Other Stories

FAQ: Gimana caranya dapat beasiswa?

Hampir bisa dipastikan pertanyaan ini pernah diterima oleh para mahasiswa yang studi dengan dana beasiswa. Selain pertanyaan, bisa juga datang dalam bentuk permintaan, seperti “Ceritain dong gimana bisa dapat beasiswa…” Hehe…

Saya pernah mengobrol soal ini dengan beberapa teman sesama penerima beasiswa. Dan kami sama-sama sepakat bahwa kami harus bersediamembantu jika ada yang membutuhkan informasi seputar beasiswa. Jangan lupa bahwa banyak peran orang lain juga lho sampai seseorang mendapat beasiswa, di antaranya dosen atau atasan di tempat kerja yang membantu memberikan surat rekomendasi, teman-teman yang saling memberikan informasi seputar sekolah dan beasiswa, teman dan mentor yang memberikan masukan untuk motivation letter, dan lain-lain. Kalau mau disebutkan masih banyak lagi…termasuk guru-guru kita yang mengajar dari SD sampai universitas.

Intinya dalam hidup ini, saya setuju dengan istilah ‘pay it forward’. Sebagaimana salah satu quote di film berjudul sama, “When someone does you a big favor, don’t pay it back… pay it forward.”

IMG_20130909_125349
Faculty of Economics and Business, University of Groningen

Dari hasil obrolan tersebut, ternyata banyak pengalaman serupa yang kami alami. Di media sosial misalnya, saat kami posting foto atau album di kota/negara tempat kami belajar maupun foto saat jalan-jalan, pasti ada saja komentar, “Enak banget sih sekolah di luar (negeri)…jalan-jalan terus,”atau, “Ngiri deh… Hebat banget bisa dapat beasiswa dan sekolah di luar (negeri)”

Teman saya bilang sambil bercanda, “Waduh, please jangan bilang hebat dulu sampai gue lulus. Sekolah itu nggak gampang dan penuh perjuangan. Hehehe…” Bener banget.

Kembali ke judul di atas, “Gimana caranya dapat beasiswa?”

Sebelum bertanya langsung kepada para penerima beasiswa, ada proses yang (seharusnya) sudah dilewati. Ingat bahwa sekarang sudah era teknologi dan informasi, jadi sebisa mungkin kita cari informasi sebanyak mungkin (try to be self-sufficient).

Menentukan bidang studi yang ingin diambil

Kita tertarik untuk belajar di bidang apa? Seringkali dalam satu bidang keilmuan pun masih banyak spesialisasinya. Meskipun sebetulnya diri kitalah yang tahu apa yang kita minati, tidak ada salahnya berdiskusi untuk mengetahui lebih dalam mengenai subbidang tertentu. Kalau bingung bisa diskusi dengan teman, senior, dosen, atau bahkan atasan di tempat kerja. Jika sudah ada gambaran, lanjutkan dengan browsing universitas-universitas yang ingin kita tuju dan memiliki program studi yang kita minati.

Sebagian orang sudah punya impian tersendiri mau kuliah di negara mana, misalnya Amerika Serikat, Jerman, Inggris, atau yang penting di Eropa supaya bisa eurotrip. Ada pula yang terobsesi ingin kuliah di Korea karena merupakan penggemar K-pop. Hehe.. Punya preferensi tertentu sah-sah saja. Yang penting ingat tujuannya untuk belajar, jadi harus cari sekolah yang memang berkualitas.

(baca juga salah satu artikel dari Indonesia Mengglobal ini)

Untuk referensi peringkat universitas, di antaranya bisa dilihat di laman Times Higher Education Ranking dan QS University Ranking.

Mana lebih dulu: mencari info sekolah atau beasiswa?

Nah, ini hal yang penting dan setiap orang punya pertimbangan yang berbeda. Saya sendiri sebenarnya mengumpulkan informasi beasiswa terlebih dahulu atau sekolah berkualitas baik yang menawarkan beasiswa. Namun pada prosesnya, saya juga mendaftar ke beberapa universitas yang saya anggap baik dan memiliki program studi yang saya minati, kemudian menyusul mencari beasiswanya.

Selain itu, masing-masing beasiswa juga memberi persyaratan yang berbeda-beda. Ada yang mengharuskan kita sudah diterima di universitas tertentu, ada yang tidak. Beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) misalnya, tidak mengharuskan pendaftarnya diterima di universitas pada saat mendaftar beasiswa. Setelah pendaftar diterima, barulah memulai proses aplikasi ke universitas.

