doang tetep kece, lah udah sukses begitu mah ngapain harus mewah-mewahan 😀 dunia juga udah tau siapa dia ya 😀

    wkwkwkw aku jadi inget kemarin sempet liat berita di fesbuk mengenai anggota DPR yang menyayangkan kenapa Mark cuma pake kaos doang waktu ketemu Jokowi wkwkwk 😀

    Like

    1. Oh iyaa.. itu aku juga lihat judul beritanya. Tapi belum sempet baca isinya sih hehe..
      Mungkin karena kunjungannya kasual ya. Kalau pas ke Indonesia dan ketemu Jokowi, dia jg pakai jas rapi sih. 😀

      Like

Leave a comment