Other Stories

Bergaul di Media Digital

Tahukah Anda?

  • Sepertiga penduduk Indonesia adalah pengguna internet.
  • Mayoritas pengguna internet tersebut adalah penduduk usia 15 – 29 tahun.
  • 98% dari pengguna internet tersebut memiliki setidaknya satu akun media sosial.

(Data: Kominfo dan We Are Social)

 ***

Fakta menarik di atas menjadi pembuka dalam salah satu presentasi pada kelas Digital Media yang diadakan oleh Swaragama Training Center (STC) bekerja sama dengan pers mahasiswa Balairung UGM. Kelas gratisan ini diadakan pada 28 Februari 2015 di Jogja Digital Valley, Jalan Kartini No. 7 Sagan, Yogyakarta. Ada tiga pembicara yang hadir mengisi kelas tersebut, yaitu Saga Iqranegara (Jogja Digital Valley), Andin Rahmana (Digital Media Swaragama FM), dan Arlian Buana (Editor in Chief Mojok.co).

Foto dari SINI
Foto dari SINI

“Kamu emang tertarik sama tema ini?” tanya Tika Yusuf seusai acara. Ia adalah sesama alumni Pengajar Muda Indonesia Mengajar dan saat ini menjadi Program Development Manager di STC.

Hmm… dorongan utama saya mengikuti kelas ini adalah karena temanya sangat relevan dengan minat pribadi dan bidang pekerjaan saya.  Kala itu saya  bertanggung jawab menangani aspek promosi dan kemitraan. Tentu media digital secara umum (termasuk juga media sosial di dalamnya) menjadi media yang sangat powerful dalam menyampaikan pesan kepada target pendengar. Selain itu saya pribadi memiliki ketertarikan terhadap dunia digital dan bagaimana memanfaatkannya untuk memengaruhi (dalam artian positif) orang lain. Saya adalah pengguna aktif media digital. Saya mengelola blog dan beberapa akun media sosial pribadi (Facebook, Twitter, dan Instagram) yang secara rutin saya perbarui kontennya.

Secara umum, media digital terdiri dari dua aspek, yaitu jaringan dan informasi. Jaringan adalah bagaimana satu pihak/sistem terhubung satu sama lain (misalnya si A terhubung dengan si B melalui Facebook, atau konten blog kita terhubung dengan Facebook), sedangkan informasi adalah konten yang disampaikan melalui jaringan tersebut.

Hal yang penting untuk disadari adalah bahwa dunia digital tak melulu tentang diri kita sendiri. Oleh karenanya, dalam presentasinya Andin Rahmana berpesan bahwa dalam bergaul di media digital kita harus menjadi manusia (be human). Ini berarti bahwa sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial, konten yang kita buat sebisa mungkin dapat dibagikan untuk sesama. Misalnya saja, kalau foto selfie setiap hari, apakah layak untuk dibagikan? Kalau statusnya hanya membicarakan diri sendiri, apakah audiens tidak bosan? Selebriti dan tokoh publik pun banyak yang tak hanya membicarakan diri sendiri lho. Misalnya Nadine Chandrawinata yang giat berkampanye tentang menjaga laut atau Dewi Lestari yang berbagi mengenai berbagai charity.

Dalam bergaul di media digital, penting juga untuk memerhatikan 3K, yaitu konten (apa yang dibagikan), konteks (dalam kaidah apa konten tersebut dibagikan), dan konsisten. Prinsip 3K sangat relevan baik dalam mengelola akun pribadi maupun akun resmi (perusahaan, organisasi, produk, dll.  Terutama dalam mengelola akun resmi, konten yang akan dibagikan perlu digodok dengan matang. Dengan materi yang sama, cara mengemas dan membagikan suatu konten bisa jadi berbeda antara akun pribadi dan akun resmi. Ini dinamakan konteks. Pada akun pribadi, kita lebih leluasa menyampaikan suatu informasi dengan gaya bahasa kita. Sedangkan untuk akun resmi, kita perlu merujuk kepada identitas produk atau organisasi dan siapa audiensnya. Apakah bahasanya sesuai? Jangan sampai produk untuk kalangan menengah ke atas disampaikan dengan gaya yang terlalu seperti anak remaja atau malah alay.

Selain itu, konsistensi sangatlah penting. Konsistensi ini bisa dalam hal topik yang disampaikan, isu yang dikampanyekan, sampai intensitas publikasi di suatu media digital. Misalnya, jika kita mengelola Facebook Page suatu produk, lebih baik kita memublikasikan satu konten per hari selama lima hari berturut-turut daripada langsung lima konten dalam satu hari namun selama empat hari ke depan tidak ada publikasi sama sekali.