Membuat daftar berbagai beasiswa

Biasanya pendaftaran beasiswa dibuka setahun sekali, namun ada pula yang tiap semester. Karena sifatnya rutin setiap tahun, kita bisa memperkirakan waktu aplikasi, deadline, dan pengumumannya. Meskipun waktunya tidak sama persis, tapi biasanya tidak terpaut jauh dari jadwal tahun sebelumnya.

Dengan mengetahui jadwal tersebut, kita bisa memperkirakan waktu untuk mempersiapkan berbagai dokumen persyaratan.

Beberapa beasiswa yang tersedia di antaranya:

Erasmus Mundus (Eropa)

Australia Awards Scholarship (Australia)

Total Scholarship (Prancis)

New Zealand-ASEAN Scholars Awards (New Zealand)

Fulbright dan Beasiswa Prestasi (Amerika Serikat)

DAAD (Jerman)

Korean Government Scholarship (Korea)

Lembaga Pengelola Dana Beasiswa (LPDP), dari pemerintah Indonesia untuk studi di dalam maupun luar negeri

Beasiswa The Swedish Institute (Swedia)

Selain itu, banyak pula beasiswa yang ditawarkan oleh pihak universitas. Untuk yang satu ini, kita harus teliti browsing di masing-masing laman website universitas yang bersangkutan. Kebanyakan beasiswa universitas ini sifatnya bukan beasiswa penuh, misalnya ada yang meng-cover tuition fee saja (baik itu full maupun setengahnya) tanpa memberikan tunjangan kebutuhan hidup sehari-hari (monthly allowance). Namun ada pula universitas yang memberikan beasiswa penuh seperti yang saya dapatkan sekarang. Jadi memang benar-benar harus mencari informasi satu per satu.

 Bersabar dan teliti dalam membaca

Kenapa saya bilang harus sabar? Karena proses pendaftaran sekolah dan beasiswa itu berbeda satu sama lain. Untuk benar-benar mengerti prosesnya, tidak ada cara lain selain MEMBACA informasi yang ada di website maupun handbooknya dengan teliti dan seksama.

Banyak orang yang bilangnya ingin daftar sekolah dan beasiswa tapi begitu membaca informasinya langsung malas dan mundur teratur. Itu baru membaca lho ya…belum mulai mengumpulkan berbagai dokumen persyaratan dan menjalani prosesnya.

Oleh karenanya, banyak yang mengambil jalan pintas dengan langsung bertanya kepada mereka yang sudah mendapat beasiswa, “Apa aja sih langkah-langkahnya? Ceritain dong…”

Bertanya itu tidak dilarang, namun orang yang ditanya akan lebih senang jika pertanyaannya lebih spesifik dan menunjukkan bahwa si penanya sudah mencari informasi sebelumnya. Jangan harap diceritakan dari A-Z ya. Hehe…

Perhatikan dan penuhi persyaratan

“Aku pengin daftar sekolah tapi aku nggak ada TOEFL atau IELTS nih…”

Saat persyaratan belum terpenuhi, maka usahakanlah untuk memenuhinya. Misalnya untuk persyaratan bahasa, kita memang diharuskan memiliki skor tertentu untuk tes TOEFL dan IELTS. Ada yang mengeluh bahwa syaratnya terlalu tinggi. Perlu diingat bahwa persyaratan itu sebenarnya dibuat untuk memudahkan kita saat proses belajar. Lebih baik berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Nantinya kita susah sendiri kalau tidak bisa menangkap dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar.

Banyak juga teman saya yang harus menyempatkan les IELTS dan GMAT (terutama bagi yang ingin mengambil program MBA) di malam hari sepulang kerja. Saya juga berkali-kali merevisi motivation letter. Capek? Pasti. Tapi kan katanya mau sekolah.

Sebagian sekolah dan beasiswa juga mensyaratkan berbagai dokumen seperti legalisasi terjemahan akta kelahiran, ijazah, dll. Ribet? Bisa jadi. Tapi selalu ingat tujuan kita untuk sekolah dan dapat beasiswa.

Tipsnya adalah buatlah daftar persyaratan aplikasi sekolah dan beasiswa, kemudian tandai mana yang sudah kita penuhi dan mana yang belum. Dari situ jadi ketahuan hal apa saja yang masih harus dipersiakan. Mulai bergerak dan perhatikan tenggat waktu supaya tidak terlalu mepet deadline. Meskipun ingin sekolah di tahun depan, setidaknya setahun sebelumnya sudah harus mempersiapkan segala persyaratan. Karena proses aplikasi biasanya dimulai setidaknya beberapa bulan sampai setahun sebelumnya. Untuk tes IELTS misalnya, beberapa orang harus ikut tes lebih dari sekali karena skornya belum memenuhi. Tentu ini membutuhkan waktu.

