Asia, Traveling

[AseanTrip-23] Downtown Ho Chi Minh City

Cerita sebelumnya di SINI

———————————-

[15 Oktober 2010]

Kalau sudah di Ho Chi Minh City (HCMC), atau dikenal juga dengan sebutan Saigon, ya tentu saja berjalan-jalan juga di pusat kotanya. Hari-hari sebelumnya, sesudah ikut paket tur, saya juga nyicil berjalan-jalan di sekitar hostel. Asyiknya, tempat wisata utama di kota ini banyak mengumpul di Distrik 1 yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Enaknya kemana aja selama di HCMC? Berikut rekomendasi saya.

Ben Tanh Market

Saya menyebutkan Benh Tanh Market di posisi pertama karena jaraknya yang paling dekat dengan tempat saya menginap. Sepulang tur dari My Tho, hari belum terlalu sore. Ketika sampai di hostel, saya menuju ke komputer dengan harapan bisa cek Facebook atau Twitter. Sayang kedua situs tersebut diblok di Vietnam (karena pengalaman saya waktu dinas di Can Tho juga sama). Mungkin bisa diakali dengan diubah-ubah dulu setting-nya, namun saya termasuk gaptek untuk hal semacam itu. Karena bosan, saya dan Pupu menuju pusat keramaian terdekat: Ben Thanh Market. Pasar ini ternyata punya sejarah yang cukup panjang sejak masa kolonial Prancis di Vietnam pada tahun 1800-an, sempat dihancurkan kemudian dibangun lagi hingga bertahan sampai sekarang.

Pasar ini menjadi pusat bagi para wisatawan untuk mencari oleh-oleh dari mulai T-shirt, lukisan, sampai gantungan kunci. Saya sendiri sebulan sebelumnya (saat dinas kantor) sudah berbelanja oleh-oleh cukup banyak disini, jadi kesana lagi hanya untuk melihat-lihat siapa tahu ada hal menarik lain yang terlewatkan. Harga yang ditawarkan penjual pada umumnya masih bisa ditawar, jadi tak usah segan untuk meminta harga lebih murah. Lucunya, hampir semua orang berjilbab yang masuk pasar ini disangka orang Malaysia/Melayu. Jadilah ketika saya dan Pupu lewat semua pedagang berebut bilang,

“Baju kurung, Kakak…”

“What do you want, Kakak..?”

“This one is cheap, Kakak…”

Dan variasi kalimat lainnya dengan diakhiri kata “kakak”. Haha.. Hal ini juga terjadi waktu kami di Bangkok. Btw, di pasar ini memang dijual baju kurung dan mukena. Lah ngapain ya jauh-jauh kita beli mukena, di Tanah Abang juga banyak. Terus orang Malaysia juga ngapain ya beli baju kurung di Vietnam? Hehehe…

Central Post Office

Ini bukan sembarang kantor pos. Gedung kuno bergaya Prancis yang masih terlihat cantik dan terawat ini merupakan salah satu gedung tertua di Ho Chi Minh City. Selain masih beroperasi sebagai kantor pos dan wartel, di dalamnya juga terdapat beberapa toko souvenir. Begitu masuk, kita akan disambut dengan lukisan besar wajah Ho Chi Minh, tokoh nasional Vietnam yang namanya diabadikan menjadi nama kota ini.

Central Post Office

Saya dan Pupu membeli beberapa hiasan dinding dan kartu pos di sini. Setelah dibandingkan dengan di Benh Tanh, ada beberapa item yang kami temukan lebih murah di sini. Meskipun harga pas, namun harga yang ditawarkan masih masuk akal dan sesuai dengan kualitas barang.

Saigon Notre-Dame Basilica

Notre-Dame

Lagi-lagi bangunan peninggalan Prancis. Berada di sekitar bangunan ini membuat saya membayangkan saya sedang berada di Eropa. Namun ketika melihat sekitar, motor lalu lalang, orang berparas dan berbahasa Vietnam, sadarlah bahwa saya masih di daratan Asia Tenggara.

