
Seminggu ini cuaca panas. Iya sih, wajar..namanya juga musim panas. Walaupun saya lahir dan besar di negara tropis, tapi saat menghadapi suhu udara yang mencapai 30 derajat C bahkan lebih, saya mulai kelabakan. Kemarin video chat sama suami lewat Skype dan dia berkomentar bahwa baru kali ini lihat saya ngipas-ngipas selama di Belanda. Hahaha..
Minggu lalu saya ke Amsterdam. Hari itu prakiraan cuaca yang menginfokan akan turun hujan ternyata meleset. Saya pun salah kostum karena pagi-pagi berangkat dengan mengenakan jaket walaupun tidak terlalu tebal. Pada sore hari, suhunya entah berapa derajat, namun yang jelas membuat saya berkeringat dan memasukkan jaket ke dalam tas. Dan seperti biasanya, cuaca cerah dan panas dimanfaatkan oleh orang-orang Belanda untuk berjemur. Rasanya mereka tidak bisa lihat ada matahari dan rumput atau pelataran yang nganggur ya, langsung deh ngaso, bahkan ada yang tidur siang. Jadi tidak heran kan kenapa bule-bule senang sekali berjemur kalau ke pantai di Indonesia? 😀
Saat cuaca sedang panas-panasnya seperti ini, banyak orang mengeluh dan berandai-andai suhu udara bisa lebih rendah lagi. Setahu saya, hampir semua rumah dan gedung di Belanda memiliki penghangat ruangan tetapi tidak banyak yang memiliki pendingin ruangan alias AC. Di gedung tempat saya tinggal, misalnya, saat cuaca seperti ini, cara terbaik yang bisa dilakukan adalah membuka jendela lebar-lebar agar ada udara masuk. Namun di malam hari saya agak kebingungan juga karena serangga mulai masuk. Hidup itu pilihan. Kamar adem tapi serangga masuk atau bebas serangga tapi kepanasan. Konon kemarin salah satu teman saya bahkan mandi sehari empat kali. Di lain waktu, saya pernah naik bis (di sini jarang-jarang naik bis karena biasanya kemana-mana naik sepeda) dan saat masuk..wow..berasa di oven. AC? Ah sudahlah lupakan.
Seorang teman saya yang lain menulis di statusnya, “Hoping for a miracle to bring back the normal 15 degree temperature of the Netherlands!” Oh, no! Semoga nggak sedingin itu lagi. Status tersebut kemudian dikomentari oleh seorang Belanda, “Complaining when it gets nice for once. You are starting to get Dutch already!”
Ya, ya, saya ingat sewaktu ikut kursus akulturasi Belanda yang diadakan Erasmus Taalcentrum tahun lalu, guru saya pernah bilang bahwa orang Belanda suka sekali mengeluh tentang cuaca. Oleh karenanya, membicarakan cuaca juga merupakan salah satu topik yang biasa digunakan untuk memulai percakapan kecil atau sekadar basa-basi. Belakangan waktu saya belajar bahasa Belanda lagi, saya baru tahu kalau dalam bahasa Belanda istilah untuk percakapan kecil adalah ‘over koetjes en kalfjes praten‘ yang secara harfiah berarti obrolan tentang anak sapi. Saya heran, apa hubungannya ya? Ternyata ya karena anak sapi itu dianggap subjek obrolan yang tidak terlalu penting atau serius.
Slecht weer, he? Cuacanya jelek yaa..
Zeg dat wel. Iya nih.
Hari ini walaupun sepanjang hari tetap panas, sore harinya turun hujan dan agak dingin. Mungkin untuk kali pertama selama di Belanda saya sesenang ini saat turun hujan.
Pada akhirnya segala hal dalam hidup ini bersifat relatif ya. Saya merasa 30 derajat C itu panas karena sebelumnya saya baru merasakan udara yang lebih sejuk selama musim semi bahkan sangat dingin selama musim dingin. Padahal kalau dibandingkan musim panas tahun lalu saat di Jepang, suhu segini masih belum terlalu panas. Tahun lalu saya merasakan suhu yang hampir mencapai 40 derajat C.
Sama halnya saat mendapatkan ujian hidup, kadang kita merasa menjadi orang paling susah. Padahal mungkin saja ada orang lain yang lebih menderita. Banyak hal yang bersifat relatif, tergantung perspektif kita, mau melihat ke atas atau ke bawah.
eh si bule pada berjemur aja kayak ikan asin di keringin, haha
walah ternyata di belanda kelabakan ya kalo pas musim panas :p
LikeLike
Iyaa..sebelumnya sih orang pada seneng karena panasnya sekitar 20-25 derajat. Cerah, hangat, tapi gak bikin sampai keringetan banget hehe.. Nah beberapa hari ini bener-bener deh panasnya. Kalau cuaca cerah dan hangat, taman-taman juga ramai banget lho. Pemandangan taman udah kayak pemandangan pantai. 😀
LikeLike
Sama aja kayak di jakarta kan 30 derajat? 30 derajat emang panas sih hehe..
LikeLike
Nah itu dia..sebenarnya kan di Indonesia jg biasa ya segitu. Bahkan aku pernah tinggal di Jogja dan dua bulan di Bangka yang panasnya ampun-ampunan. Mungkin karena blm terbiasa lagi hehe..
LikeLike
waktu liburan ke US dulu, juga gitu, mereka suka banget ngomongin cuaca. mungkin karena berubah2 trus ya, sementara kalau di Indo kan cuman ada 2. panas atau ujan hehe
LikeLike
Iya mbak.. di negara dengan empat musim gini emang cuaca berubah-ubah terus ya. Bahkan summer pun kadang panas banget, kadang dingin, hujan, berangin, dll. Waktu di Indonesia jarang lihat prakiraan cuaca tp kalo di sini tiap mau pergi ngecek dulu. 😀
LikeLike
Udah paling top kl cuaca itu di angka 22-25 deh kalo gw, setelah itu ngos2an sendiri kegerahan gak jelas :))
LikeLike
Yup, setuju mbak.. 20-25 derajat udah paling nyaman deh. 😉 Kalau di Indonesia suhu segitu biasanya malem-malem atau subuh ya padahal hehe.. baru2 ini di Jogja katanya suhu 20-an. Orang udah pada kedinginan.
LikeLike
Kirain nongkrong di pinggir kali ngliatin air cuma kita yang bisa, ternyata orang sono juga ya. malah itu ada yang cuek tiduran segala. 😀
LikeLike
Yap, malahan mereka lebih excited karena kan matahari begini cuma bisa dapet beberapa bulan aja tiap tahunnya hehe..
LikeLike