
Saya bermaksud mengucapkan terima kasih kepada bapak-bapak dan ibu-ibu yang sudah mampir membaca TULISAN SAYA yang agak aneh ini, serta mengikuti perjalanan Catatan Harian Seorang Bocah dari episode yang pertama. Saya terharuuuuuu…hiks hiks hiks… *nangis bombay*
BUKAN TULISAN SAYA sih, tepatnya tulisan seorang anak kecil yang ketika sudah besar..anak kecil itu menjadi saya yang sekarang (berarti anak kecil itu saya dong? ah jadi bingung…).
Untuk hadirin yang baru membaca di edisi kali ini, disarankan mengikuti episode-episode sebelumnya yang tak kalah seru (hah??). Harap maklum dan mencoba memahami apa maksud dari ini semua. Saya tahu hidup Anda sudah banyak masalah, mengapa harus ditambah masalah lagi dengan membaca tulisan semacam ini? Huahahaha.. Saya doakan semoga Anda semua bahagia. Salam super!
2/4/95 Nama: Maisya Farhati (heran deh kenapa tiap kali nulis diary harus nulis nama segala…)
Terakhir aku nulis dalam buku ini adalah 16-3-95. Ketika itu 8 hari lagi aku ulang tahun. Aku sangat gembira sekali. Sayang ulang tahunku tidak dirayakan. Tetapi aku tidak minta kepada orang tuaku karena aku ma’lumi (haha..maksudnya “maklumi” kali yaaa…) aku bukan orang kaya.
Good by (sok nulis bahasa Inggris tapi salah…huahahaha…..)
Kisah yang sangat menyedihkan.
25-4-1995 cerita hidupku.
Assalamu’alaikum. maaf aku baru muncul, habis aku sibuk mikirin persoalanku(oohh..kirain sibuk ngurusin monopoli ;p). Kalian mau tau sama siapa? (nggak mau tau ah) Yang jelas pasti sama teman sebangku. Dia rengking pertama karena nyontek. Sekarang aku benci dia, sungguh (wuuuusss…). Kalo dia minta maaf aku maafin, cuma untuk basa-basi deh..gitu…
Sungguh deh aku benci dia. Paling-paling berenti baru 3 bulan lagi (jangka waktu benci bisa diprediksi ya? Apa variable dependen dan independennya? Dibuat model ekonometrinya lalu diregresi? haha…). Aku pikir itu sebentar lagi sih. Sebenernya aku nyesel waktu dulu terima ajakan dia/pembohong. Saya kasihan padanya, pikirannya sudah kacau, seperti anak bodoh (astaghfirullah…).
Aku menyesal, waktu dulu aku pikir dia sahabat sejatiku, ternyata itu tidak akan terjadi. Itu bukan masalah.
Eh aku mau solat Isya dulu. Sampai jumpa. Semoga Allah selalu menyayangi kita.
Good bi (tadi good by, sekarang good bi. Nggak konsisten deh!). Wassalam.
tgl 11-5-1995 Kabar Gembira
Kali ini aku punya kabar gembira lho… Aku sudah baikan sama temanku (perasaan belom 3 bulan deh. hahaha….). Barangkali dia sadar, ia ga? Memang persahabatan kami tidak bisa putus (sangat bertolak belakang dengan statement sebelumnya). Ya sangat erat sekali, mungkin kalau kami berpisah kami akan surat menyurat, begitulah…
Aku juga akhirnya mengerti tidak mudah mencari teman dan dijadikan sahabat, pasti orang-orang juga tahu. Ternyata aku sayang sekali kepadanya. Doaku yang dulu dikabulkan Allah SWT. Tapi katanya dia sesudah keluar SD akan pindah ke Sukabumi, jauh sekali, sedangkan aku di Cipanas. Oh menyedihkan sekali ya. Kalau sudah menjadi sahabat sulit untuk berpisah lagi. Aku pikir-pikir susah ya (kebanyakan mikir sihhh…).
Hidup ini penuh yang harus dihadapi dan penuh cobaan, ia kan? Pasti kalian juga merasakan betapa sulitnya berpisah itu. Tapi semoga kita dapat bertemu lagi. Aku tidak akan melupakanmu walaupun kamu melupakan saya (pasrah banget). Semoga tidak akan berpisah.
10-6-95 Juni, Pacet, Jabar (aneh-aneh aja, kemaren nama, sekarang pake nama tempat)
Apa kabar teman-teman? Pengen tau gak ceritanya? Kalau pengen tahu, langsung aja oke.
Kami bertengkar dan sesudah lama-kelamaan kami berdua juga bosan dengan keadaan seperti itu. Akhirnya kemarin kami bedamai. Begitulah, kalau jodoh walaupun sering bertengkar pasti akan berdamai lagi. Sebenarnya aku benci dia. Apa boleh buat sudah terlanjur jodoh. Dulu sampai sekarang kami sering bertengkar tapi akhirnya berdamai lagi. Seperti Pai Su Cien dan Han Wen (tau gak sih?? ini tokoh serial Legenda Ular Putih yang ada di SCTV waktu itu. Huahahahaha….), walaupun berpisah pasti akan bertemu lagi. mereka seperti kami berdua.
Sampai jumpa lagi ya! Good by (kembali lagi menulis Good by).
*trus di bawahnya ada tanda tangan*.
Jiaah, kecil-kecil udah ngerti jodoh. Hihi
LikeLike
Kayaknya denger di sinetron, mbak. >_<
LikeLike
Ciyeee, yang suka nulis diary nih 😀 Dear Diary . . haha.
Samaan mbak, sampek sekarang aku juga masih suka nulis diary. Yaa walaupun nggak serajin dulu pas kecil sihh. Sok sibuk 😀
LikeLike
Hehehe.. Iya, aku pun pernah nyoba nulis jurnal lg sejak kuliah tapi yaa suka males2an. 😀
LikeLike
muahahahahaa lucuuu lucuuu…. tapi tulisan diary mu dari kecil kok ga ada cerita soal cowok, di diary gw masa ada cha :))
LikeLike
Kayaknya ada pas udah kelas 6 SD deh hihihi.. *tutup muka*
LikeLike
Persahabatan bagai kepompong, kadang kepo kadang rempong hahaha
LikeLike
Hahaha..bagus juga tuh istilahnya. :p
LikeLike
jadi inget jaman dulu nulis diari pake buku sendiri trus di warna-warni.
mungkin dari diari ini kebiasaan dan kesukaan nulis mulai muncul ya..
salam kenal..
LikeLike
Ampuuuun deh ka’.. ternyata yg jaman esdenya lebay nggak cuma saya yaa? 😛
Zulfah jg masih nyimpen deh kayakny ka’.. diary2 jaman esde-MAN. Heheee..
Ntar kalo balik jogja jadi pengen baca2 lagi nih.. 🙂
Ditunggu CHSB episode berikutnya yaa..
LikeLike