Di Groningen ini saya tinggal di international student housing. Yah bisa dibilang asrama sih sebenarnya, satu mahasiswa tinggal di satu kamar. Fasilitas kamar mandi, dapur, dan common room harus berbagi dengan sesama penghuni koridor. Jadi satu lantai terdiri dari dua koridor dan di setiap koridor ada 15 kamar.
Secara umum fasilitas cukup lengkap. Di dapur, misalnya, terdapat delapan kompor gas, kulkas (dan freezer), microwave, dan oven. Common room terletak di samping dapur, berisi meja dan kursi makan serta sofa dan TV (setahu saya TV ini bukan fasilitas dari housing, mungkin ada penghuni lama yang menghibahkan).
Karena di setiap koridor terdapat dua toilet (masing-masing toilet terdiri dari beberapa shower room, WC, dan wastafel), saya mengasumsikan yang satu adalah toilet wanita dan yang lainnya adalah toilet pria. Ooouww..tapi ternyata saya salah. Di housing sini pria dan wanita bebas menggunakan ruang toilet yang mana saja, biasanya sih yang paling dekat dengan kamarnya saja. Tapi untunglah karena udara di Belanda sangat dingin, orang jadi malas mandi. Haha… Hal ini menyebabkan kecil kemungkinan untuk menggunakan kamar mandi bersamaan dengan orang lain. Yah kadang sih pas saya lagi gosok gigi di wastafel eh tiba-tiba ada cowok masuk dan gosok gigi juga. Awalnya awkward banget tapi karena udah kenal jadi santai aja. Eh tapi tetep sih cowok sebelah kamar kalau keluar shower room cuek bebek aja pakai celana pendek banget. Lain hari pernah lihat juga ada cewek yang keluar cuma handukan. Hehe…
Anyway…postingan ini sebenarnya mau cerita tentang kehidupan sehari-hari penghuni koridor. Seperti biasa, orang Indonesia (mungkin orang-orang Asia lainnya) kalau di sini tampak lebih muda dibandingkan orang seusianya. Saya sering banget dikira anak S1. Yah selain ukuran tubuh juga yang lebih kecil dari orang Eropa sih hehe.. (terima kenyataan).
Tetangga : “Oh so you will also stay here for four years?”
Icha : “No, just a year.”
Tetangga : “You’re an exchange student?”
Icha : “I’m doing master’s program here.”
Tetangga : “Wow you look so young! How old are you?”
Icha : I am 26 my age. *tersenyum imut* Hahaha…
Yang ngajak ngobrol itu tetangga dari Bulgaria, mahasiswa S1 European Law yang baru tahun pertama. Usianya 19 tahun tapi wajahnya dewasa dan badannya bongsor. Kalau akting jadi kakak-adik pasti saya disuruh jadi adiknya.
Di koridor ini ada penghuni dari Indonesia (wajib disebut pertama), Brazil, China, Belanda, Jerman, Spanyol, Azerbaijan, Bulgaria, dan Chile.
Selama dua minggu pertama sih rasanya kami sudah cukup akrab, saling bertegur sapa kalau papasan dan suka ngobrol-ngobrol sambil masak atau cuci piring di dapur. Hanya saja kami punya semacam public enemy pada awalnya. Jadi ada tiga cowok Spanyol (belakangan baru tahu kalau yang satunya dari Chile, cuma karena bahasa mereka sama jadinya langsung klop deh) yang bergerombol terus, suka ngajak temen-temennya party di common room, berisik, dan setelah party nggak diberesin lagi. Pokoknya ngeselin dan makan ati, apalagi buat yang malam itu kebagian kitchen duty (piket membersihkan dapur dan common room). Mereka juga ignorant banget, jorok, dan suka ninggalin cucian piring seenaknya. Dibandingkan penghuni lain, mereka terlihat lebih enggan untuk menyapa atau memulai percakapan. Kalau disimpulin jadi satu kata: BATU. Kenapa? Karena kelakuan mereka itu sudah pernah ditegur baik langsung maupun melalui facebook group. Tapi belum ada perubahan yang berarti.
Nah sampai pada akhirnya para penghuni (selain mereka bertiga) punya ide buat kumpul-kumpul koridor. Awalnya yang cewek-cewek aja pada mau masak dan dinner bareng. Pas ide ini diposting di facebook group koridor pun yang merespon dengan excited sebatas penghuni cewek saja. Oleh karenanya, kami pikir yang cowok-cowok punya kesibukan sendiri, apalagi geng(ges) tiga cowok itu mungkin lagi party atau main futsal (sering banget liat mereka mau berangkat atau pulang futsal, entah kapan belajarnya hahaha..).
Hari H acara dinner bareng, sorenya saya posting di grup mengenai siapa mau nyiapin makanan apa. Maksudnya biar bisa saling melengkapi, ada yang makanan berat, ada yang dessert atau minuman. Eh ternyata cowok-cowok pada merespon dan memberi tahu menu mereka, dan tanpa diduga-duga si geng spanyol juga. Pas saya kasih tahu cewek-cewek yang lagi masak di dapur, mereka pada heboh.
“Really? They’re gonna join us? OMG, I have to check my facebook,” dan salah seorang dari mereka langsung balik ke kamar untuk membuktikan bahwa omongan saya bukanlah bercanda. Haha… Sampai segitunya nggak percaya geng yang biasanya ignorant mau ikutan acara bareng.