Rajin membaca dan mencari informasi

Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, banyak informasi yang bisa kita dapatkan di dunia maya. Saat ini banyak website, akun media sosial (twitter misalnya), dan mailing list yang berisi informasi dan diskusi seputar beasiswa.

Salah satu website yang sangat bermanfaat adalah Indonesia Mengglobal. Website ini memuat tulisan-tulisan dari para penerima beasiswa yang berbagi pengalaman mereka dan tips-tips dalam mendaftar sekolah dan beasiswa. Selain itu, ada pula pengalaman mereka saat studi dan kegiatan akademik maupun pertukaran budaya. Cerita-cerita itu akan dapat memberikan semangat untuk para pemburu beasiswa.

Sabar menanti dan menjalani proses

Seringkali kita harus menunggu berbulan-bulan sampai ada pengumuman. Pada umumnya hasil aplikasi sekolah lebih cepat daripada hasil aplikasi beasiswa. Namun karena prosesnya bertahap, bisa jadi setelah beberapa bulan, pengumuman yang kita peroleh itu baru merupakan pengumuman tahap pertama (seleksi kelengkapan berkas, motivation letter, dll). Lolos? Alhamdulillah. Bersiaplah proses selanjutnya, misalnya wawancara. Wawancara ini bisa langsung bisa juga online (via skype atau telepon). Saya pernah melewati keduanya. Setelah wawancara, kita masih harus menunggu lagi untuk pengumuman selanjutnya.

Sementara itu, sambil menunggu, jalani saja hidup kita seperti biasa. 😀 Kalau masih ada waktu dan kesempatan, usahakan mendaftar ke beberapa sekolah dan beasiswa lainnya agar kemungkinan diterima lebih besar. Meskipun demikian ada juga beberapa teman saya yang fokus ke satu beasiswa saja. Kalau memang sudah sangat yakin diterima dan memenuhi segala persyaratannya ya tidak apa-apa.

*****

Perjalanan memeroleh beasiswa bukanlah sesuatu yang instan. Ada jalan berliku dan naik-turun yang mungkin akan kita lewati. Ada lelah, sedih, dan kecewa. Itu semua hal yang biasa. Yang terpenting adalah kita tetap fokus pada tujuan dan selalu bangkit lagi setelah jatuh. Ikhtiar yang terbaik dan pasrah pada Dia sang pemberi keputusan. Segala hasil yang kita peroleh pasti ada hikmahnya.

Saya pernah menulis di SINI bahwa:

Applying for school and scholarship is a journey. I can call it a reflection process. Why? Because along the journey, I actually try to figure out myself: what I have achieved, what I am doing now, what I want to do in the future, how they are connected and how the study can help me achieve my future goals. How I can contribute to community at large with the knowledge I have.

Ketika akhirnya berhasil diterima di salah satu sekolah dan memeroleh beasiswa, perjuangan belum selesai. Justru di situlah perjuangan yang baru dimulai. Jadi, tetap semangat ya!

Semoga bermanfaat dan selamat berburu beasiswa. 🙂

“Education is not preparation for life, education is life itself” – John Dewey

Dikutip dari blog Mas Winarto, “Kuliah di Luar Negeri Mau Dapat Apa

 1865143963390123180513

Tulisan terkait:

Memilih Jalan yang Sulit

Beasiswa untuk Berkuliah di University of Groningen

Disappointment Turns Into Gratitude

27 thoughts on “FAQ: Gimana caranya dapat beasiswa?”

    1. Thank you for the link, Tanti.. Aku masukkan ke tulisan ya. Eh tadinya juga mau aku masukin tapi ketinggalan. Aku sempat ingin daftar juga yang ke Sweden tapi pas lihat2 program studinya ga nemu yang sesuai minatku. Hehe..

      How are you there? It’s getting colder I’m sure. Tapi semoga tetap hangat di tengah lautan paper dan tugas ya. Hahaha… Take care, dear. 🙂

      Like

      1. Sama-sama mbak Icha.. 🙂
        Padahal jurusan yang bisa dikasi beasiswanya udah ada lebih dari seratusan gitu tapi tetep aja ya untung-untungan ada yang sesuai sama minta study atau nggak… ^^
        Yes it’s getting colder and windier here, sama kayak di Groningen kayaknya.. >_< Dan iya November-Desember ini padet banget tugas-tugas kuliahnya… Tapi winter break juga sudah dekat, siap-siap jalan-jalan yay ~ 🙂

        Like

  1. ada lagi Icha, beasiwa dengan cara menjadi Teaching assistant,mungkin belum banyak yang tau tapi ada beberapa universitas di US yang menyediakan beasiswa dengan menjadi teaching assistant. jadi yang digratiskan adalah biaya pendidikan sementara biaya hidup bulanan kita diperoleh dari gaji TA kita. yang aku tau menyediakan beasiswa ini adalah Ohio University, University of Wisconsin, Arizona State University, mungkin kalau dicari infonya ada banyak universitas lain yang juga menyediakan beasiswa ini.

