Ini bukan Bali, bukan pula Lombok. Rencana jalan-jalan ke luar Jawa pada Januari 2010 memang gagal, tetapi kemana pun…yang jelas kami hanyalah manusia-manusia yang butuh liburan dan hiburan. Setelah beberapa kali berganti rencana (sempat mau ke Dieng, Semarang, maupun rafting di Sunga Elo, Magelang), akhirnya Sabtu 23 Januari 2010 kami berangkat untuk misi “Pura-pura ke Bali dan Lombok” di Gunung Kidul, DIY. Kami yang dimaksud di sini adalah saya dan beberapa teman kantor di OIA UGM, sebut saja nama mereka Pupu, Kiki, Fitri, Timur, Heru, dan Mas Indra (itu memang nama mereka. haha..).
Terlihat seakan-akan kami hanyalah anak muda yang suka bersenang-senang. Tapi percayalah, kami hanya sedang lelah dan bosan dengan rutinitas kuliah (yang habis ujian dan yang baru skripsi) dan kerja, dan juga ingin menggunakan uang gajian dan honor kegiatan, hahaha… Dalam perjalanan ini, Mas Indra menjadi tokoh baru yang kemunculannya begitu tiba-tiba. Bahkan ketika rencana ke Bali mulai didesas-desuskan di kantor sejak Desember 2009, saya belum mengenal Mas Indra. Ketika rencana ke Bali tak tergapai, ia muncul sebagai ALBK (Aktor Lama Bersemi Kembali), yang dulu pernah bekerja di kantor dan kini masuk lagi. Mas Indra pun begitu berarti karena menyediakan kendaraan yang mana kami tak perlu takut kehujanan saat mengendarainya (baca: mobil). *soalnya biasa naik motor*

Daripada ini cerita jadi ngelantur, lebih baik kita langsung ke intinya. Pantai yang kami kunjungi dalam ekspedisi kali ini adalah Baron, Kukup, dan Sadranan. Kesan-kesan: Baron? Ah biasa aja. Rame sih, banyak tukang jualan, banyak orang berenang, tapi pantainya tidak bisa dibilang spesial. Pasirnya tidak se-‘butek’ Parangtritis, tapi juga tidak putih. Mungkin pasirnya blasteran Parangtritis dan Kukup, hehe… Keadaan di sekitar pantai ini juga agak kotor dan kurang teratur. Tapi secara umum, lumayan lah… Yang kami suka di sini adalah banyaknya rumah makan yang menyediakan menu ikan laut. Jadi makan siang hari Sabtu dan Minggu kami habiskan di pantai ini (menu: nasi rames ikan laut seharga 7000 IDR dan kelapa muda seharga 6000 IDR yang dinikmati satu berdua, jadi bayarnya juga bagi dua dong. haha..). Tapi, kalau di foto pantai ini terlihat cukup menarik bukan? Huehehe… *ditambah model-modelnya yang menarik* ;D
Dari Baron, sorenya kami beralih ke pantai Kukup yang letaknya tak begitu jauh. Kami memang berniat menikmati sunset sekaligus menginap di sana. Mas Indra dan Timur sudah berhasil terlebih dahulu menyewa kamar yang tarifnya 75.000 IDR/malam. Dari harganya, jangan terlalu berharap banyak. Haha… Yang jelas kamar itu berisikan 1 tempat tidur, 1 meja, dan 1 kamar mandi di dalam. Kami para wanita tidur di kamar itu berempat, sedangkan para pria bersikukuh tak mau menyewa kamar dan mau tidur di mobil saja. *ngiritdotcom* Katanya yang penting mereka bisa menumpang mandi.