Karena saya dan Yussi dari Indonesia sudah selesai menyiapkan nasi goreng dan kerupuk udang, saya berinisiatif membuat lembaran kertas untuk sesi sharing setelah makan malam. Idenya sangat sederhana (nggak mau repot cyiiin…), di setiap gulungan itu ada pertanyaan atau petunjuk untuk menceritakan sesuatu.
Misalnya:
Tell us about your hometown.
Tell us about your best friend(s).
Tell us about your family.
Tell us about your first love. >> Haha…oke ini kayaknya abege banget tapi berhasil menarik perhatian pemirsa insert. :p
Places you want to visit. >> dan jadi cerita-cerita pengalaman traveling.
What you like about Groningen.
Your favorite food.
Your favorite movie.
Which one do you prefer, beaches or mountains? Why? >> dan si spanyol nanya gimana bedain pengucapan ‘beach’ dan ”b*tch’
Dan lain-lain.
Pas satu orang menjawab pertanyaan yang ada di kertasnya, ternyata yang lain pun antusias mendengar sekaligus ikut menceritakan tentang diri mereka masing-masing. Seru.. Jadi tahu tentang daerah asal mereka, keluarga, tempat-tempat keren di negara masing-masing, dan lainnya. Terus jadi kepikiran juga ngadain acara nonton bareng di common room. Humay, penghuni termuda dari Azerbaijan, paling takut nonton horor dan ini bikin Antonio dari Spanyol iseng, keukeuh ngajakin nonton Paranormal Activity 1 – 4. Haha…
Dan dari pertemuan kali ini, jadi ketahuan bahwa si geng Spanyol itu bahasa Inggrisnya memang masih perlu ditingkatkan lagi (bahasa halus dari ‘kurang lancar’ hehe..). Sebenernya ini mereka yang bilang, katanya suka salah pronunciation makanya jadi enggan ngajak ngobrol hehe… Oh jadi itu sebabnya mereka terlihat cuek sama kita-kita? Dia juga bilang kalau orang Spanyol tuh suka banget party. Dan kami semua langsung saling menatap dan seolah memberi kode-kode yang artinya, “pantesan aja dari kemarin ngadain party dan bikin ribut terus”. :p

Makan-makan dan ngobrol-ngobrol kemarin lumayan membuat kami jadi lebih mengenal dan oven terbuka satu sama lain, terutama jadi lebih akrab sama geng(ges) Spanyol. Yaaahh..setidaknya udah nggak terlalu sungkan kalau mau negur mereka yang suka bikin dapur dan common room berantakan. *eh*
Dan ternyata lagi nih, semua senang dan ingin makan-makan gitu diadain lagi. Terbukti lah ya kalau manusia itu makhluk sosial dan pada dasarnya merasa suka berinteraksi dan dipedulikan oleh sesama. Yah daripada satu koridor tapi nggak bertegur sapa. 😀
Haha kena Vickinisme juga mbak Icha.. ^^
Iri nih ngeliat banyak temen sekoridor.. Saya ngekos di rumah pribadi jadinya nggak punya temen kos hiks T_T Geng spanyolnya biarpun gengges tapi cute 😉
LikeLike
Huff..iya dari kemarin ngakak sama temen2 (Indonesia) gara2 videonya Vicky. -_-”
Tadinya aku juga mau ngekost gitu tan, tapi ternyata sama beasiswanya udah didaftarin ke Housing Office, jadi ya sudaaah hehe.. Ada enak dan nggaknya sih. Ya nggak enaknya tuh kalo pas dapet tetangga yang ga peka, jorok, berisik, dsb. 😀
LikeLike
Ngikik liat selipan kata2nya vicky and the family 😀
LikeLike
*ikut mainstream* :p
Tapi kenapa orang2 ga penting jadi terkenal, itu karena masyarakat dan media juga sih. Kadang kita sendiri yang menciptakan media. Jadi inget tulisan adikku di sini. >> http://ainijournal.wordpress.com/2013/09/14/we-create-the-media/
LikeLike
aww.. ceritanya seru banget. asik ya jadi punya banyak temen. jadi makin pingin cari beasiswa ;p
LikeLike
semangat mbaaak.. tapi lebih enak kalo bareng suami kan? hehe.. 😉
LikeLike
ttapi kalo males beresin bekas party kan bukan karena bahasa hehehe
LikeLike
betul bangettt.. 😀
kami pikir karena kebiasaan di rumahnya kali ya selalu ada yang beresin.
LikeLike
seruu yaa.. 😀
LikeLike
seru bangeeettt cha, tapi kalo kena piket pas beresin party bekas orang tuh malesin banget ya
LikeLike
hehe..iya rin. itu harusnya yang beresin ya si pelakunya sih. sekarang kadang kita biarin aja sampe orangnya bersihin sendiri. 😀
LikeLike
keren idenya ngadain makanmakan gini dan bikin status di facebook group.. lucu serumah bisa online bareng..
kalu gitu sekarang udah lebih ramah dong ya, bisa saling suruh dan bersihbersih.. hidup jadi lebih nyaman..
iya orang asia tampangnya bisa dibilang lebih muda nih..
LikeLike
facebook group itu berguna banget untuk bersilaturahim dan ngepos pengumuman (macem lost and found, minta tukeran jadwal piket, dll). Pas awal2 pernah ada juga yg ngepos foto common room yg super berantakan dan minta sama siapapun pelakunya supaya diberesin dan lebih peka. Yahhh tahu kan siapa pelakunya. :p
LikeLike
hahaha kalu begitu kalu ada yang macammacam tinggal foto dan posting dah, ini sebener kaya peringatan juga ya.. sekaligus nyindirin..
LikeLike