Independence Palace

Independence Palace juga dikenal dengan sebutan Reunification Palace. Gedung ini terdiri dari banyak ruangan yang di dalamnya terdapat berbagai benda peninggalan sejak masa kolonial Prancis. Ruangannya sendiri dibuat menyerupai kondisi aslinya pada masa tersebut. Tiket masuknya tidak mahal, 15.000 VND saja (tahun 2010), kalau dirupiahkan kira-kira setengahnya lah. Saya dan Pupu waktu itu tidak masuk kesini, namun saya sempat mengunjungi Independence Palace bulan sebelumnya dengan ditemani teman Vietnam saya, Ngan. Sayangnya waktu itu hari libur, orang tumpah ruah disana termasuk banyak sekali wisatawan lokal. Sebenarnya ada petugas yang memandu menjelaskan satu per satu ruangan yang ada di dalam. Tetapi karena super ramai, saya jadi merasa kurang kondusif.

Saya bersama Ngan di depan Independence Palace

Oh ya, di seberang gedung ini terdapat taman kota yang sejuk dan nyaman untuk duduk-duduk. Yaaah… walaupun ketenangan disitu cukup kontradiktif dengan keadaan lalu lintas di sekitarnya yang khas Vietnam: orang-orang tak sabaran dan bunyi klakson membahana di seantero kota.

 ***

Selain tempat-tempat di atas, ada pula Opera House dan City Hall. Seperti kebanyakan gedung lama di HCMC, kedua bangunan ini juga bergaya Prancis. City Hall memiliki halaman yang cukup luas di seberang jalannya. Halaman tempat patung Ho Chi Minh berada tersebut sering menjadi spot berfoto bagi para wisatawan yang datang. Kalau malam hari, lampu-lampu di sekitar gedung ini konon cantik sekali. Huhu…saya lupa tidak kesana di malam harinya.

Kiri: Opera House, Kanan: City Hall

Menurut saya, berjalan kaki di sekitar distrik 1 terbilang cukup nyaman. Trotoar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga pejalan kaki tidak tergusur ulah pengendara motor yang tak bertanggung jawab.

Untuk pilihan makanan, salah satu restoran terbanyak adalah restoran pho. Pho adalah mie khas Vietnam yang menurut saya sih rasanya biasa saja. Serius, enakan makan mie ayam! Pho khas Vietnam yang kini merambah sampai ke Jakarta adalah Pho 24. Pernah mencoba?

lunch: dari atas searah jarum jam: broken rice, pho, dan es kopi susu

Selain pho, ada pula nasi khas Vietnam. Mereka menyebutnya Cơm tấm atau broken rice (eh ternyata selain broken heart ada juga ya broken rice :p). Rasanya sama saja dengan nasi biasa, hanya memang butirannya lebih kecil karena berasal dari beras yang patah-patah. Saya waktu itu makan broken rice ditemani minuman iced coffee with milk (alah, maksudnya kopi susu). Tetapi cara penyajiannya cukup unik. Bubuk kopi yang terdapat di atas penyaring diseduh dan hasil seduhannya tersaring ke dalam cangkir di bawahnya yang berisi sekitar seperempat gelas susu kental manis. Campuran tersebut diaduk dan dituangkan di atas es. Selamat menikmati… :9

*menikmati gedung-gedung tua di HCMC ini menyenangkan sekaligus sedih karena ingat Jakarta yang juga punya banyak gedung tua tapi tak terurus, bahkan sudah menghilang ditimpa gedung-gedung baru

3 thoughts on “[AseanTrip-23] Downtown Ho Chi Minh City”

  1. Mbak, perbanyak foto-foto city view dong. Jangan cuma fokus ke satu objek, tapi secara luas. Di liputan Phnom Penh juga nggak ada foto-foto kotanya hehe. Biar pembaca makin seneng ngeliatnya 😀

    Like

Leave a reply to teguhnugroho90 Cancel reply