“You’re very strange people.” Ujar seorang pria tua berambut dan berjanggut putih di hadapan sekitar 1500 mahasiswa internasional University of Groningen, Belanda, tadi siang, 27 Agustus 2013.
Namanya Profesor Gregory Ashworth. Saya terkesima dengan pidatonya pada upacara penyambutan tingkat universitas untuk tahun akademik 2013-2014. Belakangan saya tahu, bukan tahun ini saja ia menyebut para mahasiswa baru dengan sebutan ‘orang-orang aneh’. Pada tahun sebelumnya, ia memberikan sambutan berikut:
“You’re very strange people. You chose to do the university the difficult way, by going to a strange place, with people eating strange food. You’ll notice you’ll be going through a few stages while you’re in the Netherlands: Stage 1 – Euphoria: you see all the things that are better here than where you are from. Stage 2 – Disappointment: You see all the things that are worse here than where you’re from, the wind is always in your face and the rain goes horizontal! Stage 3 – Balance: Some things are better; enjoy them, some things are worse; ignore them. You’re going home soon. You’re here to learn where you come from. You’re being forced back to question your assumption. It’s a voyage of discovery into yourself.”
(saya menemukan video tahun lalu di tautan INI)
Siang tadi, bertempat di Martinikerk, Profesor Ashworth juga menyampaikan hal yang serupa.
“There are two ways of doing things: first is the easy way, second is the difficult way. And you all choose the difficult one.”
Menurut beliau, pilihan ini sulit karena kami memilih pergi jauh meninggalkan rumah, meninggalkan keluarga, meninggalkan sahabat, dan zona nyaman lainnya yang ada di sekitar kami di negara masing-masing. Pilihan ini sulit karena kami harus menyesuaikan dengan kondisi di tempat baru baik dari segi budaya maupun cuaca yang — khususnya di Belanda –terbilang tak terlalu bersahabat.
Dengan gaya bergurau, Profesor Ashworth bercerita bagaimana menyebalkannya keadaan di musim dingin dengan suhu yang amat rendah.
“You will be on that day, when the weather is very cold, you are waiting for the bus and the bus is late. Meanwhile the rain starts to drop and the wind blows very strong. When the bus finally comes, the Dutch, who do not know how to queue up, cut the line and leave you behind.
There will be time when you ask yourself, ‘what am I doing here? Why am I here?’
In the end, you will know that you come here not to learn about us, about the Dutch, about our culture, etc. You come here to learn about yourself, to know how strong you are and discover the other side of yourself.”

Saya, seperti lebih dari seribu orang di Martinikerk siang tadi, tersenyum dan mengangguk setuju akan apa yang diucapkan Profesor Ashworth.
Saat itu juga, sebenarnya saya teringat pesan Pak Anies Baswedan yang pernah disampaikan saat penyambutan Pengajar Muda angkatan pertama yang baru purna tugas pada November 2010.
“Jelajahi jalan baru yang mendaki, jangan pilih jalan yang datar atau jalan turun. Jalan datar itu nyaman menjalaninya, jalan menurun itu ringan melewatinya. Sesungguhnya melalui jalan mendaki itulah kalian bisa mencapai puncak baru untuk mengumandangkan hati nurani, mengumandangkan pesan anak-anak desa pelosok itu.”
Semoga jalan (yang katanya) sulit ini menjadi sebuah pembelajaran yang akan memberi manfaat seumur hidup, membantu saya menemukan dan mengenal diri saya sendiri, untuk kemudian membagikan apa-apa yang saya pelajari selama setahun ke depan.
Berbahagialah orang-orang yang memilih jalan yang sulit.
Semoga Allah senantiasa memberi kekuatan.
Tulisan terkait:
Eric Bleumink Fund (EBF) Scholarship, University of Groningen
Wahh icha kuliah di Groningen skr?? Senangnyaaaa…semangat ichaaa 😀
LikeLike
Iya rinta..insya Allah sampai setahun ke depan. Makasih ya. 🙂
LikeLike
‘You are very strange people’.. hahahahaaha… lucu juga ya si profesor ini. Punya humor yang tinggi
LikeLike
bangettt..hehe.. isi pidatonya lucu tapi bikin pendengarnya berefleksi. a good speech indeed. 🙂
LikeLike
sukses buat kuliahnya mbak 🙂
ditunggu postingan berikutnya tentang pengalaman kuliah di sana…
LikeLike
Makasih ya endah. Sukses juga untuk apa yang sedang dan akan endah jalani. Insya Allah akan menyempatkan nulis blog selama di sini. 🙂
LikeLike
absolutely agree… kita belajar sampai kapan pun dan di pelosok dunia manapun, hanya satu inti dr semua yg dipelajari itu, ya mempelajari diri sendiri. 🙂
ambil jurusan apa mba di sana?
