Halo, Pembaca Setia! (Sok punya banyak pembaca)
Tulisan saya tentang Pulau Sebesi, Lampung, dimuat di majalah Bobo edisi 43 yang terbit hari ini, 31 Januari 2013. Tulisan tersebut terdapat di rubrik ‘Potret Negeriku’. Saya mengirimkannya ke Redaksi Bobo pada November lalu, setelah kegiatan Voluntourism dengan Komunitas Book For Mountains (BFM) di sana.
Hari ini majalahnya sampai ke kantor saya. Saat dilihat, ternyata Redaksi menggunakan foto yang sudah ada di dokumentasi mereka. Sebelumnya saya mengirimkan foto-foto dokumentasi saya dan Chendra. Selain itu, setelah melewati proses penyuntingan, bagian cerita tentang kegiatan BFM tidak dimasukkan. Untuk itu, di sini saya kopi tulisan aslinya ya.
Oh ya, saya masih ‘utang’ menulis cerita lengkap mengenai perjalanan ini. Semoga sempat dalam waktu dekat.
Selamat membaca! 🙂
————————————————————————–
Pulau Sebesi: Keindahan di Selat Sunda
Kapal yang berangkat dari Pelabuhan Canti itu melaju di Selat Sunda. Akan ke manakah kita menuju?
Senyum dan sapaan ramah siap menyambut siapa saja yang berkunjung ke Pulau Sebesi. Pulau berpenduduk 2700 jiwa ini terletak di Selat Sunda, lautan yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Termasuk wilayah Lampung Selatan, Pulau Sebesi bisa ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam dari Pelabuhan Canti di Kalianda. Tenang saja, kita tak akan bosan di kapal karena banyak pemandangan indah pegunungan dan pulau-pulau kecil sepanjang perjalanan. Setelah melewati Pulau Sebuku dan Pulau Umang, dari kejauhan terlihat sebuah gunung di tengah lautan. Nah, itu dia Pulau Sebesi. Yuk bertualang di sana!
‘Bertetangga’ dengan Anak Krakatau
Pulau Sebesi adalah pulau berpenduduk yang letaknya paling dekat dengan Gunung Anak Krakatau, gunung berapi teraktif di dunia. Jaraknya sekitar 15 kilometer saja. Gunung Anak Krakatau memiliki ketinggian 813 meter di atas permukaan laut. Suhu di gunung ini sangat panas sehingga hanya sedikit tumbuhan yang bisa bertahan hidup di sana.
Gunung Anak Krakatau muncul sebagai dinding kawah antara tahun 1927 sampai 1929 di antara tiga pulau hasil letusan Gunung Krakatau. Apakah teman-teman pernah mendengar tentang Gunung Krakatau? Gunung ini meletus pada tahun 1883. Letusannya sangat dahsyat, disertai awan panas dan tsunami. Konon suara letusannya sampai terdengar ke Australia dan Afrika. Korban jiwa dari letusan Krakatau berjumlah sekitar 36.000 jiwa. Banyak sekali ya.
Bermain dan Belajar dengan Kakak Relawan
Setiap akhir pekan, Pulau Sebesi biasanya kedatangan turis yang berlibur. Ada yang datang dari Lampung, Jakarta, serta berbagai wilayah lain di Indonesia. Akhir pekan itu anak-anak Pulau Sebesi ceria menyambut kakak-kakak relawan dari Komunitas ‘Book For Mountains’. Mereka datang tak sekadar untuk berlibur namun juga untuk berbagi dengan anak-anak di Pulau Sebesi, khususnya para siswa SD Negeri Tejang.
Anak-anak dibagi ke dalam beberapa kelompok yang dipandu oleh kakak relawan. Mereka singgah pos-pos yang berbeda untuk mendapat materi pelajaran sekaligus bernyanyi dan bermain. Karena Pulau Sebesi dekat dengan Gunung Anak Krakatau, kakak relawan dan anak-anak juga melakukan percobaan gunung berapi. Dengan menggunakan minuman bersoda dan permen, anak-anak melihat bagaimana suatu gunung meletus serta belajar tentang pentingnya evakuasi atau menyelamatkan diri.
Penghasil Kakao
Siapa yang suka makan cokelat? Cokelat yang biasa kita makan atau minum berasal dari biji kakao. Salah satu mata pencaharian pulau Sebesi adalah berkebun kakao. Kakao dari pulau ini diakui sebagai bermutu tinggi lho. Selain penghasil kakao, warga Pulau Sebesi menanam padi, jagung, dan pisang. Tanah di pulau ini cukup subur sehingga cocok ditanami berbagai tumbuhan. Karena dekat ke laut, tentu sebagian juga bekerja sebagai nelayan.
Meskipun berada dekat dengan gunung berapi yang masih aktif, warga Pulau Sebesi setia tinggal di pulau ini, pulau nan subur dan makmur. Namun yang paling penting adalah mereka harus selalu siaga bila ada peringatan bahaya. Bukankah begitu, teman-teman?
Â
Kereeeen :))
LikeLike
Thanks, Bu Guru! 😉
LikeLike
jadi inget dulu dipekarangan punya pohon coklat, selalu habis digrapyak anak smp
LikeLike
Sekarang masih ada ga pohonnya, yo? 😀
LikeLike
waaa… selamat, Mbak… Bagus sekali tulisannya…
ira
http://www.keluargapelancong.net
LikeLike
Terima kasih, Mbak Ira.. 🙂 Wah mau mampir juga ah ke blognya. Banyak cerita seru, apalagi bareng keluarga ya jalan2nya. Hehe..
LikeLike
Wow kereeeen, kapan tulisanku bisa dimuat dimedia ya
LikeLike
Halo Mbak Ika! Salam kenal. 🙂
Semua berawal dari coba-coba kok, hehe..daripada tulisannya nganggur di folder laptop. 😀
LikeLike
Saya harus banyak belajar dari mbak maisyafarhati nich 😉
LikeLike