Kardus Bekas

Sebetulnya bukan hanya kardus. Banyak barang bekas yang bisa digunakan kembali. Selain dalam rangka mengurangi sampah, juga menambah nilai guna barang bekas tersebut.

Hari ini saya iseng bernostalgia dengan membuka album-album lama. Nah, sampailah di album foto bulan November 2011 (saya mengklasifikasikan folder foto berdasarkan tahun, kemudian bulan dan tanggal). Waktu itu saya masih mengajar di Pulau Bawean, tepatnya di SDN 4 Telukjatidawang dalam program Indonesia Mengajar (tulisan lain tentang Bawean: baca INI dan INI).

Rahma

Wahid

Bahul

Agil

Husnul

Salman

Saddat

Mat Sahar

Rusdah

Dalam mata pelajaran bahasa Inggris, ada materi tentang memberi ucapan, menyampaikan undangan, dan berterima kasih. Setelah praktek membaca dan melafalkan, mereka melakukan percakapan dengan teman sekelas. Supaya tidak bosan dan sekaligus mengasah kreativitas anak-anak, saya yang hobi mengumpulkan kardus bekas* menyodorkan benda tersebut kepada anak-anak. Instruksinya, buatlah kartu ucapan atau undangan sesuai dengan materi yang sudah dipelajari. Selain kardus bekas, saya hanya memberi ‘modal’ berupa krayon, lem, dan gunting. Selebihnya terserah mereka.

Dan tadaaa… inilah hasil karyanya!

Foto-foto ini membuat saya kangen to the max sama mereka. Waktu itu mereka kelas V SD. Tiga tahun berselang, berarti mereka sekarang sudah kelas 2 SMP atau Tsanawiyah (bagi mereka yang melanjutkan sekolah tentunya :/). Time flies. Tetapi mereka selalu di hati.

*ngomong-ngomong tentang mengumpulkan kardus bekas, dulu sampai ada salah seorang warga (seorang ibu) yang jatuh kasihan kepada saya karena saya kok ya suka mengais kardus bekas ke warung-warung. Hehe.. Yah daripada dibakar kan sampahnya. Berdasarkan pengamatan saya, salah satu masalah utama di pulau-pulau kecil adalah mereka tidak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) sehingga sampah biasanya dibakar atau dibuang ke laut. Syedihhhh… :”(