    Like

  2. kembali semangat lagi nih buat bisa sekolah ke luar negeri, setelah tahun ini belum rejeki buat sekolah ke amrik padahal prosesnya tinggal setengah langkah lagi, hehe. makasih mbak icha sudah membuat tulisan ini, doakan tahun depan saya bisa sekolah ke amrik 🙂

    Like

  3. dulu pernah posting ginian di empi.. lengkap deh dapat beasiswanya linknya kemana aja.. ntar dilengkapi..
    semangat ya bagi yang berburu mahasiswa.. suka deh quotenya..

    Like

  4. Makasih info-nya. Maisya, bisa minta contoh motivation letter kamu ketika apply beasiswa? Saya pernah apply beasiswa ADS 2013 tapi belum beruntung. Saat ini saya sedang ambil kuliah kelas weekend MAPP di MEP UGM, tapi masih berkeinginan kuliah s2 di luar untuk tahun 2015 nanti. Jika boleh, tolong di-email ke sirillyn@gmail.com. sebelumnya, terimakasih banyak…

    Like

  5. wah, keren mbak curhatan nya. . jadi pengen buru2 nyambung S2, meskipun skrg masi nunggu wisuda :-D. kalo berkenan sy mtk tlg email info terbaru link beasiswa luar negri ya mbak, khususnya malaysia. trmakasi

    Like

    1. Halo Risky.. Selamat utk kelulusannya dan semoga dimudahkan jalannya ya. 🙂 Aku bukan bank info beasiswa hehe.. Seperti yang sudah aku sampaikan di tulisan, manfaatkanlah fasilitas internet. Sekarang banyak website khusus dan akun twitter yang isinya info beasiswa. Kebanyakan orang mengumpulkan info sesuai bidang/universitas/negara yang diminatinya dan kebetulan aku ga pernah ngumpulin info ttg Malaysia. Semoga cukup jelas ya.

      Like

  6. dapat link ini dari mba rasyida noor,.,.,., sumpah deh aku interrested bgtt study abroad, khususnya di german tepatnya lagi di stutgard pasnya lagi di jurusan arsitektur tepatnya lagi yang berbasis design bukan research, aku masih bermimpi dari smester 1 ini bahkan mungkin sampai 4 tahun kedepan aku tetap bermimpi kesana, salam kenal semua 🙂 .,.,.,., blognya bermanfaat bgt,…. dan mohon doanya, aku dapaat kenalan OI yang study abroad pasti individu blom dapat temen yang pejuang beasiswa nih .,.,., 😉 hehe

    klo bersedia mba inbox ke email ku dong arifinridwan24@gmail.com aku mau bertanya hehehe ,….

    Like

    1. Halo Arifin! Salam kenal ya. Senang kalau tulisan ini bermanfaat. Semoga lancar segala urusannya dan makin semangat ya. Bagus sekali sudah ada tujuan yang jelas jadi bisa fokus untuk mencapainya. 🙂

      Like

  7. Halo Mbak Maisya, tulisannya bagus dan amat sangat membantu. Kalau tidak keberatan, boleh saya minta contoh motivation letter Mbak Maisya ketika apply beasiswa? Kalau boleh, ini email saya ya mbak, riniayu.sulistiani@gmail.com. Terima kasih banyak dan salam kenal 🙂

    Like

  8. Hallo mba Icha~
    i’m your silent reader, dan ini baru pertama kali komen hihihi. Mba, mau tanya dongggggg, mba waktu di RuG itu dapet beasiswa nya darimana? StuNed kah? Ots? Atau lpdp?
    Salam kenal mba Icha😊

    Like

      1. Mba Icha, saya baca mba ambil international economics and business. Itu mba Icha pake test GMAT gak sih? Saya masih bingung perihal GMAT.

        Like

      2. Halo! Aku waktu itu gak ada kewajiban pakai tes GMAT. Biasanya business school sih yang wajib. Tapi harus tetep dicek di website masing2 kampus. Kalau kurang yakin langsung email ke kampusnya aja. 🙂 Smg sukses.

        Like

Leave a comment