Other Stories

Kapan Nikah?

I mean that really, UN should also ratified this as one of woman human rights : TO NOT SHARE WHETHER WE HAVE BOYFRIEND OR NOT, and WHEN ARE WE GOING TO MARRY. Thank you. (DWS, 2013)

“Kapan nikah?”

Kayaknya pernah dengar pertanyaan itu deh. Haha… Welcome to twenty-something world!

Saya kurang tahu bagaimana awal mulanya pertanyaan itu bergentayangan di telinga muda-mudi usia 20-an dan bahkan kepala tiga jika mereka belum menikah, khususnya perempuan. I mean..what do people really mean by asking that? Hanya basa-basi karena tidak ada topik obrolan lain, pengin tahu aja (atau pengin tahu banget?), atau positifnya…itu adalah suatu bentuk nasihat dan perhatian?

Sejak saya turut merasakan menjadi sasaran pertanyaan itu, saya mulai belajar untuk tidak menanyakan pertanyaan serupa kepada orang lain. Saya berpikir ulang, untuk apa saya bertanya? Lalu kalau saya sudah tahu, apa untungnya buat saya? Jangan-jangan saya malah menambah beban orang tersebut. Kalau sekadar informasi, jangan khawatir…jika kita memang teman atau saudara dari orang yang bersangkutan, insya Allah kita akan dikabari jika saatnya sudah tiba. Alangkah baiknya, alih-alih bertanya kapan mereka menikah, kita mendoakan saja semoga jalan mereka menuju pernikahan dimudahkan oleh-Nya.

Bentuk lain dari pertanyaan ‘kapan nikah’ adalah, “kapan nyusul?”. Pertanyaan ini biasanya dilontarkan saat orang-orang bertemu di suatu resepsi pernikahan.

Hello…is marriage a competition now? Kenapa harus disusul ya? Hehe… Menikah itu memang sunnah rasul, jika memang sudah ada calonnya sebaiknya disegerakan. Yang belum ada, tentu bisa berikhtiar untuk mendapatkan calon pendamping. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa jalan setiap orang itu berbeda. Jadi susul-menyusul itu tidak esensial (again..it’s not a race lho, Bapak-Ibu!).

Di perjalanan usia 20-sekian ini, saya juga belajar untuk tidak buru-buru menilai orang lain.

“Ih, si A dan si B itu udah lama pacaran tapi kok nggak nikah-nikah sih?”

“Mbak C itu udah cantik, pintar, apa lagi ya yang kurang? Pasti banyak yang suka. Tapi sekolah sama karir aja terus yang dikejar, kayaknya nggak mikirin nikah deh.”

“Mbak D itu usianya udah kepala tiga lho.. kenapa nggak nikah-nikah ya? Keasikan kerja kali ya… Emang gitu kalau karirnya udah bagus…”

People, could you please be a little bit more sensitive? You better keep silent if you know nothing about those particular people you’re talking about. You just have no idea about what they have been through.

Orang yang sudah menjalin hubungan cukup lama saja belum tentu jalan ke pernikahannya cepat, apalagi mereka yang belum ada calon? Banyak hal yang orang lain tidak tahu, mungkin dia sudah berusaha berkali-kali tetapi belum menemukan pasangan yang cocok, atau bisa jadi keduanya sudah merasa cocok namun belum ada restu dari keluarga. Saya dengar cerita beberapa orang bahwa perjuangan mereka cukup berat untuk mendapatkan restu keluarga dan akhirnya bisa menikah, sebagian bahkan tidak sampai ke jenjang itu.

Setiap orang punya jalan masing-masing. Jalan yang tak sama, rintangan yang tak sama. Berbagai kesulitan yang mereka hadapi tentu kebanyakan disimpan saja, tidak dibagikan kepada publik karena menyangkut masalah pribadi dan juga keluarga. Jadi hal-hal yang kita nilai berdasarkan permukaannya saja belum tentu benar.

Sebaliknya, untuk sebagian orang, jalan yang mereka lalui mulus tanpa hambatan. Jika demikian tentu patut disyukuri.

Catatan untuk diri saya sendiri, saya berusaha menempatkan diri saya di posisi orang lain. Doa jauh lebih baik daripada pertanyaan. Well.. I’ve been in that situation, too.

Semoga bisa menjadi renungan untuk kita semua. 🙂

1865143963390123180513

*****

Mohon doanya juga untuk saya dan Chendra ya.. Keluarga besar kami bersilaturahim 20 Juli lalu sekaligus prosesi lamaran. Alhamdulillah.

Terima kasih. 🙂

PhotoGrid_1374863018770

29 thoughts on “Kapan Nikah?”

  1. alhamdulillah… itu lamaran yah?
    Semoga langgeng dan segera ke jenjang pernikahan yah Maisya …
    Emang nyebelin dengan pertanyaan2 seperti itu, stlh nikahpun masih ditanyain, kapan punya baby? wuuufth ngurut dada aja dulu deh 😀

    Like

    1. Iya cha.. Alhamdulillah. Makasih doanya ya. 🙂
      Hehe..iya betul tuh, temen2ku yang udah nikah juga curhatnya begitu. It will be endless question ya..
      Kita jadi belajar juga, lebih baik doakan yang terbaik daripada nanya2 terus kapan punya momongan. Walaupun itu bisa direncanakan, semuanya balik lagi sama rencana Tuhan kan? 🙂

      Like

  2. Sejak saya turut merasakan menjadi sasaran pertanyaan itu, saya mulai belajar untuk tidak menanyakan pertanyaan serupa kepada orang lain. <- Ha! Aku juga sama kayak gini.

