‘Banyak jalan menuju Roma, sebagaimana banyak pula jalan menuju Groningen’
“Icha, where is Groningen?” tanya seorang teman saya yang berasal dari Kamboja saat ia melihat album foto saya di Facebook.
Groningen memang tidak sepopuler Amsterdam. Namun saya sudah cukup familiar dengan salah satu universitas di kota ini sejak saya berkuliah S1 di Universitas Gadjah Mada (UGM). University of Groningen atau Rijkuniversiteit Groningen (RUG) memiliki cukup banyak kerjasama dengan UGM baik untuk program double-degree maupun pertukaran pelajar. Beberapa teman saya pun sebelumnya pernah berkuliah di universitas ini untuk jenjang master (S2). RUG dalam beberapa tahun ini selalu masuk peringkat 100 besar universitas terbaik di dunia, di antaranya versi Times Higher Education dan QS World University Ranking.

Program Studi
Saat akan melanjutkan studi S2, sebenarnya saya tidak memiliki tujuan spesifik untuk berkuliah di negara tertentu. Tentu saya mencari universitas dengan kualitas yang baik, namun saya lebih fokus pada bidang studi yang saya minati, yaitu yang berkaitan dengan international trade, development, dan globalisation.
Pada suatu hari di bulan Januari, salah seorang teman yang juga pemburu beasiswa berbagi tautan tentang beasiswa dari kampus RUG. Sebenarnya saya sudah tahu sebelumnya mengenai beasiswa itu, namun entah mengapa baru ada dorongan mendaftar di akhir-akhir periode pendaftaran. Mungkin dengan pertimbangan saya belum mendapat kabar dari beasiswa lainnya. Untuk mendaftar beasiswa kampus, tentu saja saya harus diterima terlebih dahulu di universitas yang bersangkutan.
Setelah saya browsing website RUG, saya tidak menemukan program studi yang sama persis seperti yang saya cari, namun yang paling mendekati adalah International Economics and Business (IE&B). Dari deskripsi di laman website tersebut, tertulis bahwa program IE&B mengeksplorasi bagaimana sektor publik dan swasta dapat bersinergi untuk memanfaatkan globalisasi dan global value chain. Saya juga merasa program tersebut berkaitan dengan pekerjaan saya sebelumnya di APEC Business Advisory Council (ABAC) yang merupakan representasi dari sektor swasta di dalam struktur Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Selama saya bekerja, saya juga melakukan kegiatan advokasi antar sektor, yaitu pemerintah, swasta, dan akademisi dan berusaha membangun kerjasama antar ketiga elemen penting dalam perekonomian tersebut, terutama dalam mencapai annual priorities di antaranya isu-isu infrastructure, connectivity and sustainable development.
Mencari Beasiswa
Karena saya tidak sanggup membiayai sendiri untuk melanjutkan studi ke luar negeri, tentu saya sangat mengandalkan beasiswa. Saya mencoba daftar ke beberapa universitas dengan berbagai skema beasiswa. Hasilnya bermacam-macam, ada yang diterima sekolah namun tidak mendapat beasiswa, ada yang baru berhasil sampai tahap wawancara, dan lainnya. Yang jelas saya tidak akan berangkat sampai benar-benar mendapatkan beasiswa. Dan proses itu memakan waktu dua tahun. Ya, dua tahun.
Kegiatan mencari beasiswa saya lakukan sambil tetap melakukan aktivitas sehari-hari yaitu bekerja. Mungkin di kesempatan lain saya akan menuliskan berbagai pengalaman saya selama mencari beasiswa berikut tips-tipsnya (sebelumnya saya pernah bercerita singkat di SINI dan di SINI.Untuk kali ini, saya akan bercerita mengenai beasiswa yang saya peroleh dari RUG, yaitu Eric Bleumink Fund (EBF) Scholarship.
Informasi dan prosedur lengkap mengenai EBF Scholarship dapat dibaca di dokumen INI. Secara umum, mekanismenya adalah sebagai berikut:
1) Mendaftar di salah satu program di RUG. Pendaftaran universitas di Belanda dilakukan melalui portal terpadu bernama Studielink. Sila baca prosedur lengkap di salah satu laman website RUG.
2) Dalam aplikasi ke salah satu program tersebut, sebutkan bahwa kita ingin mengajukan untuk mendapatkan EBF Scholarship (ada opsinya di dalam online application form).
3) Setelah mendapatkan (unconditional) Letter of Acceptance, kita harus mengonfirmasi usulan kita untuk mendapatkan EBF Scholarship. Kemudian kita akan diminta untuk mengirimkan motivation letter lagi dengan poin-poin spesifik yang diminta pihak EBF, biasanya menitikberatkan pada rencana karir dan kolaborasi yang akan dilakukan dengan RUG di masa mendatang (berbeda dengan motivation letter saat mendaftar sebelumnya).
4) Pihak fakultas akan menyeleksi pendaftar EBF yang masuk. Hanya dua orang yang akan diajukan dari setiap program studi kepada EBF Board.
5) EBF Board menyeleksi pendaftar yang masuk kemudian mengumumkannya melalui email.
6) Meanwhile… berdoa yang kuat aja. You do the best, let God do the rest.
Pada tahun akademik 2013-2014, ada empat mahasiswa yang memeroleh beasiswa ini, yaitu dari Indonesia, Burundi, Nepal, dan Bangladesh, sedangkan tahun sebelumnya hanya ada dua orang. Beasiswa ini mengandalkan dana dari para donatur. Sebagaian ada donatur tetap dan ada pula yang one-off (sekali memberikan donasi). Oleh karenanya, jumlah beasiswa yang diberikan setiap tahunnya bergantung pada jumlah dana dan lama studi para grantee tersebut. Misalnya saja untuk grantee tahun lalu, periode studi mereka adalah dua tahun, sedangkan untuk tahun ini ada beberapa grantee yang periode studi masternya hanya setahun (termasuk saya).

