Terkadang, tiba-tiba saja saat berselancar di media sosial Instagram, saya sampai di akun-akun tertentu (yang tak jarang pula tidak saya kenal pemilik akunnya). Saya sampai di sana berkat mengklik akun si A kemudian dalam fotonya ada tag si B, lalu saya buka akun si B, ada tag foto si C, dan seterusnya. Selama akunnya tidak digembok alias tidak dibatasi aksesnya, semua orang bisa membuka. Termasuk saya, yang terkadang hanya iseng melihat akun-akun orang lain. Terkadang karena foto lanskap yang menarik, foto berbagai prakarya DIY (do it yourself), foto koleksi online shop, atau foto tokoh tertentu (selebgram misalnya).
Suatu hari, tahu-tahu saya sampai di akun Instagram Rimma Bawazier (@rimmabawazier). Oh..ternyata wanita berparas India/Arab ini adalah seorang model muslimah. Maklum lah…saya tidak terlalu update perihal tokoh-tokoh dunia permodelan dan hijab fashion. Mentok-mentok tahunya Dian Pelangi dan Siti Juwariyah. 😀
Klik sana, klik sini.. Di akun Rimma Bawazier tersebut saya melihat banyak foto ia dengan anaknya yang masih bayi… entah usianya berapa bulan. Namun di foto-foto tersebut saya tidak menemukan fotonya bersama suami. Saat saya terus scroll down, barulah saya tahu bahwa suaminya telah berpulang. Innalillahi wainnailaihiroji’un. Ia ditinggalkan sang suami saat ia sedang mengandung. Saat ia melahirkan anak pertamanya, suaminya sudah tidak lagi bersamanya.
***
Februari 2014
Antara kasih sayangmu dan pengabdianku kita merajut rumah tangga yang sangat indah untuk dikenang.
cerita kita kan kusimpan rapi dalam hati utk kurangkai dan kuceritakan pada anak kita kelak, betapa bangga aku memiliki suami sepertimu hingga anakmu pun akan bangga memilik ayah sepertimu dan kelak selalu mengirimkan doa indah untuk ayahnya.
Aku rindu hari itu hari dimana kau meridhoi aku sebagai istrimu. hari dimana kita rajut dan kita susun kehidupan bersama.
Semoga kini istana surga menjadi tempatmu yang Allah janjikan bagi hamba2Nya yang zuhud sepertimu.
***
Januari 2015
Tepat 1 tahun sudah Almarhum Sony pergi.
Tak putus doaku untuk kamu..
kamu orang baik, semoga umur kebaikan dan Amal ibadah kamu tetap panjang dan Allah menempatkan kamu bersama orang orang sholeh dan mempertemukan kita semua dalam JannahNya. Amiiiin ☺
***
Dari beberapa menit berselancar di album foto Rima di Instagram, ada rasa sedih yang terselip. Rasanya saya ikut merasakan kesedihan dan beratnya ditinggalkan orang yang dicintai, dalam hal ini seorang pria terkasih yang bahkan belum genap setahun menjadi suami (langsung terbayang bagaimana jika saya ada di posisinya). Apalagi saat itu ia tengah mengandung, menunggu kehadiran sang buah hati yang harapannya akan dibesarkan dan dididik bersama dengan sang suami.
Pada saat yang sama saya merasa tersentak, seolah diingatkan bahwa apa yang kita miliki dan cintai di dunia ini bukan sepenuhnya milik kita. Orang-orang tersayang, harta benda kita, pengetahuan kita, semuanya milik Allah. Semuanya bisa Ia ambil dan Ia panggil sesuai kehendak-Nya. Ketika saya merasakan sedih, saya pun terdasar bahwa Rima sudah belajar untuk ikhlas menerima. Ia memeluk suaminya erat lewat doa-doa yang senantiasa ia panjatkan. Ia bangkit dan melanjutkan hidup, mensyukuri apa yang kini ia miliki, seorang buah cinta dengan suaminya.
Dalam hidup ini, sering kita menginginkan banyak hal yang belum kita miliki. Atau kita meratapi hal-hal yang bukan milik kita lagi. Yang belum menikah merasa sedih karena belum menikah. Yang sudah menikah merasa berkecil hati karena belum juga dikaruniai momongan. Yang belum bekerja merasa lelah berusaha karena tak kunjung mendapat pekerjaan. Yang baru saja kehilangan pekerjaan merasa hidupnya berakhir. Yang sibuk bekerja merasa lelah dengan pekerjaan. Dan masih banyak lagi.
Dalam hidup ini, pasti masih banyak hal yang belum kita miliki atau bukan lagi menjadi milik kita. Namun jika kita bersedia berhenti sejenak, jika kita hening dan melihat sekitar kita, ternyata begitu banyak yang sudah dan masih kita miliki. Rumah yang nyaman, segelas teh hangat, nasi yang baru saja matang…
***
Beberapa hari lalu ada sebuah foto di laman Facebook Humans of New York.

“I’m single, unemployed, and late middle-aged. But I don’t really get sad. I just don’t think sadness is in my brain chemistry. When I go home to my apartment, I’ve got a faucet that releases both hot and cold water. You know how many billions of people don’t even have clean drinking water? And I’ve got two types of clean water: hot and cold.”
It is beautiful how he tries to see the bright side. 🙂
***
Each day comes with its challenge. It is up to us to be happy or sad. To be grateful or ungrateful. To stop or to move on.
It’s our choice.
Terima kasih sudah diingatkan untuk selalu bersyukur yaaa 🙂
LikeLike
Sama2 Ditaaa… *ya ampun kemana aja yaa komen postingan ini kelewat semua*
LikeLike
Bersyukur dan ikhlas itu pelajaran seumur hidup 🙂
LikeLike
Iya banget, Mbak Deni.. mesti terus belajar ya. 🙂
LikeLike
It’s so adorable story. Thanks Mba Icha for reminder 🙂
LikeLike
Sama2, Ineke. 😉
LikeLike
Tingkatan ilmu ikhlas memang sangat tinggi dalam ajaran agama islam, selain shalat dan sabar sebagai penolong 🙂
LikeLike
Iya.. terkadang nggak mudah rasanya.. Tapi namanya juga belajar ya, gak boleh berhenti. 🙂
LikeLike
wah ceritanya Rima bikin sedih ya, wanita yg kuat dan tegar, luarbiasa
LikeLike
Iya, Mbak.. Pas baca itu rasanya tertampar.. gimana ya kalau aku ada di posisinya. Huhu..
Sekaligus jadi inspirasi juga biar bisa senantiasa ikhlas sama semua keputusan Allah ya. 🙂
LikeLike
Sedih bacanya Mbak..selalu bersyukur
LikeLike
Iya.. Semoga kita bisa selalu bersyukur. 🙂
LikeLiked by 1 person
Terima kasih sudah diingatkan untuk selalu bersyukur..
LikeLike
Iya mbak.. sama2 belajar. 🙂
LikeLike
aku sampe berkaca-kaca bacanya.. T_T karena sedang mengalami salah satu “ratapan tidak berguna atas apa/hal yang belum dimiliki” .
Terima kasih sudah mengingatkan mba 🙂
LikeLike
Iya.. sama2. Ini buat mengingatkan diri sendiri juga. 🙂
LikeLike