Other Stories

Tentang Koma

Pagi itu 28 Juni 2013. Koma (murid saya di Bawean) mengirim pesan singkat yang membuat saya meleleh:
Halo, Ibu lagi ngapain? Bu, tadi malam kan aku nelfon ibu, ibu bilang kangen aku kan, terus aku tidur, eh aku bermimpi ibu sudah sampai ke Bawean. Dalam mimpi aku berkata: hah? Cepat banget ibu icha sampai di Bawean. Terus ibu mampir ke rumah aku, ibu ngeliat aku dan langsung meluk aku sampai2 aku sesak nafas. Erat banget pelukan ibu kepadaku. Eh tau-taunya aku bangun, ya ampun..aku malah meluk bantal dengan erat, eh temen-temen ngetawain aku. Terus aku bingung kok aku meluk bantal, bukannya ibu icha. YA ALLAH…

(Ayah Koma adalah guru ngaji, jadi setiap malam teman-temannya tidur di surau dan sebagian di rumahnya)

Kenyataannya:

Saya pun semalam memimpikan Koma. Saya mimpi memeluknya dan saya menangis. Jadi saya mimpi ada program IM dimana alumni Pengajar Muda mendapatkan kesempatan untuk kembali ke daerah penempatan selama sebulan *ngarep*. Koma sayang, mungkin ini ya yang namanya telepati 🙂

———————————-

Tentang Koma

Koma punya kisah yang hingga saat ini masih saya sesalkan. Namun bagaimanapun saya ‘hanya’ gurunya, yang bisa saya lakukan adalah berusaha memperjuangkan yang terbaik untuknya. Mungkin teman-teman ingin mengenalnya lebih dekat dan berkenan membaca tulisan ini. Seperti nama panggilannya, Koma, kisah hidupnya masih ‘koma’, belum ‘titik’. Perjuangannya belum terhenti.

Sila baca kisahnya di SINI.

1010190_10151429742302396_944055431_n
Bersama Koma saat wisata ke Tanjung Gaang, Bawean

1865143963390123180513

5 thoughts on “Tentang Koma”

Leave a comment