Test Pack. Judul yang cukup persuasif.
2010 lalu, awalnya saya tak sengaja menemukan buku ini. Desain covernya yang unik mengundang saya mengambil buku ini dari rak. Kemudian saya melihat judulnya, nama penulisnya, dan membaca testimoninya. Yap, positif membeli.
Test Pack bukanlah buku baru, ketika saya lihat di dalam buku, ternyata cetakan pertamanya adalah tahun 2005. Buku yang saya beli ini adalah cetakan kesembilan (sekarang entah sudah cetakan keberapa) dan dengan desain cover yang baru. Penulisnya sendiri adalah Ninit Yunita, istri dari penulis Adhitya Mulya. Saya tertarik untuk membaca karena sebelumnya saya pernah membaca buku berjudul Traveler’s Tale yang diantaranya ditulis oleh suami-istri penulis tersebut. Dan saya pikir, gaya bahasanya yang ringan dan kocak mungkin juga akan saya temukan di buku Test Pack ini.
Ternyata saya tidak salah pilih. Dalam beberapa jam saya bisa selesai membaca buku ini (padahal saya bukalah tipe orang yang bisa selesai membaca dalam waktu singkat). Inti ceritanya adalah tentang sepasang suami istri yang sudah menikah selama tujuh tahun namun belum juga dikaruniai anak. Sebagai wanita, sang istri yang bernama Tata sudah sangat cemas. Menguji kehamilan dengan test pack menjadi kegiatan rutinnya, namun hasilnya selalu sama: negatif. Belum adanya tanda-tanda akan memiliki anak, menghadirkan pula rasa tidak aman pada dirinya. Bagaimana jika kemudian suaminya meninggalkannya? Ternyata Rahmat, suami Tata, terlihat lebih santai dengan keadaan tersebut. Bukannya ia tak mengharapkan hadirnya seorang anak, namun di depan Tata ia berusaha tegar. Serunya novel ini, cerita disampaikan lewat dua sudut pandang orang pertama, yaitu Tata dan Rahmat. meskipun ada pengulangan suatu kejadian yang diceritakan, ternyata sudut pandang dan cara berpikir mereka bisa jadi berlainan satu sama lain.
Masalah anak bisa menjadi sangat sensitif, meskipun ada juga pasangan yang tak terlalu memusingkan masalah tersebut. Konflik dalam novel ini terasa sangat nyata dan tidak dibuat-buat. Ditambah cerita keseharian Tata dan Rahmat di rumah sebagai suami istri, juga kehidupan karir mereka masing-masing. Rahmat yang suka menaruh baju kotor dan kaus kaki sembarangan, Tata yang bawel bukan main melihat kelakuan suaminya. Tata yang sering curhat ini itu kepada suaminya, sementara suaminya yang mendengarkan sambil cuek membaca tabloid sepak bola. Rahmat yang bekerja sebagai psikolog dan sering berusaha menyelamatkan rumah tangga orang lain, sementara Tata yang berprofesi sebagai pengacara dan sering mengurusi perceraian orang lain.
Meskipun Ninit Yunita membawakan cerita ini dengan gaya yang santai dan kocak, namun banyak sekali pesan yang disampaikan kepada pembaca. Sampai-sampai testimoni di cover buku ini: “Jangan kawin dulu sebelum baca buku ini.” Hehehe.. Menurut saya, setidaknya novel ini menjadi cerminan dalam sebuah komitmen yang dibuat ketika sepasang pria dan wanita menikah. Apakah yang melandasi pernikahan itu? Apakah yang melandasi cinta mereka? Seperti yang saya pernah dengar, cinta itu bukan “karena”, tapi “walaupun”. I love u no matter what, not I love u because.
Terdengar klise? Mungkin. Namun pasti ada yang bisa membuktikannya, dan mungkin kita sendiri yang bisa membuktikannya. Ketika pasangan melakukan sebuah kesalahan atau terasa tidak sempurna, remember the day when we fell in love.
Buat saya, Test Pack adalah sebuah novel yang positif dan membuka hati.
Judul buku : Test Pack
Penulis : Ninit Yunita.
Penerbit : Gagas Media.
Tebal buku : 200 halaman
(Oh ya, novel Test Pack sudah difilmkan dan mulai tayang awal September ini. Ulasan filmnya menyusul ya! :))
Jadi pengen nikah. *eh jadi pengen beli bukunya.
LikeLike
Hahaha… 😀
LikeLike
filmnya juga baguusss 🙂
LikeLike
Iya Mbak, aku baru nonton filmnya juga. 🙂
LikeLike