Setelah sore-sore bermain air di pantai dan menikmati suasana tenggelamnya matahari yang begitu indah, malamnya kami melakukan kegiatan bakar-bakaran. Yang kami bakar tak lain adalah jagung yang kami beli di Superindo dan ikan kue yang kami beli di pantai Baron seharga 35.000 IDR/kg (ini dimahalin nggak ya sama yang jualan?). Untungnya di penginapan itu ada space buat dapur seadanya. Biar seru, saya dan Pupu sudah beli topi ulang tahun yang ada gambar kartunnya buat dipake pas barbecue party. Huahaha… Pelampiasan anak yang semasa kecilnya tak pernah merasakan pesta ulang tahun ;D. Jadi malam itu kita gantian ngipas2 arang sambil pake topi ulang tahun *pemandangan yang sangat ganjil untuk muda-mudi usia 20-an*. Suasana juga bertambah syahdu dengan diiringi musik dari handphone Heru, saya, dan Kiki bergantian. Kami begitu bahagia, tak tergambarkan oleh kata-kata… *menangis terharu sambil guling-guling di pasir*
Setelah acara barbecue, kami kembali ke kamar. Sesuai dengan rencana, acara malam itu akan dilanjutkan dengan bermain truth or truth (bukan truth or dare) sambil makan pop mie. Tapi tanpa diduga Mas Indra membagi pengetahuannya tentang sebuah permainan kartu yang amat luar biasa seru dan mengasah strategi serta kekuatan raut wajah yang menipu. Nama permainan itu adalah: BOHONG! Inti dari permainan ini adalah menebak apakah lawan main kita itu berbohong, dan apakah kita bisa jujur dan berbohong pada saat yang tepat. Kurang paham? Memang ribet kalau ditulis di sini. Kalau mau belajar, bisa hubungi PM saya. :p
Dari tiga putaran permainan, peserta yang kalah adalah Timur, Fitri, dan Pupu. Sedangkan saya sendiri langsung menyabet gelar juara pertama di putaran pertama, mengalahkan Mas Indra Sang Master *tepuk tangan dengan suka cita*. Permainan diselingi dengan pop mie yang lumayan menenangkan perut yang mulai minta makan (lagi). Kemudian masuklah kami ke acara puncak, yaitu permainan truth or truth di mana timbul pertanyaan-pertanyaan aneh dan mengerikan, juga jawaban yang tak kalah aneh dan tak terduga. Hikmahnya, kita jadi lebih tahu satu sama lain, khususnya tema-tema pembicaraan yang sebelumnya jarang dibahas di kantor. Huahaha… Tapi permainan ini sangat dijaga kerahasiaannya sehingga tidak bisa saya ceritakan di blog. Menjelang jam 1, Pupu mulai nguap-nguap dan permainan pun diakhiri. Eh tapi kami malah lanjut membahas urusan kantor: DREAM, open recruitment, dll. Tetep… ;p

Minggu pagi kami meninggalkan Kukup dan menuju Sadranan. Nah ini dia pantai yang asik… Diapit oleh pantai Krakal dan Sundak, pantai ini bisa dibilang cukup sepi dan nyaman. Bahkan tadi pagi hanya kami berenam yang bermain-main di sana (Heru sudah pulang duluan karena mau ke Jakarta). Pokoknya puas deh di Sadranan, serasa pantai sendiri. Mau guling-guling dari ujung ke ujung juga bisa leluasa. Sayangnya pagi ini kami sudah berniat tidak mau mandi basah-basahan lagi karena stok baju sudah habis. Jadi kami hanya duduk-duduk, tiduran, dan foto-foto. Menikmati sinar mentari, menikmati awan, menikmati langit, menikmati angin, menikmati pantai. Menghayati setiap hembusan napas kebebasan, karunia tak terkira dari-Nya. I love beach. I love you, guys. Thank you, Allah… 🙂
Ps. Bukan Bali dan Bukan Lombok, namun kebersamaan inilah yang membuat semua terasa indah.
kereen!!! gw cuma ke parangkusumo klo d jokja. dipadang pasir itu tu yg jadi tempat sutingnya teteh agnes ngga mo nika2. guling2 ngga jelas. wkwkwk
LikeLike
Tapi lo nggak guling-guling kan disana, mur? :p
LikeLike