(Btw, there is typo in ‘Indonesia’ spelling there)
Bagi yang sedang mencari sekolah dan beasiswa, EBF Scholarship ini sangat layak untuk dicoba. Langkah pertama bisa dimulai dengan melihat apakah memenuhi persyaratan beasiswa tersebut kemudian mulai mencari informasi program studi yang ada di RUG.
Selain beasiswa kampus, ada berbagai skema beasiswa lain untuk berkuliah di Belanda. Sila cek website Nuffic Neso Indonesia untuk memeroleh informasi lebih lengkap.
Semoga bermanfaat ya. Veel success!
Tulisan terkait:
“..kegiatan advokasi antar sektor, yaitu pemerintah, swasta, dan akademisi dan berusaha membangun kerjasama antar ketiga elemen penting dalam perekonomian tersebut, terutama dalam mencapai annual priorities di antaranya isu-isu infrastructure, connectivity and sustainable development..” -> ngernyit kening, asli ga mudeng 😀
LikeLike
hahaha..itu harus dijelaskan pakai bahasa kalbu kayaknya. :p jadi intinya di APEC itu setiap tahun ada prioritas2 yang ingin dicapai bersama. Kerjaanku dulu interface antara ketiga sektor itu, ngerjain bareng2 biar prioritas2nya tercapai gitu. 😀
LikeLike
Ok lebih mudeng skrg ha3..
LikeLike
Saya tahu nama groningen dari novelnya mba sinta yudisia kalau nggak salah
LikeLike
Oh ya? Judulnya apa mbak? 🙂
LikeLike
Lafaz cinta, cha
LikeLike
Thank you infonya, mbak yanaa.. 🙂
LikeLike
Icha, kamu ini program kuliahnya satu tahun kah?
LikeLike
iya, sali.. hehe.. semacam ngebut. wuzzz..
LikeLike
Reblogged this on The Life of Decci.
LikeLike
Semoga bermanfaat yaa.
LikeLiked by 1 person
Daftar programnya berarti satu gate ya mbak? lewat studielink itu? saya agak bingung nih, soalnya senior saya ada yang di RUG juga, kata beliau sih kirim aplikasi dulu, kalau udah diterima baru daftar di studielinknya. Mohon pencerahannya…
LikeLike
Halo Rifqi..waduh maaf komentarmu terlewat nih. Iya, berdasarkan pengalamanku daftar via Studielink dulu kok. Tapi nggak tahu ya kalau ada kebijakan yang berbeda di setiap fakultas. Baca aja petunjuk aplikasi untuk program yang Rifqi mau daftar. Seharusnya info mengenai ini ada. Semoga sukses! 🙂
LikeLike
Okey makasih banyak kakak..
LikeLike
untuk mendapatkan loa untuk program studi english language and culture caranya?
LikeLike
Hmmm itu kira-kira yang melamar buat mendapatkan beasiswa berapa banyak ya mbak? Kalau bisa terseleksi dari sekian banyak orang mah hebat mbak. Hehehe
LikeLike
Wah saya tidak tahu persisnya. Tapi cukup banyak dan dari berbagai negara. 🙂
LikeLike
Halo, Kak Maisya
Saya Fenny, saya ingin menanyakan bagaimana langkah2 yg kakak tempuh ketika mendaftar studi di University of Groningen tsb?
Terima kasih kak.
LikeLike
Dear Mba Maisya,
Saya Aisah, alumni UGM juga, angkatan 2010.
Saya apply ke University of Groningen untuk tahun ajaran 2018/2019, dan ingin mendaftar scholarship EBF juga.
Apa saya boleh minta kontak/email Mba Maisya untuk bertanya-tanya lebih lanjut?
Makasih sebelumnya ya mba.
LikeLike
Halo Aisah. Salam kenal. Silakan bisa kirim email. Alamat emailnya maisya.farhati[at]gmail[dot]com. 🙂
LikeLike
mau tanya sis. IELTS 6,0 bisa apply ke Groningen ya?
LikeLike
Setahu saya umumnya IELTS min. 6,5 dan untuk program studi tertentu malah syaratnya min. 7. Bisa dicek di website masing-masing fakultas dan program studinya ya.
LikeLike
Selamat pagi mbak,
Tulisan mbak sangat informatif dan motivatif sekali. Mbak, saya ada keinginan untuk lanjut s2 di RUG, kalau boleh tau untuk EBF sendiri itu hanya beasiswa kuliah saja atau full dengan biaya hidup ya? bocorannya dong mbak kalau misal full? terima kasih
LikeLike
Halo! EBF itu mencakup biaya kuliah dan biaya hidup (termasuk ongkos pesawat PP asal negara ke Belanda dan sebaliknya). Semoga membantu. 🙂
LikeLike
Assalamu’alaikum Mbak Maisya 🙂
MasyaAllah tulisan-tulisanya keren bangett, sangat memotivasii 😀
I get my energy back after being depressed, thanks! 🙂
LikeLike
Alhamdulillaah kalau bermanfaat. Terima kasih kembali. 🙂
LikeLike
Hello there! I have been nominated for the EBF scholarship as well. When does the committe release the final selection result?
LikeLike
Hello, John! If I am not mistaken, in 2013, they announced the result between March and April. All the best for you. 🙂
LikeLike