Eurotrip, Traveling

Surprising Budapest

Buda and Pest became one city named Budapest in 1873. Danube River lies in between, makes the city even more beautiful. Day or night, anytime is the best time to enjoy Budapest.

Dahulu saya sering bertanya-tanya seperti apa ya negara-negara di Eropa Timur itu. Sebut saja Hungaria, Polandia, Ceko, Romania, dan lainnya (namun ada klasifikasi berbeda dari beberapa institusi internasional mengenai negara-negara Eropa Tengah dan Timur). Mungkin kita lebih familiar dan sering mendengar cerita tentang betapa romantisnya Paris dan Venesia, atau betapa indahnya kanal-kanal di Amsterdam.

“Kebanyakan orang bertanya-tanya, ‘Ngapain kok sekolah di Polandia?’ Kebanyakan orang berpikir negara-negara Eropa Timur itu masih ketinggalan,” ujar Fafa saat kami berdiri menunggu tram siang itu. Fafa adalah mahasiswa master di salah satu program Erasmus Mundus yang berkuliah di beberapa Negara sekaligus, yaitu Italia, Polandia, dan semester ini sedang magang di Budapest, Hungaria.

Fafa berkata demikian karena menanggapi saya yang berkata bahwa Budapest is just beyond my expectation. Mungkin awalnya saya pun seperti orang kebanyakan yang disebutkan Fafa. Kalau dibandingkan dengan negara-negara Eropa Barat seperti Jerman, Belanda, dan Prancis, secara institusi (politik dan ekonomi misalnya) bisa dibilang negara-negara Eropa Timur masih berusaha mengejar. But they are not that bad.

Saya terkesan oleh sistem transportasi Budapest yang cukup efisien dan lengkap (serta terjangkau!), terdiri dari bus, tram, dan tiga jalur metro. Tram di Budapest konon merupakan salah satu jaringan tram terluas di dunia dengan total rute sepanjang 156.85 km (sumber: Wikipedia). Sedangkan metro (kereta bawah tanah) di Budapest terbilang cukup unik, bervariasi dari kereta lama (dan antik) sampai kereta baru yang lebih modern dan masih mulus. Kereta yang paling jadul itu kalau saya umpamakan seperti kaleng kotak berjalan. Hehe… Penampakan luarnya berbentuk kotak dan bunyinya cukup heboh. Tapi tidak mengurangi kenyamanan di dalam keretanya karena bersih dan terawat.

Saat berhenti di Stasiun Opera, saya kaget karena saat keluar kok hanya menaiki beberapa anak tangga yang kira-kira kumulasi satu lantai saja. Padahal biasanya kan stasiun bawah tanah itu cukup dalam. Sama seperti keretanya yang sudah tua, ternyata stasiun-stasiun yang dilewati juga sudah ada sejak lama. Budapest membuat stasiun itu lebih dahulu daripada stasiun bawah tanah yang ada di London, namun karena kedalamannya, London lah yang dianggap sebagai kota dengan stasiun bawah tanah pertama yang mulai beroperasi pada 1863 (ya ampun…Indonesia masih disuruh tanam paksa tuh sama Belanda).

???????????????????????????????
Kereta antik di stasiun tua.

Hungaria memiliki sejarah yang cukup panjang. Negara ini pernah menjadi bagian dari kekuasaan Mongol, Turki, dan Austria di masa yang berbeda. Jadi tidak heran juga kalau masyarakatnya terdiri dari etnis yang cukup heterogen. Pasca Perang Dunia II (1947–1989) Hungaria juga sempat berada di bawah pemerintahan komunis yang mendapatkan pengaruh dari Uni Soviet.

Seperti tipikal kebanyakan kota di Eropa, lanskap Budapest dipenuhi bangunan-bangunan kuno yang masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Beberapa di antaranya adalah bangunan bergaya neo-Gothic dan neo-Romanesque seperti Fishermen’s Bastion (Halászbástya). Jangan tanya saya karena saya tidak pandai membedakan berbagai gaya bangunan kuno, itu hanya menurut informasi dari website dan booklet panduan wisata. Hehe…

Bisa jadi yang membuat Budapest lebih terasa indah adalah aliran sungai Danube yang membelah area Buda dan Pest, jembatan-jembatannya yang menawan, serta kontur kota yang berbukit. Yang terakhir ini mengizinkan kita untuk mendaki dan menikmati kota dari ketinggian. Dua tempat paling populer untuk hal tersebut yaitu Fishermen’s Bastion dan Citadella. Seperti yang saya sebutkan di pembuka tulisan ini, Budapest adalah tempat yang bisa dinikmati kapanpun, baik siang ataupun malam. Pada siang hari tentu kita bisa melihat pemandangan dengan detail dan jelas. Pada malam hari, pemandangan digantikan oleh kilauan lampu dan refleksi yang sungguh indah. Ada pula pertunjukan dancing fountain yang bisa disaksikan secara gratis di Margaret Island tiap pukul sembilan malam.

Gedung Parlemen
Gedung Parlemen

Salah satu hal yang menarik perhatian saya selama di Budapest adalah banyaknya ragam bis wisata yang disediakan untuk para wisatawan. Bahkan yang terbaru adalah bis amfibi yang bisa berjalan di jalan raya sekaligus masuk ke air menyusuri sungai. Wuih..niat sekali ya. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah setempat dalam mengelola pariwisata. Padahal tanpa adanya bis canggih itu pun sebenarnya sudah banyak turis yang datang ke sana. Saya sendiri sih menggunakan transportasi umum biasa. Bermodalkan tiket harian seharga 1650 forint (sekitar 5.5 euro), saya bebas menggunakan alat transportasi publik selama 24 jam. Biasanya, kalau jalan-jalan saya bermodalkan peta juga, tapi berhubung ada Kiki dan Fafa yang sudah hapal jalan, saya jadi malas mikir. Hehe.. Kemana-mana ngintil aja. Oh ya, kalau yang hobi bersepeda, ada pula beberapa jasa penyewaan sepeda. Berdasarkan pengamatan saya, bersepeda di Budapest terbilang nyaman karena tersedia jalur sepeda yang cukup representatif (walaupun belum secanggih di Belanda *tetep*).

Sejauh ini semenjak kedatangan saya di Eropa, Budapest adalah kota favorit saya. Cerita mengenai beberapa tempat menarik yang saya kunjungi akan menyusul di tulisan selanjutnya ya. 🙂

*Info random: video klip Firework-nya Katy Perry juga diambil di Budapest lho. Menurut salah seorang teman saya sih lokasinya di Gedung Parlemen, salah satu gedung utama di kota ini yang terletak persis si tepi sungai Danube.

1865143963390123180513

12 thoughts on “Surprising Budapest”

  1. Beberapa kolega saya dari eropa timur. Hidup disana susah kata mereka. Apalagi untuk negara pecahan soviet dan yugo. Hungary bernasib lebih baik. Saya belum pernah kesana. Someday hopefully 🙂

    Like

  2. Lagi iseng-iseng, buka web ini. Ternyata sangat membantu saya dalam penggambaran kota Budapest. Karena Saya berniat membuat cerita dengan sedikit latar tempat di Budapest 😊💕

    Like

Leave a comment