
Karena bukan anak mal, saya dan suami saya, Chendra, mencari tujuan lain untuk mengisi akhir pekan. Ada beberapa referensi yang kami temukan, namun akhirnya kami memutuskan mengunjungi De Mata Trick Eye Museum karena letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Berlokasi di lantai dasar XT Square, Jalan Veteran, Yogyakarta, museum ini konon merupakan museum gambar tiga dimensi (3D) terbesar di dunia. Ehh..seriusan? Berdasarkan hasil berselancar di internet, saya memeroleh informasi bahwa disebut terbesar karena memuat 120 gambar 3D, paling banyak dibandingkan yang ada di negara lain (saya sendiri nggak sempet ngitung sih ada berapa hehe..).
Kalau ke museum ini, gadget yang wajib dibawa adalah kamera. Terserah mau kamera saku, kamera ponsel, kamera DSLR, dll. Kalau di sebagian museum saya malas foto-foto agar lebih fokus pada isi museum itu sendiri, di De Mata Trick Eye Museum justru kegiatan utamanya memang berfoto hehe… Pengunjung disuguhkan berbagai macam gambar 3D yang langsung menempel di dinding. Sebagian ditambah alat bantu kursi, kayu, dan lain-lain, untuk mendukung efek 3D dari gambar tersebut. Karena sebagian foto akan tampak 3D jika angle foto diambil dari atas, terdapat pula alat bantu berupa tangga. Saya bukan orang yang takut ketinggian sih…tapi kalau naik tangga macam alat pertukangan seperti yang ada di museum ini, saya agak deg-degan juga sampai berkeringat waktu memotret suami. Fiuhhh…
Selama di museum, saya dan Chendra kepikiran, ini dengan harga tiket masuk sebesar Rp35.000, pemilik museum kayaknya untungnya gede juga ya. Hehee.. Soalnya secara fisik ya isinya ‘hanya’ dinding-dinding yang dibentuk labirin dan gambar yang dicetak di banner. Tapi harus saya akui bahwa yang mahal adalah ide dan kreativitas. Katanya agar pengunjung tidak bosan, gambar-gambar di dalam museum ini diperbarui secara berkala.


Walaupun museumnya tidak terlalu besar, tapi dibutuhkan stamina yang cukup prima lho untuk mengitarinya. Ternyata memotret dan dipotret di sekian banyak latar gambar itu melelahkan. Haha.. Apalagi kalau di masing-masing latar berfoto lebih dari sekali demi hasil yang lebih memuaskan. :p Yah namanya juga udah bayar, nggak mau rugi lah yaaa.. Di dalam museum, kami melihat beberapa petugas yang dengan senang hati memberi saran gaya berfoto sekaligus bersedia turut membantu mengambil foto untuk para pengunjung. Kami berdua pun sempat meminta tolong saat ini berfoto berdua di balon udara. Wow… berasa di Cappadocia yah. Hahaha… Kalau bingung harus bergaya seperti apa, tidak perlu khawatir karena di pojok masing-masing gambar terdapat foto kecil sebagai contoh foto agar nuansa 3D-nya terasa.
Kalau ditanya apakah museum ini layak direkomendasikan atau tidak, uhmm… yaa cukup layak lah karena mungkin di tempat lain di Indonesia belum ada. Satu masukan dari Chendra adalah mengenai pencahayaan. Sebagai orang yang lumayan paham fotografi, ia merasa jika aspek pencahayaannya lebih diperhatikan, maka hasil dari efek 3D nya akan lebih baik lagi.
Bagi saya sendiri sih cukup sekali saja ke museum ini, yang penting sudah pernah ke sini. Hehe.. Menurut saya ini bukan tempat yang layak dikunjungi berkali-kali. Berbeda dengan beberapa museum yang saya suka dan saya kunjungi berkali-kali seperti Museum Ullen Sentalu di Jogja dan Rijksmuseum di Amsterdam. Eh yaa..emang beda tipe sih ya tempatnya. 😀 Tetapi setidaknya museum ini bisa jadi destinasi lain kalau para pembaca sekalian berkunjung ke Jogja.
Cheers!
keren kak icha!
aku pernah jalan2 ke XT Square dan nggak ngeh kalo di lantai dasar ada lukisan 3D nya 😦
jadi nyesel ga ke bagian sana 😦
nice info kak icha.
kapan2 kalo berkesempatan aku bakalan mengunjunginya.
LikeLike
Aku malah sebelumnya belum pernah ke XT Square hehe.. Iya semoga kapan2 bisa mampir ya. Kesini enakan berdua atau lebih, karena kalau sendiri garing juga. krik krik.. gak ada yg motoin nanti. :p
LikeLike
wah, baru tahu ada tempat ini :D! mau ah mampir kalo ke Jogja ^^. Sankyuu infonya jeng 😉
LikeLike
Sama2 Mbak Chikuu.. Museumnya memang belum lama dibuka kayaknya.
LikeLike
kemarin nggak sempet mampir sini, padahal pengen tuu 😀
LikeLike
Wah abis ke Jogja ya? Semoga kapan2 ke sini lagi dan bisa mampir. 😉
LikeLike
iyaaa aamiin
LikeLike
Kayak museum yang aku lihat di korea, di drama korea maksudnya. Haha.. 😀 thanks for shared mbak ichaa
LikeLike
Wah berarti di sana juga ada ya. Hehe.. Sama2. 🙂
LikeLike
laah aku baru tahu museum ini cha. ntar ah mau ke sana. Rencana tanggal 18-19 ini mau ke jogja 😀
LikeLike
Ada kerjaan atau jalan2 aja Mbak? Kita meet up yaa.. 😉
LikeLike
Jalan jalan santai cha. Sipp ntar kita atur ya meet up-nya. Asyiiik 🙂
LikeLike