LikeLike
yup..begitulah. 🙂
aku ambil international economics and business.
LikeLike
sukses buat kuliahnya yaa. nunggu cerita2 serunya juga 🙂
LikeLike
makasih mbak yana.. insya Allah. 🙂
LikeLike
Icha. Merindinglah diriku membacanya. Serasa membayangkan ada di ruangan besar tersebut, menyimak pidato yang sama. Aku ingin pula ke sana. Menjemput impian.
LikeLike
Amin.. Semoga tercapai apa yang kak aad cita2kan dan usahakan. Allah tidak pernah tidur. 🙂
LikeLike
Waaah sukses dan semoga kualiahnya lancar…jangan lupa sering2 jalan2 di sana 🙂
LikeLike
makasih mbaaak. amin..semoga kuliah lancar dan tetap bisa jalan2 hehe..
LikeLike
Maisya… seruwnya udah ke yurop skr.. goodluck buat sekolah n jalan2nya :P. dikau ambil PhD skr? ambil jurusan apa? take care~
LikeLike
Mbaaak..aku baru master kok. Hehehe…
Makasih ya. Programku setahun aja. Actually traveling is not my priority, tapi semoga nanti nemu ritme belajar yang enak dan bisa meluangkan waktu. Harus bisa sih. 😉
LikeLike
Eh iya ya dikau masih muda belia… Oalah seneng amat setahun bs dpt master~ jalan2 harus dong ahhhh
LikeLike
🙂 salam kenal mbak. Selamat bisa belajar di LN.semoga bisa membangun bangsa.
LikeLike
Salam kenal juga mas dee nicole? (duh bingung panggilannya apa hehe..)
Amin.. terima kasih untuk doanya. 🙂
LikeLike
hyaaa..kepikirannya sama dengan aku, kata pak anies baswedan yang itu, hihihi
icha..baik2 ya di sana 😀
LikeLike
Insya Allah. Makasih ludi.. 🙂
LikeLike
salam kenal mbak.. keren mbak lanjut kuliah di LN. dapat beasiswa apa mbak?? bagi2 tips nya
LikeLike
Halo, maaf kelewat membalas komen ini. 😦
Saya dapat beasiswa Eric Bleumink Fund (EBF) Scholarship dari University of Groningen.
(http://www.rug.nl/education/international-students/financial-matters/ericbleumink)
LikeLike
Salam kenal juga ya! 🙂
LikeLike
baca stages nya disebutin Profesor Gregory Ashworth – mu itu cha….
yaaa, gw jg baru sampe kalteng. bedanya di sini ga mengalami euphoria. its a pure shock (and homesick). dimana macetnya? dimana mall2 yang ngejulang? dimana angkot yg seliweran?
but if i’m not over pede, i guess we’re all choosing the same way. the difficult ones.
kalo kata buku novel yg pernah gw baca sih judulnya looking for alibrandi (mencari jati diri). ga tau deh ketemunya alibrandi apa alisadikin #krik
good luck cha. good luck for us. meskipun gw rasa in the end kita bakal nemuin apa yg kita cari. bukan dari hasil akhir, tp dari proses panjang yang telah dan bakal kita lewatin.
regards
LikeLike
Hai Amel! It must be challenging. One day when you look back, you must be proud of yourself…that you’ve been through all the goods and bads, that you’ve learned something and discovered the other side of yourself.
All the best for both of us yaaa.. Bismillah. 🙂
LikeLike
Reblogged this on ollooo.. and commented:
Salah satu postingan menarik dari salah satu teman saya yang sedang kuliah di Belanda..
LikeLike
Keren cha tulisannya. Gua reblog ah..
LikeLike
Bayar kak yoka! Hahaha..
LikeLike
~.~
LikeLike
Aaah, suka sekali tulisanmu ini 🙂
Dibukukan saja DIk 🙂
Eh, kita nerbitin indie yuk, bareng berdua, biar kuat promosinya. Kayaknya bakalan seru nih 🙂
Jenguk2 tulisanku juga di sini ya, Cha: http://www.honeymoonbackpacker.com
LikeLike
Terima kasih, Mbak Ima.
Saat ini sedang ada proyek penulisan dengan beberapa teman, Mbak. Terkait usulan Mbak Ima, kapan-kapan kita diskusikan ya! 🙂
LikeLike
Hayuuuk kita seriusin Say. Aku serius sama indie.
Japri di facebook ya? 😀
LikeLike
aku jadi makin semangat sekolah lagi kak. makasihh eaa.. :*
LikeLike
Sama-sama, Dik Rakhma. Semoga sukses ya! 🙂
LikeLike