    Btw, selamat ya Icha. Semoga lancar sesuai yang diinginkan 🙂

    Like

    1. Hehe.. Ada juga yang sama nih. Karena kita jadi ‘objek’, jadi lebih empati ya. Alhamdulillah.. (semua pasti ada hikmahnya)

      Makasih untuk doanya ya, Ari. Doa yang sama untukmu. 🙂

      Like

    1. Iya Mbak Noni.. Makasih ya..
      Salam kenal btw, hehe.. Tadi aku mampir ke blognya dan baca2 meskipun belum sempet komen hehe.. Kocak2 deh ceritanya. Salam buat Matt. Selamat berpuasa. 🙂

      Like

  3. iya kak, “kapan nikah” adalah pertanyaan setelah kita lulus kuliah dan udah kerja. kalo belum pasti pertanyaannya “kapan lulus?” “kerja dimana?” hehehe..
    selamat kak 😀 udah lolos untuk menjawab pertanyaan “kapan nikah” hhehehe 😀

    oia.. mampir blog walking dong kak ke blog pelangi —> ada info seru tentang rumah idaman di sini nih http://pelangiituaku.wordpress.com/2013/07/27/bintaro-jaya-perumahan-terdepan-di-selatan-jakarta/ jangan lupa comment ya 😀 lagi ikutan lomba blogging nih. mohon doanya ya.. makaciihhhhh….

    Like

  4. “Orang yang sudah menjalin hubungan cukup lama saja belum tentu jalan ke pernikahannya cepat, apalagi mereka yang belum ada calon.”
    Setuju banget sama kalimat yang ini 😉 😉

    Eh iya, lamaran ya? Aaah, ikutan seneng deh liat fotonya.
    Semoga sayanya bisa cepet nyusul juga #ngarepbangetlah

    Like

  5. This is a common situation happen to alllllllll woman ya Cha.
    I’ve been in such position too, and feeling a bit weird to explain about even.
    Tapi ada 1 kejadian menarik yang aku terima sebagai nasihat waktu itu. Pas lagi kesel2nya karena keseringan ditanya “kapan nikah? and “kapan nyusul” sama temen2 mama papa, lama2 jd males ikut nemenin ke undangan nikah.
    tapi waktu itu tanteku bilang “memang kedengarannya nyebelin, tapi terkadang apalagi kl yg nanya orang tua, itu menjadi sebuah sentilan buat wanita jaman sekarang yg terkadang lupa akan tujuannya dengan alasan “karir blm mapan” “mau sekolah dulu” “blm sesuai kriteria” dll dll”

    Violaa,,tiba2 jd mikir, iya juga yah, terkadang untuk menutupi rasa kesal kita, secara g sadar kita bikin alibi untuk diri kita sendiri, such as “gue kan mau S2 dulu biar sukses” “gw msh muda kali, msh mau seneng2, santai ajalah” dll dll.

    So, am definitely agree with “keep silent if u no nothing bout other people condition” but still..put a lil’ brave there to remind our self that such “question” coming just to wake us up, in case we are too busy too looking dozen alibis to avoid such question 🙂

    Anyway, lovely written article 😉 and wish u nothing but best pray sampai ke hari H yaa chaa..wich me also good luck in my engagement this October 🙂

    Like

    1. Waah…thanks komen sekaligus curhatnya, ully… 😉

      Betul banget, sebagai orang yang jadi sasaran pertanyaan, we can always see the bright side.
      Dan kalau orang tua sendiri yang bertanya sih tentu kita lebih maklum dan paham bahwa itu ada sebuah bentuk perhatian dan rasa sayang. Untungnya ortuku sendiri sangat mengerti dan menganggap anaknya sudah cukup dewasa untuk memutuskan kapan dan dengan siapa akan menghabiskan sisa hidupnya (ceilee..).

      This is just a reminder bahwa selain orang tuanya, kita ga perlu2 banget nanyain hal itu hehe… Doa lebih baik.

      Amin…terima kasih untuk doanya ya, Ully. Semoga lancar juga untuk engagement dan proses selanjutnya. Happy for you!! :*

      Like

  6. Ah Maisya jangan-jangan kawin dulu ya sebelum ke Belanda? Kyaaaa~
    Selamat ya Chaaaa :*

    Salam dari yang pengen kawin dan pengen sekolah :p

    Like

  7. Ah Maisya jangan-jangan
    kawin dulu ya sebelum ke
    Belanda? Kyaaaa~
    Selamat ya Chaaaa :*
    Salam dari yang pengen
    kawin dan pengen
    sekolah :p

    Like

  8. Pertama-tama masih bisa cengar-cengir jawabnya ka, lama2 buat narik bibir ke kanan dan kiri aja susahnya minta ampun. Sensi! Hehehe. Selamat buat lamarannya yaa ka icha ka chendra, smoga lancar smp hari H pernikahan..

    Like

Leave a comment