Berbicara mengenai konten, ada  empat kriteria  yang sebaiknya dipenuhi:

  1. Great –> Konten harus lebih dari sekadar bagus. Usahakan untuk tidak memublikasikan konten yang sudah diketahui banyak orang dan tidak memiliki nilai berita/informasi.
  2. Shareable –> Konten yang great tadi nantinya akan membuat orang tertarik dan merasa informasi tersebut layak untuk dibagikan kepada orang lain. Dengan demikian, akan lebih banyak orang yang mengetahui media dan produk tersebut.
  3. Be them –> Posisikan kita ada di pihak audiens, misalnya dengan menyesuaikan gaya bahasa.
  4. Interactive –> Ciptakan ruang untuk diskusi, misalnya dengan merespon komentar yang ada. Selain itu, bisa juga dengan menambahkan pertanyaan di akhir konten yang bersifat meminta audiens untuk berbagi pengalaman atau memberi masukan.

Di antara beberapa materi dalam kelas tersebut, ada beberapa tips dari Andin yang saya catat terkait bagaimana memanfaatkan media ditigal. Selain berbahasa dengan baik dan mengoptimalkan key opinion leader, yang terpenting dalam bergaul di media digital adalah bersosialisasi. “Jadilah manusia,” kata Andin mengulang kembali apa yang ia sampaikan di awal presentasinya.

Terlepas dari banyak keunikannya, media digital tak berbeda dengan dunia nyata. Media digital – termasuk media sosial yang sangat akrab dengan keseharian kita saat ini – berisi kumpulan manusia dengan segala interaksinya. Kita saling menyapa, memberi komentar, berdiskusi, berkegiatan ekonomi (memasarkan produk, jual-beli), belajar, bertukar informasi, dan berbagai kegiatan lainnya. Oleh karenanya, tidak ada alasan interaksi di media digital tidak mengindahkan etika yang berlaku pada keseharian kita pada umumnya.

Yuk bergaul dengan cerdas dan santun! 🙂

1865143963390123180513

18 thoughts on “Bergaul di Media Digital”

  1. Thanks for sharing Icha. Info yang sangat bermanfaat sekali ini. Aku suka membaca segala sesuatu yang berhubungan dengan komunikasi, branding, media digital, marketing. Karena dulu kerjaanku disana.

    Like

  2. Sipp… mari bergaul dengan cerdas dan santun.
    Kalo ini dianggap sbg Komitmen, maka bisa diletakkan di depan 3K.
    Artinya sebelum 3K harus ada Komitmen dalam diri untuk bisa bergaul dengan cerdas dan santun selama di ranah media sosial.

    Jadinya 4K … Komitmen – Konten – Konteks – Konsisten

    Ini usul 🙂

    Like

    1. Hehe.. ketinggalan zaman banget sih nggak ya, media sosial kan hanya salah satu media untuk interaksi. Cara bergaul orang berbeda-beda, bisa aja baca berita, ngeblog, dan bergaul via chat apps (misalnya Line dan Whatsapp) udah cukup untuk sebagian orang. Btw aktor seterkenal Reza Rahadian aja nggak punya media sosial lho, tapi tetep eksis hehehe.. 😀

      Like

      1. Tapi bener juga sih, media lain kan juga banyak ya. koran juga belum musnah dibakar. yang paling pasti itu ya satu mbak : gosip. Yoik abis itu perkembangan zamannya 😀 wkwk

        Eh, Reza Rahardian nggak punya medsos? gokil dia 😀

        Like

  3. Dan aku membatasi kepunyaan sosmed ini, Mbak.. Takut ketergantungan dan malah kurang produktif. Dulu pas zamannya facebook kayak gitu soalnya. Hihihi 😛

    Thanks for sharing ya, Mbak 😀

    Like

  4. keren deh kalau gaul ala digital..dan saya juga suka dengan dunia beginian kak, kebetulan juga ngelola salah satu untuk #kotasolo yang sering berinteraksi dengan masyarakat hingga corporate meski cuma lewat maya 🙂

    Apalagi jogja digital valley adalah bagian dari telkom. sama seperti di solo namanya DILO yang juga sering bikin kelas gratisan disini hehe..btw materinya menarik nih, boleh ah saya comot dikit buat mahasiswa saya ya mbak maisya 🙂

    Like

Leave a comment